Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rakatiwi Zahara

Masuknya Etnis Rohingya ke Indonesia

Info Terkini | 2023-12-10 20:46:03

Dosen Pengampu: Nur Fitriyana, M.Psi., Psikolog

Oleh: Rakatiwi Zahara

Nurfadhila Agustina Nafiz

Rahayu Lestari

Akhir-akhir ini sedang marak kabar masuknya pengungsi Rohingya ke Aceh di kalangan masyarakat. Pengungsi Rohingya ini sendiri awalnya merupakan penduduk minoritas yang tinggal di Myanmar dan etinis ini kebanyakan beragama islam, tepatnya mereka tinggal di sisi sebelah barat laut Myanmar, Provinsi Arakan. Daerah ini berbatasan dengan Bangladedsh, dan sekarang dikenal dengan provinsi Rakhine atau Rakhaing dan Rohingya merupakan keturunan campuran (Arab, Moor, Turki, Persia, Mogul dan Pathan. Mereka berbicara versi Chittagonian, dialek regional Bengali yang juga digunakan secara luas diseluruh bagian Tenggara Bangladesh.

Sumber terbesar masalah mereka adalah tidak diakui sebagai etnis resmi di Myanmar dan sejak 1982, mereka tidak memiliki kewarganegaraan sehingga tidak mendapatkan perlindungan dari suatu negara. Akhirnya etnis Rohingya menjadi kelompok Masyarakat tanpa negara terbesar. Sebanyak 90 % pengungsi Rohingya awalnya menetap di kamp pengungsian terbesar di dunia yaitu Cox’s Bazar, Bangladesh.

Tersebarnya para imigran Rohingya di Indonesia disebabkan karena adanya korban penindasan, diskriminasi, pemerkosaan dan konflik etnis yang terjadi di Myanmar, disebabkan Rohingya merupakan penduduk minoritas beragama islam yang akhirnya mereka terombang-ambing dan berusaha menuju negara pemberi suaka, sementara negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Thailand membatasi kedatangan imigran. Alasan imigran Rohingya ditolak di Thailand karena perdana Menteri Thailand pernah mengatakan bahwa tindakan pengungsi Rohingya memaksa masuk ke Thailand adalah bentuk tidak respect pengungsi ke tuan rumah. Sebelum itu pada tahun 2016 jumlah imigran Rohingya yang mengungsi ke Indonesia ada sekitar 897 orang. Setahun kemudian jumlah imigran meningkat menjadi 959 orang. Pada tahun 2019 jumlah imigran Rohingya sudah menurun menjadi 582 orang, seiring dengan proses transisi demokrasi Myanmar. Namun jumlah imigran meningkat lagi pada tahun 2020 menjadi 921 orang. Indonesia bukanlah menjadi negara tujuan para pengungsi untuk mendapatkan suaka politik, melainkan hanya sebagai negara transit atau persinggahan.

Sebanyak 490 imigran, Rohingya tiba secara bersamaan di Bireuen dan Pidie, Aceh namun warga Bireuen menolak kehadiran Masyarakat Rohingya untuk mengungsi. Rohingya di Bireuen di Kecamatan Gandapura kemudian berpencar kebeberapa desa. Mereka tiba di daratan sekitar pukul 02.00 WIB dan ditemukan di empat desa yakni, Lhok Mambang, Samuti Rayeuk, Samuti Krueng dan Blang Rheu. Sekitar pukul 02.30 WIB, masyarakat mengetahui keberadaan Rohingya setelah melihat orang asing berjalan secara berkelompok di desa. Warga langsung melaporkan hal itu ke kepala desa. Kepala desa dan warga setempat mengumpulkan imigran Rohingya tersebut. Masyarakat desa menolak kehadiran imigran Rohingya. Usai di tolak di Bireueun, mereka melanjutkan perjalanan laut dan tiba di desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Namun warga aceh utara juga menolak kedatangan imigran Rohingnya. Alasan penolakan ini bahwa imigran yang datang sebelumnya memiliki perilku yang kurang baik warga setempat merasa terusik dan terganggu karena mereka tidak menerapkan norma-norma Masyarakat setempat. Walaupun demikian, sebelum mereka melanjutkan perjalanan laut warga setempat membantu memberikan makanan, minuman, bahan bakar minyak, serta menyediakan boat untuk menarik kapal yang ditumpangi imigran Rohoingya Kembali ke laut. Sebanyak imigran Rohingya masih berada di lokasi. Di karenakan mereka dalam keadaan lemah dan memerlukan perawatan medis.

Pada akhir pekan lalu juga ditemukan Etnis Rohingya sebanyak 35 orang di sebuah truk setelah dilaporkan mendarat dari sebuah kapal di Kawasan Pantai di Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur. 35 imigran itu kemudian diamankan dari sebuah truk kuning yang ditutupi terpal tanpa nomor polisi. Para imigran Rohingya itu terdiri atas 18 orang laki-laki dan 17 orang Perempuan serta anak-anak. Kini mereka sudah dievakuasi ke ldi Sport Center ldi Rayeuk, Aceh Timur.

Sementara di Kabupaten Pidie, 300 lebih imigran mendarat di Kawasan Pantai Laweung. 103 diantaranya adalah anak-anak dan balita. Yang pada awalnya warga sekitar mengizinkan mereka dibawa ke tempat penampungan sementara, di Gedung Yayasan Mina Raya, Kabupaten Pidie dan kini menolak keberadaan imigran. Sejak 14 November lalu badan PBB yang menangani pengungsi (UNHCR) mencatat bahwa telah kedatangan 1.075 pengungsi Rohingya yang tiba dalam enam gelombang di Aceh. Situasi ini sudah di prediksi sejak berbulan bulan yang lalu oleh Arakan projek, dan mungkin akan lebih banyak lagi yang datang. Warga setempat hanya memberikan waktu untuk imigran Rohingya tinggal empat hari saja dari tanggal 15-19 November 2023. Kemudian, pada 19 November pengungsi Rohingya kembali tiba di tiga titik dengan jumlah sekitar 530 orang di Pidie, Bireun, dan Aceh Timur. Total hampir 900 pengungsi Rohingya yang tiba dalam sepekan terakhir di Aceh. Di Kawasan Pantai desa Kulam, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie sekitar 230 para pengungsi Rohingya di tempatkan di lahan kosong bekas kolam budidaya udang. Seorang pengungsi yang fasih berbahasa Indonesia, Imam Husen bercerita dia berada 16 hari di lautan.

Gelombang imigran Rohingya terdampar di Aceh bukan baru kali ini terjadi mereka mendarat di Aceh sebelum melanjutkan perjalanan ke negara ketiga di Australia. Australia telah menghentikan permintaan suaka. Alasannya negara mereka kekurangan fasilitas biometric dan pemeriksaan latar belakang pengungsi. Sementara warga Aceh menolak para pebgungsi Rohingya karena merepotkan Masyarakat setempat karena tidak adanya tempat penampungan. Selain itu, warga mendapat kesan buruk dari pengungsi Rohingya sebelumnya, seperti tidak menjaga kebersihan, tidak mematuhi norma-norma sosial di, dan tidak mengindahkan syariat islam serta Masyarakat Aceh.

Sebelumnya pada bulan April etnis Rohingya juga mengungsi di Aceh. Komisioner tinggi PBB untuk pengungsi atau United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) perwakilan Indonesia menyebut pengungsi etnis Rohingya di Aceh tersisa 307 orang setelah beberapa di antaranya akan di pindahkan ke Pekanbaru, Provinsi Riau. Pada selasa malam (4/4/2023) sebanyak 190 lebih pengungsi muslim Rohingya mulai di pindahkan ke Pekanbaru, Riau. Pemindahan pengungsi Rohingya ke Pekanbaru menggunakan 5 unit armada bus lintas sumatera dengan pengawalan ketat kepolisian dan imigrasi. Sebelum diberangkatkan, mereka juga menjalani pemeriksaan Kesehatan. Ratusan pengungsi dipindahkan dari beberapa tempat penampungan terdiri dari penampungan Pidie sebanyak 140 orang serta 50 orang dari tempat penampungan lhoksmawe, dan semua pengungsi dari Laweung diberangkatkan ke Pekanbaru, Riau. Pemindahan imigran Rohingya dari Lhokeumawe ke Medan, Sumatera Utara melalui jalur darat. Sedangkan dari Medan ke Pekanbaru melalui jalur udara.

Jahari, selaku Kepala Kanwil Kemenkumham sudah mengecek lokasi penampungan pengungsi Rohingya di pekanbaru. Tujuannya memantau pendataan dokumen ke imigrasian oleh Rudenim Pekanbaru terhadap 191 pengungsi Rohingya yang baru tiba “pengungsi yang baru ini ditempatkan pada wisama Indah 11 orang, rumah Tasqya sebanyak 41 orang, kost Nevada ada 61 orang, Wisma Orchid 13 orang, hotel Satria sebanyak 3 orang, wisma Fanel 29 orang dan Siak reshort 33 orang” jelas Jahari.

Pada saat ini kabar imigran Rohingyas masih terus berdatangan dan belum bisa dipastikan jumlah pengungsi Rohingya yang terus akan masuk ke Indonesia. Diharapkan untuk pemerintah agar segera dapat menangani kasus ini dengan mencari solusinya.

Sumber:

Abdi, H. (2023, November 17). Sejarah Rohingya dan Penyebab Konflik Etnis di Myanmar. Retrieved from Liputan6.com: https://www.liputan6.com/hot/read/5456342/sejarah-rohingya-dan-penyebab-konflik-etnis-di-myanmar

AFP. (2023, November 14). Sekitar 200 Pengungsi Rohingya Mendarat di Aceh. Retrieved from voaindonesia: https://www.voaindonesia.com/a/sekitar-200-pengungsi-rohingya-mendarat-di-aceh/7354173.html

detikcom, T. (2023, November 21). Mengapa Pengungsi Rohingya Ditolak Warga Aceh? Ini Penjelasannya. Retrieved from detiknews: https://news.detik.com/berita/d-7048044/mengapa-pengungsi-rohingya-ditolak-warga-aceh-ini-penjelasannya

Indonesia, C. (2023, November 20). Ratusan Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Kawasan Pesisir Aceh. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231120074322-20-1026397/ratusan-imigran-rohingya-mendarat-lagi-di-kawasan-pesisir-aceh

Sekolah, S. (2023, November 27). Aceh Bukan Satu-satunya Yang Nolak! Kenapa Pengungsi Rohingya Ditolak Dimana-mana? Retrieved from YouTube: https://www.youtube.com/watch?v=LOlHJpY-yUE

Setyadi, A. (2023, November 19). 490 Pengungsi Rohingya Kembali Tiba di Aceh, 249 Orang Ditolak Warga. Retrieved from detikcom: https://news.detik.com/berita/d-7045372/490-pengungsi-rohingya-kembali-tiba-di-aceh-249-orang-ditolak-warga

Syukur, M. (2023, April 14). Ratusan Pengungsi Rohingya di Pekanbaru Terus Bertambah, Nasibnya Masih Terluntang-lantung. Retrieved from Liputan6.com: https://www.liputan6.com/regional/read/5259259/ratusan-pengungsi-rohingya-di-pekanbaru-terus-bertambah-nasibnya-masih-terluntang-lantung?page=2

Tysara, L. (2022, Mei 26). 6 Penyebab Konflik Rohingya dan Penjelasannya. Retrieved from Liputan6.com: https://www.liputan6.com/hot/read/4971712/6-penyebab-konflik-rohingya-dan-penjelasannya

Widadio, N. A., & Samosir, H. (2023, November 22). Gelombang Pengungsi Rohingya di Aceh, para Penyelundup Mengatur Rute Perjalanan Untuk Mendarat di Indonesia. Retrieved from NEWS Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/articles/c2l2p0j40xyo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image