Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image andi wahyudi

Genetika Rakus dari Sapiens

Sejarah | 2023-12-07 09:40:06
https://www.google.com/search?client=firefox-b-e&sca_esv=588589674&sxsrf=AM9HkKmhR_8JV_OXUOKV-dtEfrOFJQSL_w:1701916253633&q=sapiens&.
https://www.google.com/search?client=firefox-b-e&sca_esv=588589674&sxsrf=AM9HkKmhR_8JV_OXUOKV-dtEfrOFJQSL_w:1701916253633&q=sapiens&.

Penulis/Nurul Lafi Dzohah

Secara etimologi kata “antropologi” berasal dari bahasa yunani “antrophos” yang berarti “manusia” dan “logis” yang berarti “ilmu”. Berawal dari dua akar kata itu dapat kita ketahui bahwasanya “antropologis” adalah kajian yang membahas tentang manusia sebagai mahluk yang berilmu.

Didalam buku antropologi pendidikan islam karya Dr.H.Aep Saepuloh,S.Ag. M.S.i dan Dr.H.A.Rusdiana,Drs.MM. terdapat pendapat dari pakar antropologi R.Bedediet berpendapat bahwa perhatian ilmu pengetahuan ini ditunjukan kepada sifat khusus badaniah dan cara tradisi serta nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dengan pergaulan hidup yang lain.

Didalam buku lain yang berjudul “Sapiens Riwayat Singkat Hidup Manusia” karya Yuval Noah Harari. Hal menarik dari buku ini bahwasanya terdapat sebuah pengetahuan baru yang dimana, kala 30.000 tahun yang lalu terdapat sebuah masa yang bisa kita sebut sebagai komunitas pemburu-pengumpul-pembangun. Uraian singkat yang dapat kita ketahui bersama adalah, tentang asal muasal kenapa manusia menjadi mahluk omnivora. Misalnya mengapa manusia menjadi mahluk yang rakus memakan makanan berkalori tinggi yang tidak banyak manffat bagi organ tubuh kita?.

Pada abad 21 ini orang-orang moderen doyan memakan makanan yang manis, berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, sebanyak 61,3% responden mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari. Kemudian 30,2% responden mengonsumsi minuman manis di kisaran 1-6 kali per minggu, dan hanya 8,5% responden yang mengonsumsinya kurang dari 3 kali per bulan.

Teka teki mengapa manusia khusus nya orang Indonesia menyukai makanan manis sebab di lihat dari gen DNA orang-orang terdahulu yang bisa kita sebut sebagai pemburu, pengumpul dan pembangun. Hal yang masuk akal dari penjelasan ini adalah dengan kita memikirkan kebiasaan orang terdahulu sebagai pemburu-pengumpul.

Di sabana dan hutan yang dihuni leluhur kita, kala itu makanan manis berkalori tinggi sangat lah jarang dan makanan secara umum tidak banyak ditemukan. Para leluhur kala itu hanya mempunyai akses makan makanan manis ketika mereka menemukan sebuah pohon yang mendapatibuah ara, hal yang paling masuk akal adalah dengan mereka melahap semua buah ara hingga tanpa sisa. Sebab jika mereka tidak melahap semuanya, sangat besar kemungkinan kawanan monyet akan melahap habis buah ara tersebut. Oleh karena itu meski kita hidup di zaman moderen, Gen rakus yang diturunkan dari leluhur kita masih sangat melekat hingga sekarang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image