Di Balik Bergesernya Kota Batik Pekalongan
Sejarah | 2023-12-06 01:00:08Kota Batik Pekalongan, pusat kebanggaan industri batik Indonesia, tengah mengalami pergeseran signifikan dalam dunia pembatikan. Meskipun pembatik tulis mengalami penurunan akibat kekurangan minat pembatik tulis, perdagangan batik grafiknya terus melonjak dari satu generasi ke generasi. Sumber sejarah mengatakan awal mula batik berasal dari Pekalongan, tetapi saat ini, kota ini dihujani oleh batik printing kain panjang yang bergambar batik tanpa menggunakan malam atau lilin.
Peningkatan penjualan batik terikat erat dengan pandangan ekonomis, di mana para pembatik melihat keuntungan lebih besar. Harga yang lebih terjangkau membuat masyarakat beralih ke batik jenis ini, karena kecenderungan mencari harga yang lebih murah. Namun, aspek seni, nilai keaslian, dan manfaat batik tulis yang lebih tinggi membuatnya tetap menjadi pilihan unggul meskipun dengan harga yang lebih mahal.
Menyikapi kekurangan minat terhadap pembatik tulis, Pekalongan berinisiatif untuk menyelamatkan warisan batiknya. Dalam beberapa tahun terakhir, kurikulum batik telah diperkenalkan mulai dari tingkat PAUD, SD/MI, SMP/MTS, hingga SMA. Kota ini bahkan membuka jurusan batik untuk menciptakan regenerasi pembatik, mencegah kepunahan seni tradisional tersebut. Langkah ini menciptakan kesempatan bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami dan mengembangkan keterampilan pembatikan sejak dini.
Ibu Ayu, seorang staf edukator di Museum Batik Pekalongan, menyatakan bahwa museum tersebut telah menjadi tempat di mana nilai-nilai tradisional praktik pembatikan ditanamkan secara konkret. Dengan memasukkan batik ke dalam kurikulum sekolah dan menciptakan ruang praktik di museum, Pekalongan berharap dapat memastikan bahwa kekayaan warisan budaya ini tidak hanya dilestarikan secara teoretis, tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.