Krisis Adab Remaja: Mencari Solusi Pendidikan yang Memadai
Eduaksi | 2023-12-05 19:15:39Kehidupan seorang remaja seringkali dipenuhi dengan cobaan, ketidakpastian, dan tantangan besar. Dalam beberapa tahun terakhir telah menyaksikan perkembangan dramatis dalam perilaku remaja, khususnya perilaku buruk dan perilaku berbahaya. Fenomena ini menarik perhatian banyak kalangan dan mendesak kita untuk mencari solusi pendidikan yang tepat untuk mengatasi krisis adab remaja. Beberapa minggu lalu viral sebuah video yang memperlihatkan anak SMP membully temannya di lapangan, mereka ramai-ramai memukul dan menendang hingga banyak memar ditubuh korban. Lalu, ada kasus seorang siswa yang melaporkan gurunya ke polisi, usai diberi hukuman karena tidak mau salat berjamaah.
Kehidupan remaja saat ini kurang cakap lebih banyak tindak, mereka lebih banyak terlibat dengan hal yang tidak pantas, seperti pembullyan, pelecehan hingga penggunaan narkoba. makin terlihat remaja saat ini, abai terhadap nilai-nilai dan norma agama, ketidakpedulian terhadap moral dan etika sosial, menimbulkan pertanyaan bagaimana solusi pendidikan yang memadai terhadap permasalahan ini.
Terdapat beberapa faktor yang dapat kita telaah terhadap fenomena krisis adab pada remaja, diantaranya karena faktor pendorong gengsi, tekanan teman sebaya, kurangnya pengawasan orang tua yang ketat, serta pendidikan yang kurang mampu dalam mengakomodasi terhadap moral dan emosi siswa-siswi. Pada faktor ini menjadi sebab adanya moral krisis atau krisis adab pada perlakuan remaja saat ini. Lalu ditambah lagi fenomena pandemi Covid-19 yang menjadi sebab remaja fokus terhadap dunia layarnya, dengan melakukan pembelajaran jarak jauh, jelas tidak dapat mengontrol bagaimana perkembangan emosi pada seorang remaja.
Penguatan pendidikan moral: salah satunya adalah hal penting dalam mengurangi fenomena krisis adab, dengan menanamkan nilai-nilai dan norma dalam pembelajaran dan ekstrakurikuler. Membentuk sikap diri yang baik pada seorang remaja ditiap sesi pembelajaran kelas.
Konseling dan dukungan emosional: penyediaan rumah konseling di tiap sekolah cukup efektif dalam pengelolaan tumbuh kembang emosi remaja. Dengan adanya rumah konseling, membantu remaja dalam mengatasi tekanan dan masalah emosionalnya.
Keterlibatan orang tua: orang tua adalah madrasah pertama bagi semua anak, jadi tentu orang tua berperan besar dalam tumbuh kembang emosional anak. Dengan peran besar besar yang diberikan orang tua untuk anaknya, dengan memberi kasih sayang, pengendalian emosi, tutur kata baik, suasana hati orang tua yang baik. Maka, tersalurkan juga kepada seorang anak hal-hal yang baik.
Krisis adab remaja bukanlah masalah yang bias diatasi dalam semalam, tetapi dengan pendekatan holistic yang melibatkan diri sendiri, orang tua, sekolah, serta masyarakat. Tentunya bagaimana diri sendiri dapat berpegang penuh mengontrol hal-hal yang positif dan negativ dalam dirinya, dengan itu kita dapat berharap untuk melihat perbubahan positif dalam perilaku remaja. Kita harus menjadikan pendidikan moral sebagai pegangan yan kuat dan memprioritaskan kesejahteraan emosional remaja, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang bermoral dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.