Kasus Bunuh Diri Usia Muda Meningkat, Hidup Tanpa Visi?
Agama | 2023-12-04 08:51:16Speechless ketika membaca berita tentang bunuh diri dengan pelaku masih muda. Perempuan muda di Padang bunuh diri di kamar hotel karena gagal menikah, mahasiswa FKH Unair ditemukan meninggal di dalam mobil diduga bunuh diri karena merasa masa depan bukan miliknya, jasad seorang wanita muda asal Kandangan Kabupaten Kediri ditemukan mengambang di Sungai Brantas diduga bunuh diri karena hubungan tak direstui, seorang siswi SMK di Blitar bunuh diri menabrakkan diri ke kereta yang sedang melintas.
Diduga marah karena HP disita, seorang siswa SD di Pekalongan bunuh diri. Berita lengkap silakan searching sendiri. Miris banget, padahal ini yang terendus media, entah berapa banyak lagi kasus bunuh diri dengan pelaku masih anak, remaja atau menjelang dewasa. Dan motifnya pun sangat membuat kita terutama orang tua mengelus dada.
Komentar netizen saat ada berita bunuh diri memang beragam, salah satunya komentar ringan namun jika dipikir tak salah juga adalah “Sego pecel sih enak kok ya putus asa nglakoni urip” . memang benar pelarian termudah saat ada masalah salah satunya adalah dengan makan makanan favorit.
Kembali pada masalah bunuh diri dengan pelaku usia muda, pesan saya sebagai orang yang telah melampaui masa muda, jangan pernah terbersit sedikit pun untuk bunuh diri, lihatlah orang tua apalagi para lansia, mereka masih bertahan hidup hingga usia lanjut. Hidup mereka lebih lama otomatis masalah dalam kehidupan yang dihadapi juga lebih banyak pula.
Belajarlah dari mereka. Sederhana saja dalam berpikir, manusia hidup pasti punya masalah, cukup hadapi dengan bijak atau biarkan dan ikhlaskan. Belajar berpikir alternatif, belajar mengambil hikmah dari peristiwa yang menimpa, belajar menyelesaikan masalah dengan pikiran jernih, pikiran jauh ke depan, jauh hingga ke akhirat.
Gagal menikah, yakinlah tentang jodoh adalah ketentuan Allah yang pasti, jangan ragu dengan Allah yang maha segalanya. Tidak berjodoh meski sudah mengeluarkan banyak biaya hingga sudah prewedding bukanlah masalah besar, yakinlah Allah sudah menyiapkan jodoh yang lebih baik. Allah Maha Kaya, Allah pasti akan memberikan ganti rezeki yang lebih banyak yang lebih baik lagi.
Merasa masa depan suram, tinggal mengubah arah mata memandang, carilah secercah cahaya agar kesuraman itu menjadi terang. Jangan berpikiran sempit, gagal meraih impian itu bukan akhir kehidupan.
Merasa menghadapi masalah yang besar, berbagilah. Curhatlah. Jangan menyimpan lara sendiri. Memang benar, curhat belum tentu menyelesaikan masalah, namun setidaknya ada yang memberikan masukan untuk bahan pertimbangan, optimis, iringi dengan keyakinan sebesar apapun masalah kita, ada Allah Yang Maha Besar.
Lagi-lagi memang ada yang menganggap menjalani hidup dengan mudah sebatas teori, bahkan mencari pembenaran dan berdalih tidak merasakan sendiri masalah yang sedang dia hadapi. Sudahlah, itu tak berlaku saat usia semakin menua, saat pengalaman hidup semakin bertambah, kesadaran bahwa hidup kadang penuh masalah itu sudah menjadi bagian lika-liku kehidupan.
Siapa saja yang paham dan mempunyai visi hidup yang jelas, tidak akan pernah terbersit untuk mengakhiri hidup sendiri. Visi hidup manusia bukan sekadar berpikir tentang menjalani hidup di dunia, namun sangat jauh ke depan, hidup di dunia untuk mencari bekal di kehidupan yang kekal di akhirat, kehidupan hakiki yang abadi tanpa akhir.
Keyakinan bahwa Allah menciptakan makhluk hanya untuk beribadah, keyakinan bahwa semua perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat selayaknya menghiasi hari-hari kita. Maka memastikan bahwa perbuatan kita akan mengantarkan kebahagiaan di akhirat adalah sebuah keharusan, amal harus disertai ilmu.
Namun sayang, di saat sekarang perkara akhirat seringkali diabaikan, kehidupan kapitalistik yang sekular menjauhkan manusia dari suasana keimanan, yang ada ada kebebasan mengejar kebahagian dunia semata. Keinginan untuk senantiasa terikat pada hukum syariat yang telah digariskan Allah dan Rasulullah seringkali diidentikan dengan sikap radikal dan intoleran, bahkan moderasi beragama yang jelas program Barat dalam rangka menjauhkan umat dari keterikatan terhadap hukum syara malah diaruskan.
Jika sistem kehidupan yang sekular seperti saat ini tidak diakhiri, niscaya kerapuhan jiwa akan semakin menjalar. Maka satu-satunya solusi adalah menerapkan sistem kehidupan yang sesuai fitrah manusia, sistem yang diberikan Allah SWT sebagai Sang Pencipta sekaligus Pengatur kehidupan manusia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.