Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hanifah Azzahra

Konflik Gaza-Israel: Masa Depan Pendidikan bagi Generasi Muda Palestina

Eduaksi | Saturday, 02 Dec 2023, 12:47 WIB
Warga Palestina memeriksa reruntuhan bangunan yang terkena serangan udara Israel, di Kota Gaza, pada Selasa, 10 Oktober 2023. Foto: Fatima Shbair/AP Photo (Al Jazeera News).

Seperti yang kita ketahui, konflik di Palestina telah menjadi tantangan yang sangat kompleks dan menjadi sorotan global akhir-akhir ini. Dalam berita terbaru, situasi konflik masih sangat membahayakan dengan penjajahan dan perebutan wilayah yang menjadi aspek kunci dari konflik ini. Serangan tentara Israel terhadap Palestina khususnya daerah Gaza menghancurkan sekitar 54 tempat ibadah, 80 kantor pemerintahan, dan 203 sekolah.

Kehancuran fasilitas pendidikan bukan hanya membuat Gaza tidak dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, tetapi juga hilangnya para siswa dan tenaga pengajar yang gugur akibat dari serangan pasukan zionis Israel. Pengeboman yang terjadi di Gaza telah memakan korban jiwa yang begitu banyak dan terkhususnya adalah anak-anak. Menurut laman dari Al Jazeera 28 November 2023, Kementrian Kesehatan di Gaza memperkirakan jumlah korban tewas di pihak Palestina sudah mendekati angka 15.000 orang, termasuk lebih dari 6.000 ialah dari kalangan anak-anak sejak dimulainya peperangan pada tanggal 7 Oktober 2023.

Konflik di Palestina telah menyebabkan banyak hambatan dalam pendidikan dan juga kehidupan sehari-hari masyarakat Palestina. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi :

1. Ketidakpastian Keamanan

Palestina seringkali menjadi titik ketegangan politik dan konflik bersenjata. Hal ini menimbulkan ketidakpastian keamanan yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran. Sekolah dan universitas sering kali menjadi target, menyebabkan rusaknya infrastruktur pendidikan.

2. Keterbatasan Sumber Daya

Terbatasnya sumber daya finansial maupun fisik tersebut lah yang dapat menjadi hambatan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah di beberapa daerah mungkin tidak memiliki fasilitas yang memadai, seperti buku pelajaran, atau peralatan yang diperlukan.

3. Kurangnya Akses

Sejumlah wilayah di Palestina menghadapi kendala akses terhadap pendidikan. Pembatasan pergerakan dan pemeriksaan keamanan membuat para siswa dan tenaga pendidik sulit untuk masuk ke sekolah atau universitas dengan aman.

"Pengepungan terhadap Gaza dan susahnya akses untuk keluar wilayah tersebut mempersulit siswa ataupun guru untuk bepergian ke luar negeri. Baik untuk urusan menyelesaikan pendidikan atau mengikuti prog ram pendidikan dan pelatihan," ujar Asma N Abu Samra, perempuan Palestina yang sedang mengejar gelar S3 Manajemen Pendidikan di UNY (27/2/23).

4. Pengaruh Kurikulum Pendidikan

Kurikulum pendidikan juga terpengaruh oleh konflik ini, dengan seringkali materi yang mencerminkan pandangan politik yang kontroversial. Hal ini dapat menghambat pengembangan pola pikir kritis dan pemahaman yang seimbang.

Keadaan seperti inilah yang memunculkan pernyataan keprihatinan terhadap tahun ajaran pendidikan baru 2023/2024 bagi anak-anak di Gaza. Al Jazeera, 27 Oktober 2023 melansir, bahwa di gaza memang sudah tidak ada kegiatan belajar-mengajar terutama di sekolah akibat banyaknya gedung sekolah yang hancur. Akan tetapi masih ada sejumlah gedung sekolah yang masih kokoh berdiri dan tidak terkena serangan militer Israel, namun fungsinya saat ini menjadi tempat pengungsian atau penampungan warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan tidak memiliki tempat untuk berlindung.

Pihak UNESCO menghimbau penghentian segera serangan Israel terhadap bangunan sekolah. Karena menargetkan lembaga pendidikan untuk tujuan militer merupakan pelanggaran terhadap hukum Internasional. Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat Israel dan AS telah mencapai kesepakatan untuk menunda serangan terus-menerus ke Gaza sampai Amerika Serikat dapat membangun pertahanan rudal untuk melindungi pasukannya di sana.

Meskipun ada tantangan yang signifikan, ada harapan untuk pendidikan di Palestina. Berikut merupakan beberapa langkah yang dapat diambil untuk memulihkan pendidikan di Palestina, langkah-langkah tersebut yakni meliputi :

1. Investasi dalam Pendidikan

Upaya untuk meningkatkan pendidikan di Palestina memerlukan investasi yang kuat. Ini mencakup penyediaan dana yang memadai untuk memperbarui infrastruktur sekolah, menyediakan pelatihan kepada guru, dan memberikan materi Pelajaran yang baru.

2. Pendidikan sebagai Sarana Perdamaian

Pendidikan dapat dijadikan sarana untuk menunjukkan pemahaman saling menghormati dan perdamaian. Kurikulum yang menggabungkan nilai-nilai toleransi dan kerjasama dapat membantu mengurangi ketegangan antar kelompok

3. Pemberdayaan Perempuan melalui Pendidikan

Pendidikan perempuan memiliki potensi untuk mengubah dinamika masyarakat. Mendorong partisipasi perempuan dalam pendidikan lebih lanjut dapat membuka pintu untuk pemimpin masa depan dan memperkuat struktur sosial.

4. Kolaborasi Internasional

Kerjasama internasional dan dukungan dari komunitas global dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan Palestina. Program pertukaran pelajar, bantuan teknis, dan investasi luar dapat memberikan dorongan positif. Dalam menghadapi tantangan yang kompleks ini, penting bagi semua pihak untuk bersatu dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang stabil, inklusif, dan memberdayakan generasi Palestina untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Dokumen Pribadi "Suasana kelas yang aman menjadi impian bagi para pelajar di Palestina"

Salah satu upaya Indonesia dalam kolaborasi pendidikan ini yakni dengan memberikan bantuan pendidikan untuk Palestina dengan cara membawa 22 mahasiswa Palestina untuk menempuh pendidikan teknik hingga kedokteran di Universitas Pertahanan (UNHAN) RI dengan beasiswa penuh dari Kementerian Pertahanan (KEMENHAN). Pada tanggal 8 November 2023 pukul 09:15 WIB Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah mengungkapkan bahwa beliau telah menerima tanggung jawab pendidikan dan pembinaan dari Dubes Palestina.

Bantuan negara dan masyarakat Indonesia kepada bangsa Palestina bukan hanya diberikan dalam berbagai bentuk materi, bahan kebutuhan sehari-hari, obat-obatan, dan sebagainya. Tetapi, sebagaimana bantuan yang diberikan oleh UNHAN dan KEMENHAN adalah bantuan yang tidak kalah pentingnya, karena bantuan ini dalam bentuk pendidikan yang sangat diperlukan oleh anak-anak muda Palestina. Dengan bantuan berupa pendidikan tersebut, diupayakan para mahasiswa Palestina dapat belajar menjadi generasi yang kuat dan berpendidikan demi membangkitkan kembali negara Palestina.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image