Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mutifatul Hamdiyah

Antara Aku dan Ego

Gaya Hidup | Saturday, 02 Dec 2023, 10:08 WIB
Sumber: Dokumen Pribadi

Dalam diri setiap manusia, ada dua hal yang saling bertentangan, yaitu Aku dan Ego.

Aku adalah seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Aku masih banyak belajar banyak hal, termasuk tentang diriku sendiri.

Aku adalah esensi diri yang sejati, sedangkan Ego adalah konstruksi diri yang dibentuk oleh lingkungan dan pengalaman hidup yang pernah dilewati.

Aku adalah bagian dari diri yang murni dari Tuhan, yang tidak dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, keinginan atau orang lain. Di sisi lain ego adalah konstruksi diri yang dibentuk oleh pikiran, perasaan, dan keinginan manusia. Ego terbentuk dari bagaimana kita melihat diri kita sendiri, baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial.

Aku tahu bahwa Ego adalah bagian dari diriku, dan aku tidak bisa menghilangkannya. sering kali aku dan Egoku saling bertentangan. Egoku selalu ingin diakui dan dihargai, sedangkan Aku tidak peduli dengan hal-hal yang membutuhkan validasi dari orang lain. Egoku selalu ingin menang dan selalu benar, sedangkan Aku tidak takut untuk mengakui kesalahan, meminta maaf dan belajar untuk tidak mengulanginya lagi.

Sebagai seorang remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan menjadi dewasa. Pertentangan antara Aku dan Egoku menjadi salah satu sumber masalah dalam kehidupan ku.

Dimana jika Egoku terlalu dominan, maka aku akan menjadi orang yang egois, sombong, dan tidak mau menerima kritik. Tapi sebaliknya, jika Aku terlalu dominan, itu akan menjadikan aku orang yang tidak percaya diri, mudah menyerah, dan tidak berani mengambil risiko.

aku terus berusaha untuk mengatasi pertentangan antara Aku dan Ego ini, aku berusaha belajar untuk menyeimbangkan keduanya. Agar aku bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana.

Layaknya seorang remaja Aku perlu banyak belajar untuk menerima Egoku sebagai bagian dari diri ku sendiri, tetapi akupun sadar bahwa bahwa Ego bukanlah esensi dari diri kita yang sejati.

Aku tidak peduli dengan perkataan orang lain, aku hanya ingin mendengarkan suara Aku, yang akan membimbing ku menjadi versi terbaikku.

Mungkin menjadi Aku terkesan sangat angkuh tapi aku tidak membenci diriku sendiri.

Aku ingin membagikan beberapa tips untuk menyeimbangkan antara Aku dan Ego:

1. Belajar untuk menerima diri sendiri.

Bagaimanapun diri kita, kita harus belajar untuk menerimanya. Kita tidak butuh validasi dari orang lain.

2. Belajar untuk mendengarkan intuisi.

Intuisi adalah suara hati yang berbicara kepada kita. Kita perlu belajar untuk mendengarkan intuisi dan mengikutinya.

3. Belajar untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain. Kemarahan dan kebencian akan memperburuk pertentangan antara Aku dan Ego. Kita perlu belajar untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain agar dapat melepaskan emosi negatif yang berasal dari pertentangan ini.

4. Berlatih meditasi atau olahraga.

Meditasi dan olahraga dapat membantu kita untuk menenangkan pikiran dan melatih kesadaran diri.

Pertentangan antara Aku dan Ego tidak akan ada hentinya tanpa aksi nyata dalam memahami esensi diri.

kita dapat menjadi orang yang lebih bahagia dan damai. Kita dapat hidup dengan lebih jujur dan otentik, serta lebih mampu untuk menerima diri kita apa adanya saat aku dan Egoku bisa berdamai.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image