Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yordan Syahputra

Cemburu dalam Hubungan HTS, Wajarkah?

Gaya Hidup | 2023-12-01 15:50:41

HTS alias hubungan tanpa status adalah situasi dimana pasangan individu saling menyukai tanpa adanya status yang jelas, namun keduanya atau salah satunya memilih untuk tidak berpacaran. Terdapat risiko dalam hubungan HTS diantaranya adalah: 1. Tidak berhak cemburu karena tidak memiliki hubungan 2. Tidak dapat menuntut disaat butuh 3. Rentan untuk ditinggalkan. Mengapa kebanyakan orang lebih memilih HTS atau hubungan tanpa status? Mungkin karena terdapat beberapa alasan yang membuat sang individu lebih memilih HTS daripada berpacaran.

Berikut mengapa lebih memilih HTS daripada berpacaran atau berkomitmen dari sisi laki laki menurut (Fitri, 2019).

1. Memilih berkawan dengan lawan jenis tanpa terikat status

Laki laki lebih memilih kebebasan, mereka tidak suka diatur dan ditentang dalam pergaulan, mereka hanya perlu perempuan yang dapat menghargainya dan sebagai pemenuh kebutuhan afeksi.

2. Masih punya kebatasan diri

Beberapa laki yang matang lebih memilih untuk memfokuskan diri sendiri, mereka tidak berpacaran bukan karena tidak benar-benar menyukaimu melainkan mereka sadar bahwa mereka belum cukup pantas dan sadar diri bahwa mereka akan mendapatkanmu pada waktu yang lebih tepat.

3. Stigma pacaran hanya berujung putus

Laki laki yang telah menjalani hubungan sebelumnya akan berpikir bahwa untuk apa berpacaran jika pada akhirnya akan berujung putus. Jadi seorang laki laki mengeliminasi kesempatan untuk berujung sakit hati.

4. Hubungan jadi lebih seru

Tidak perlu melakukan hal serius seperti bertemu keluarganya Dll, mereka hanya akan melakukan hal seru yang remeh seperti nonton film dan bermain.

5. Insting bersaing kepada wanita idamannya

Lelaki tidak membatasi ruang lingkup perempuannya karena mungkin Wanita memiliki lebih dari satu pria yang menyukainya, yang membuat pria lebih termotivasi untuk menonjolkan diri

6. Lebih mudah mengendalikan cemburu

Untuk kedua belah pihak tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada konflik jika melihatnya dengan yang lain. Jadi karena tidak terikat hubungan sang kedua belah pihak tidak memiliki hak untuk cemburu

Dalam hubungan ini apakah kedua belah pihak ini berhak cemburu? Tentu saja tidak tapi tentu kedua belah pihak dapat cemburu, karena cemburu dapat terjadi dalam hubungan pertemanan maupun percintaan (Yulianto, 2009). Cemburu ini lebih kompleks dari kelihatannya, karena beberapa hewan juga dapat merasakan cemburu contohnya pada Anjing, disaat Anjing melihat Anjing palsu diberi makan Anjing itu menunjukan sifat agresif (Cook et al., 2018). Cemburu ini tidak mengenal mahluk karena dapat dirasakan baik hewan maupun manusia.

Studi empiris pada kecemburuan dan kepribadian telah menghubungkan karakteristik pribadi seperti insecurity dan self-esteem yang rendah, mereka melaporkan bahwa yang memiliki karakteristik seperti insecurity dan self-esteem yang rendah ditemukan terdapat level cemburu yang lebih tinggi daripada orang biasa pada umumnya (P. H. Barelds & Dijkstra, 2021). Cemburu dapat berbeda-beda pada setiap individu, pada seseorang mungkin dapat terjadi dalam hitungan detik dan bagi orang lain dapat terjadi dalam beberapa hari (Yulianto, 2010). Dapat dikatakan bahwa cemburu ini dapat berbeda beda tergantung pribadi dan karakteristik sang individu.

dalam situasi ini, pasangan saling menyukai tanpa status yang jelas, namun memilih untuk tidak berpacaran atau berkomitmen. HTS ini memiliki risiko seperti ketidakberhakannya untuk cemburu, sulit menuntut saat dibutuhkan, dan rentan untuk ditinggalkan. Banyak orang memilih HTS karena keinginannya akan kebebasan, memfokuskan diri sendiri, menghindari stigma putus cinta, menjadikan hubungan agar seru, insting untuk bersaing, dan agar lebih mudah mengendalikan cemburu.

Cemburu dalam hubungan HTS mungkin tidak sepenuhnya berhak, tetapi dapat muncul karena kompleksitas emosi. Faktor seperti ketidakamanan dan rendahnya harga diri dapat meningkatkan tingkat cemburu. Cemburu sendiri dapat bervariasi antar individu dan tergantung pada karakteristik pribadi. Studi empiris menunjukkan korelasi antara cemburu, kepribadian, insecurity, dan self-esteem rendah pada individu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image