Kurangnya Sarana dan Prasarana Menyebabkan Rendahnya Prestasi Siswa
Sekolah | 2023-12-01 13:42:21Pendidikan merupakan landasan pertumbuhan bagi suatu negara. Pendidikan di Indonesia masih relatif kurang terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana. Hal ini menunjukkan fakta bahwa kondisi infrastruktur pendidikan di berbagai wilayah Indonesia masih banyak yang rusak, terlebih lagi daerah-daerah terpencil. Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sekolah, tidak dapat dimungkiri bahwa sarana dan prasarana yang tidak layak merupakan faktor penyebab rendahnya prestasi siswa.
Seperti yang kita ketahui bahwa sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan. Khususnya proses belajar mengajar seperti bangunan, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Barnawi berpendapat bahwa prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Seperti halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju ke sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.
Masalah kekurangan pendidikan akan muncul sebagai akibat dari terbatasnya fasilitas sekolah dan pembelajaran yang kurang layak. Kekurangan dalam pengelolaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan termasuk kurangnya infrastruktur yang dibutuhkan siswa untuk belajar. Sarana dan prasarana yang tidak layak berpotensi menghambat proses belajar mengajar dan menyebabkan kurangnya motivasi siswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana kurangnya sarana dan prasarana yang dapat berdampak langsung pada prestasi siswa dan kualitas pendidikan pada masa depan.
Kenyataannya di daerah terpencil sangat minim sarana dan prasarana pendidikan, termasuk sumber daya manusia yang mengakibatkan perkembangan pendidikan. Dalam kondisi ini pendidikan akan kekurangan kesenjangan kualitas. Untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang tersusun dengan baik dan efisien, setiap lembaga pendidikan harus mempunyai alat pembelajaran, buku, dan materi pembelajaran. Sarana dan prasarana tersebut akan berfungsi sebaik mungkin jika fasilitas yang disebutkan di atas lengkap dan dilaksanakan dengan baik.
Berikut faktor-faktor kurangnya sarana dan prasarana yang menyebabkan rendahnya prestasi siswa:
1. Sumber daya pembelajaran yang tidak memadai
Salah satu akibat dari sarana dan prasarana yang tidak memadai di sekolah adalah kelangkaan sumber daya, alat, dan media pembelajaran. Keadaan tersebut dapat mengganggu pembelajaran siswa dan berakibat pada tujuan awal dari proses pembelajaran.
2. Prasarana yang kurang mencukupi
Pada umumnya masalah utama di setiap sekolah terdapat pada bangunan yang tidak mencukupi atau rusak. Kondisi ini dapat menyebabkan lingkungan belajar yang kurang nyaman. Dan dapat mengurangi semangat serta fokus siswa di dalam kelas.
3. Ketersediaan terbatas
Kurangnya akses ke sekolah dan transportasi di daerah terpencil dapat menghambat siswa untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Akibatnya siswa menjadi tidak mau melanjutkan pendidikan yang lebih lanjut.
4. Pengaruh terhadap prestasi akademik
Sarana dan prasarana pendidikan yang tidak memadai dapat secara langsung memengaruhi rendahnya prestasi siswa. Dari hasil data penelitian yang menyatakan dampak positif dari infrastruktur yang layak dapat memberikan peningkatan keberhasilan prestasi pada siswa.
Oleh sebab itu, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan sangatlah penting. Untuk membantu terjalinnya tujuan pembelajaran yang baik perlu adanya upaya perbaikan. Caranya dengan melakukan manajemen yang baik, perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, dan pengelolaan. Meskipun demikian, meningkatkan sarana dan prasarana sekolah harus memfasilitasi pembelajaran yang lebih baik agar bisa meningkatkan keberhasilan prestasi kepada siswa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.