Apa Saja Penyebab Anak Putus Sekolah?
Pendidikan dan Literasi | 2023-11-30 17:15:11APA SAJA PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH?
Seperti yang kita ketahui, Pendidikan sangat penting bagi semua orang yang bertujuan untuk mencerdaskan, mengembangkan potensi pada diri, serta memiliki kepribadian yang baik.
Namun, tidak semua masyarakat mendapatkan pendidikan yang baik, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk putus sekolah yang dapat menghambat kemajuan perkembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, Faktor penyebab siswa yang putus sekolah diantaranya :
1. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi seringkali menjadi penyebab terjadinya putus sekolah pada anak-anak. Hal ini karena adanya kesulitan finansial yang dihadapi orang tua, di mana mereka mungkin kurang mampu menyediakan biaya pendidikan bagi anak-anak mereka. Karena hal tersebut, seringkali memaksa siswa untuk mengambil keputusan sulit, seperti berhenti sekolah untuk mencari pekerjaan yang dapat memberikan kontribusi keuangan kepada keluarga mereka.
2.Faktor Orangtua
Faktor orang tua dapat memiliki dampak besar terhadap keputusan anak untuk putus sekolah. Salah satunya adalah latar belakang pendidikan orang tua yang mungkin rendah, yang dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap pentingnya pendidikan formal. Selain itu, tidak ada nya sosok orangtua yang seharusnya dapat menciptakan lingkungan yang stabil bagi anak-anak.
Ketika anak merasa tidak diperhatikan atau bahkan diabaikan oleh orang tua, mereka mungkin merasa bebas untuk mengambil keputusan sendiri tanpa pertimbangan pendapat orang tua. Ini dapat menyebabkan perilaku tidak sehat, termasuk keputusan untuk berhenti sekolah.
3.Faktor Internal Siswa.
Faktor internal siswa memiliki dampak besar terhadap keberlanjutan pendidikannya. Salah satu aspek utama adalah kurangnya minat dan motivasi terhadap sekolah. Siswa mungkin kehilangan motivasi karena terpaksa merelakan keinginan mereka untuk bersekolah di institusi yang diinginkan. Gagal dalam tes masuk juga dapat menjadi pukulan besar, mendorong siswa untuk memilih sekolah yang mereka anggap tidak nyaman atau tidak sesuai.
Keterpaksaan yang terus menerus membuat siswa merasa tidak cocok dan tidak nyaman di lingkungan pendidikan, menciptakan lingkaran setan di mana keengganan untuk kembali bersekolah dapat berujung pada keputusan untuk putus sekolah.
4.Faktor lingkungan
Lingkungan teman sebaya, dapat menjadi pemicu penting dalam keputusan siswa untuk putus sekolah. Interaksi dengan teman sebaya yang saling mempengaruhi bisa mendorong siswa terlibat dalam aktivitas seperti pacaran, bahkan hingga menikah di bawah umur, yang dapat menyebabkan terhentinya pendidikan mereka. Selain itu, pengaruh teman sebaya juga dapat memicu perilaku yang melanggar norma hukum dan nilai-nilai masyarakat, seperti konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan, dan praktik perjudian.
Dampak positif bagi sekolah dalam konteks siswa yang putus sekolah adalah terciptanya proses kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. Namun, dampak negatifnya melibatkan potensi pengurangan Dana BOS yang diterima sekolah, sementara bagi siswa yang putus sekolah, mereka mungkin menghadapi tantangan berat, seperti perlu bekerja keras untuk menghasilkan uang atau bahkan menghadapi pengangguran. Terlebih lagi, ada risiko munculnya perilaku kenakalan remaja, seperti konsumsi alkohol dan obat-obatan, sebagai dampak negatif dari putus sekolah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.