Peran Artificial Inteligence dalam Proses Pembelajaran di Era Digital
Teknologi | 2023-11-30 12:01:12Di Era Digital ini, sudah tidak asing dengan adanya Artificial Intelligence yang macam-macam namanya mulai dari Chat GPT, Bing, Bard, Perplexity. Kecerdasan buatan atau yang sering kita sebut Artificial Intelligence ini merupakan salah satu cabang di ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan mesin atau suatu sistem yang dapat meniru dan bahkan ingin melebihi kemampuan manusia di berbagai hal, seperti berpikir, belajar, berkomunikasi dan berinovasi. AI pada saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat beriringan dengan perkembangan teknologi yang ada di era digital ini, yang dituju oleh integrasi antara dunia digital dan pendidikan.
Proses Pembelajaran di Era Digital
Salah satu yang memanfaatkan kemajuan pesat dalam teknologi di bidang AI adalah dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. AI sangat membantu dan mendukung dalam proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19, karena terpaksa tidak boleh diadakannya pertemuan antar individu, maka proses pembelajaran pun harus diberlakukan secara online. Pembelajaran secara online ini ternyata lebih menarik, fleksibel, efektif dan efisien. Misalnya, AI dapat membantu guru dan dosen dalam perencaan untuk pembelajaran kedepannya, mengelola kelas, mengevaluasi hasil belajar. AI juga dapat membantu siswa dan mahasiswa untuk mencari referensi pembelajaran, dan mengembangkan keterampilan, seperti kreativitas, kritis, komunikatif dan leadership.
Selain itu, AI juga dapat memperbaiki kualitas dalam belajar dan mengajar dengan menyesuaikan materi, kecepatan, ketepatan, dan kesulitan pembelajaran mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan tiap peserta didik dan pendidik. Dengan AI, setiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan gaya, minat, bakat, dan tujuan belajar mereka. AI dapat memberikan pengalaman yang personal, adaptif dan imersif. Contohnya, AI dapat memberikan materi yang relevan, menarik perhatian, dan variatif seperti gambar, teks, video, audio bahkan animasi. AI juga dapat memberikan tantangan yang sesuai tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, agar siswa maupun mahasiswa tetap termotivasi dan terdorong serta tidak bosan. Dan juga AI dapat memberikan umpan balik, agar peserta didik dapat memperbaiki kesalahan dan meningkatkan pemahaman.
Namun, AI juga menemui beberapa tantangan dan peluang dalam penerapannya di dunia pendidikan. Misalnya, kita harus menjaga privasi dan keamanan data siswa, mahasiswa, guru, dan dosen pada saat kita menggunakan AI. Bagaimana menerapkan standar dan kriteria kualitas AI yang sesuai dengan kurikulum dan kompetensi nasional. Bagaimana menyediakan akses infrastruktur dan konektivitas internet yang merata dan terjangkau bagi semua pihak yang terlibat dalam sistem pembelajaran. Bagaimana meningkatkan kapasitas berfikir dan kesiapan guru, dosen siswa dan mahasiswa dalam menggunakan AI sebagai sumber pembelajaran. Bagaimana mendorong kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mengembangkan dan mengimplementasikan AI sebagai sumber pembelajaran.
Kecerdasan buatan (AI) merupakan sebuah teknologi yang dapat membantu proses belajar mengajar di bidang pendidikan. Karena AI dapat memberikan kemudahan, efisiensi, dan kualitas yang lebih baik dalam mengelola menyajikan materi, mengevaluasi hasil, dan memberikan umpan balik. Namun, penggunaan AI juga harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab, sesuai dengan etika dan norma yang berlaku. AI tidak dapat menggantikan peran guru, melainkan hanya sebagai alat bantu yang dapat meningkatkan kinerja dan kreativitas guru. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan AI dalam dunia pendidikan dengan baik dan benar, agar kita dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Dampak Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan
Dampak Positif
· AI dapat mendukung kualitas pembelajaran jarak jauh sehingga dapat jauh lebih interaktif, fleksibel, efektif, terutama di masa pandemic Covid-19.
· AI juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyesuaikan materi, kecepatan, dan kesulitan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa maupun mahasiswa.
· AI dapat mempermudah guru dan dosen dengan membantu dalam menyusun materi, mengelola kelas, memberikan umpan balik, dan mengevaluasi hasil belajar.
· AI dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam mengakses sumber pembelajaran, berkolaborasi dengan teman sebaya, dan mengembangkan keterampila di era digital.
Dampak negatif
· AI dapat menimbulkan ketergantungan terhadap teknologi AI oleh guru, dosen, siswa dan mahasiswa, yang dapat mengurangi kemampuan dalam belajar mereka.
· AI dapat memiliki potensi untuk mengendalikan kebijakan pendidikan nasional dan meningkatkan plagiarisme terhadap karya ilmiah serta melemahkan potensi peserta didik dan tenaga pengajar.
· AI dapat menimbulkan masalah etika, regulasi, infrastruktur, sumber daya manusia, dan inovasi yang perlu diatasi dalam penerapan AI di dunia pendidikan.
· AI dapat menjadi masalah ketika dijadikan sumber utama tanpa melakukan pengecekan ulang akan menimbulkan malas dalam belajar.
Dengan begitu, AI memiliki peran yang amat penting dalam proses pembelajaran di era digital. AI dapat membantu menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta menyenangkan bagi semua pihak. AI juga dapat membantu menciptakan generasi yang lebih cerdas, kreatif, inovatif, dan kompetitif di masa depan. Namun, AI juga membutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. AI bukanlah pengganti manusia, melainkan AI bisa membantu manusia dalam proses pembelajaran. AI bukanlah tujuan, melainkan alat bagi manusia dan bukanlah ancaman, melainkan sebuah peluang bagi manusia dalam proses pembelajaran di era digital ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.