Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Nurfikri Mulyani

Cemburu Sebagai Sinyal Emosional: Menjelajahi Akar Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Edukasi | Wednesday, 29 Nov 2023, 09:47 WIB

PENDAHULUAN

Cemburu merupakan salah satu sinyal emosional yang kompleks dan mendalam dalam kehidupan manusia. Emosi ini dapat muncul sebagai respons terhadap berbagai situasi, hubungan interpersonal, atau ketidakpastian. Meskipun seringkali dianggap sebagai pengalaman yang negatif, cemburu sebenarnya dapat dianggap sebagai sinyal emosional yang membawa informasi penting tentang diri kita dan lingkungan sekitar. Cemburu adalah emosi yang dialami ketika seseorang merasa hubungan dengan pasangan terancam dan mengakibatkan akan kehilangan pasangannya, biasanya ini akan timbul apabila adanya orang ketiga ditengah-tengah hubungan tersebut.

Dalam penelitian ini, kita akan menjelajahi akar, tahap, tanda, dampak, serta cara mengatasi rasa cemburu yang berlebihan sebagai suatu fenomena psikologis. Dalam kerangka ini, akan dibahas bagaimana cemburu dapat muncul sebagai respons alami terhadap ancaman terhadap hubungan interpersonal, keamanan diri, atau keberhasilan pribadi. Pemahaman mendalam terhadap akar-akar ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang mengapa cemburu muncul dan bagaimana kita dapat mengelolanya secara sehat. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas dampak cemburu terhadap kesejahteraan psikologis dan hubungan interpersonal. Cemburu yang tidak terkendali dapat merusak hubungan, menciptakan ketegangan emosional, dan bahkan berdampak negatif pada kesehatan mental individu. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengelola dan mengatasi cemburu agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

PEMBAHASAN

Cemburu dan Akar Penyebabnya

Cemburu adalah respons negatif dari satu pasangan terhadap keterlibatan emosional atau seksual pasangan dengan orang lain, baik dalam kenyataan maupun hanya dalam imajinasi. Bagaimana seseorang mengalami dan mengekspresikan cemburu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk budaya, kepribadian, dan karakteristik hubungan. Cemburu bisa dianggap sebagai emosi kompleks karena kehadirannya seringkali disertai oleh pengalaman emosi-emosi lainnya. Tiga perasaan utama yang mencirikan cemburu adalah perasaan terluka (hurt), ketakutan (fear), dan kemarahan (anger) (Asriana, 2012).

Agar seseorang mengalami cemburu, diperlukan suatu situasi di mana individu merasa ada ancaman. Perempuan cenderung merasakan cemburu karena meyakini bahwa mendapatkan hubungan baru akan sulit jika hubungan saat ini berakhir. Mereka menitikberatkan pada pentingnya perhatian dalam suatu hubungan. Sebaliknya, laki-laki lebih fokus pada pemertahanan harga diri mereka. Bagi mereka, tingkat cemburu tergantung pada sejauh mana penilaian pasangan memengaruhi harga diri mereka. Jika laki-laki tidak melihat adanya daya tarik pasangan terhadap orang lain yang mungkin menimbulkan dampak negatif, maka mereka mungkin tidak merasa cemburu (Yulianto, 2009).

Tahap Cemburu

Terjadinya cemburu tidak muncul begitu saja, melainkan melalui serangkaian proses yang terdiri dari lima tahap, sebagaimana diungkapkan oleh White dan Mullen (dalam Yulianto, 2010). Kelima tahap cemburu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Penilaian Utama (Primary Appraisal): Pada tahap awal ini, individu mengenali adanya potensi ancaman terhadap hubungan.

2. Penilaian Sekunder (Secondary Appraisal): Setelah individu menyadari adanya ancaman, mereka berusaha memahami situasi dengan lebih baik dan memikirkan cara untuk mengatasi masalah tersebut.

3. Reaksi Emosional: Respons emosional saat mengalami cemburu sangat bervariasi, termasuk rasa takut kehilangan, kecemasan, rasa sakit, kemarahan terhadap pengkhianatan, mudah terluka, kecurigaan, dan perasaan putus asa.

4. Coping: Coping merujuk pada segala usaha kognitif dan perilaku yang dilakukan individu untuk menguasai, mengurangi, atau mentolerir tuntutan yang dihadapi.

5. Hasil Coping: Tahap terakhir melibatkan hasil dari respons coping individu. Evaluasi hasil coping ini mencakup pertimbangan terhadap dampak coping terhadap ancaman yang dirasakan, dampak terhadap pihak yang terlibat (individu, pasangan, dan pihak ketiga), serta dampak terhadap dinamika hubungan secara keseluruhan.

Tanda-Tanda Cemburu

Tanda-tanda cemburu dapat bervariasi antara individu, tetapi beberapa tanda umum yang sering muncul ketika seseorang cemburu, yaitu:

1. Perasaan tidak aman: Seseorang yang cemburu mungkin merasa tidak aman dalam hubungan mereka dan meragukan kesetiaan pasangan mereka.

2. Perhatian berlebihan: Mereka mungkin terus-menerus memperhatikan perilaku pasangan mereka, mencari tanda-tanda perselingkuhan atau ketidaksetiaan.

3. Rasa curiga yang berlebihan: Mereka mungkin sering mencurigai pasangan mereka tanpa alasan yang jelas, bahkan ketika tidak ada bukti yang mendukung kecurigaan mereka.

4. Perubahan emosional: Seseorang yang cemburu mungkin menjadi mudah marah, gelisah, atau sedih ketika merasa terancam oleh kehadiran orang lain dalam kehidupan pasangan mereka.

5. Kontrol yang berlebihan: Mereka mungkin mencoba mengendalikan pasangan mereka dengan membatasi interaksi mereka dengan orang lain atau memantau aktivitas mereka secara terus-menerus.

6. Perasaan inferior: Seseorang yang cemburu mungkin merasa rendah diri atau merasa bahwa mereka tidak cukup baik untuk pasangan mereka, yang dapat menyebabkan rasa cemburu yang lebih intens.

7. Perilaku pasif-agresif: Mereka mungkin mengungkapkan cemburu mereka melalui perilaku pasif-agresif, seperti memberikan sindiran atau mengabaikan pasangan mereka.

Dampak Cemburu

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa cemburu tidak selalu bersifat merugikan. Dalam beberapa kasus, cemburu dapat menjadi dorongan untuk perubahan positif atau memotivasi individu untuk meningkatkan diri. Meskipun demikian, cemburu yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada individu dan hubungan mereka. Beberapa dampak cemburu yang mungkin terjadi adalah:

1. Ketegangan dalam hubungan: Cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan ketegangan dan konflik dalam hubungan. Pasangan yang cemburu mungkin sering bertengkar atau merasa tidak nyaman satu sama lain.

2. Kehilangan kepercayaan: Cemburu yang berlebihan dapat merusak kepercayaan antara pasangan. Pasangan yang cemburu mungkin meragukan kesetiaan satu sama lain, bahkan tanpa bukti yang jelas. Ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan ketidakstabilan dalam hubungan.

3. Isolasi sosial: Seseorang yang cemburu mungkin mencoba mengendalikan pasangan mereka dengan membatasi interaksi mereka dengan orang lain. Ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.

4. Stres dan kecemasan: Cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang konstan. Individu yang cemburu mungkin selalu merasa tegang dan khawatir tentang perselingkuhan atau kehilangan pasangan mereka.

5. Gangguan emosional: Cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan emosional seperti depresi, kecemasan, dan rasa rendah diri. Individu yang cemburu mungkin merasa tidak aman dan meragukan nilai diri mereka sendiri.

6. Kehilangan kebebasan individu: Pasangan yang cemburu mungkin mencoba mengendalikan pasangan mereka dengan membatasi kebebasan dan otonomi mereka. Ini dapat menyebabkan rasa frustasi dan merasa terkekang.

7. Kehilangan hubungan: Cemburu yang berlebihan dapat menyebabkan kehancuran hubungan. Pasangan yang merasa terjebak dalam hubungan yang penuh dengan cemburu mungkin memilih untuk mengakhiri hubungan tersebut.

Cemburu yang sehat dan wajar adalah bagian normal dari hubungan, tetapi cemburu yang berlebihan dapat merusak kesejahteraan emosional dan hubungan. Kecemburuan dalam hubungan bisa menjadi patologis, dengan konsekuensi serius, bila kemampuan mengendalikannya hilang. Hal ini bahkan bisa mengarah pada pembunuhan terhadap pasangannya, seperti yang disimpulkan oleh Harris (2003, dalam Consuelo et al., 2017) dalam meta-analisis literatur pembunuhan yang dipicu oleh rasa cemburu (20 laporan dari berbagai negara), yang melaporkan 1.361 korban antara tahun 1965 dan 2000, yang menampilkan kecemburuan seksual dan persaingan seksual dan pelaku menuduh korbannya melakukan perselingkuhan. Setelah pembunuhan tersebut, 275 pelaku melakukan bunuh diri (Consuelo et al., 2017).

Mengatasi Kecemburuan

Menurut CNN Indonesia, beberapa cara untuk mengatasi kecemburuan diantaranya cari tahu sumber cemburu, bicara terbuka terhadap pasangan, curhat pada orang tepercaya, jangan terlalu berpikiran negatif, membangun ekspektasi realistis, ambil sikap cerdas, serta konsultasi ke ahli (CNN, 2023).

KESIMPULAN

Cemburu merupakan respons negatif terhadap keterlibatan emosional atau seksual pasangan dengan orang lain, baik secara nyata maupun imajinatif. Faktor-faktor seperti budaya, kepribadian, dan karakteristik hubungan mempengaruhi bagaimana seseorang mengalami dan mengekspresikan cemburu. Emosi ini kompleks, seringkali disertai dengan perasaan terluka, ketakutan, dan kemarahan. Perbedaan akar penyebab cemburu pada perempuan dan laki-laki berbeda. Cemburu pada perempuan berfokus pada kesulitan mendapatkan hubungan baru jika hubungan saat ini berakhir, sementara laki-laki lebih menekankan pemertahanan harga diri dan cenderung merasakan cemburu tergantung pada penilaian pasangan terhadap daya tarik mereka. Tanda-tanda cemburu melibatkan perasaan tidak aman, perhatian berlebihan, rasa curiga berlebihan, perubahan emosional, kontrol yang berlebihan, perasaan inferior, dan perilaku pasif-agresif. Dampak cemburu dapat mencakup ketegangan dalam hubungan, kehilangan kepercayaan, isolasi sosial, stres dan kecemasan, gangguan emosional, kehilangan kebebasan individu, dan bahkan kehancuran hubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Asriana, W. (2012). Kecemburuan pada Laki-laki dan Perempuan dalam Menghadapi Perselingkuhan Pasangan Melalui Media Internet. 1(1).

CNN, T. (2023). 7 Cara Menghilangkan Rasa Cemburu pada Pasangan. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230104152552-289-896126/7-cara-menghilangkan-rasa-cemburu-pada-pasangan

Consuelo, N., José, J., Carlos, J., Martínez-león, N., Peña, J., Salazar, H., García, A., Sierra, C., Martínez-león, N. C., & García, A. (2017). Una revisión sistemática de los celos románticos en la relación de pareja.

Yulianto, A. (2009). Cemburu dalam Hubungan Percintaan [Jealousy in intimate relationship]. June.

Yulianto, A. (2010). Proses Cemburu dalam Hubungan Percintaan [Jealousy proccess in intimate relationship]. June.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image