Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muthiah Alhasany

Psy War Brigade Hassan bin Tsabit Vs Zionis

Politik | 2023-11-27 14:06:50
Ilustrasi (dok.amarrisalah)

Belakakangan ini jagad media sosial dihebohkan dengan kemunculan brigade Hassan bin Tsabit. Apakah brigade Hassan bin Tsabit ini? Banyak orang awam yang bertanya-tanya. Apa kaitannya dengan perlawanan terhadap Israel?
Brigade bin Tsabit terbentuk karena solidaritas masyarakat Indonesia untuk Palestina. Sebagaimana diketahui, netizen Indonesia merupakan pengguna terbesar media sosial. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk Indonesia yang terbanyak keempat di dunia dengan mayoritas beragama Islam.

Kekejaman Israel yang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza membakar kemarahan netizen Indonesia. Mereka melampiaskan kemarahan tersebut dengan menyerang akun media sosial milik zionis. Serangan yang masif itu membuat tentara Israel pun meradang hingga stres.
Netizen
Netizen Indonesia memang dikenal ganas. Mungkin masih ingat kasus pesepakbola Thailand yang meremehkan tim

Indonesia. Dia sampai depresi mendapatkan serangan dari netizen Indonesia. Siapa pun bisa dibuat menangis karenanya.
Selama ini kegarangan netizen Indonesia menyasar pada tokoh politik, selebriti dan lembaga tertentu yang dinilai buruk. Nah kali ini mendapat penyaluran yang tepat untuk membantu Palestina. Mereka menyerang secara serentak akun-akun zionis dan para pendukungnya. Kekejaman Israel telah menyatukan netizen Indonesia sehingga menyerupai sebuah pasukan yaitu Netizen Forces, yang kemudian menelurkan brigade Hassan bin Tsabit.

Kekejaman Israel yang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza membakar kemarahan netizen Indonesia. Mereka melampiaskan kemarahan tersebut dengan menyerang akun media sosial milik zionis. Serangan yang masif itu membuat tentara Israel pun meradang hingga stres.

Nama Brigade Hassan bin Tsabit, diambil dari nama sahabat Rasulullah SAW. Dia seorang penyair yang selalu mengiringi Nabi Muhammad dalam peperangan. Dia mampu membuat syair yang melemahkan mental lawan. Di zaman modern ini, perang kata-kata bisa dilakukan di media sosial.

Erlangga Greschinov

Kebetulan di jagat X (Twitter) ada seseorang bernama Erlangga Greschinov. Semula dia dikenal sebagai lelaki berpenghasilan 70-100 juta perbulan yang sedang mencari jodoh. Namun ternyata Erlangga memiliki kepedulian terhadap nasib rakyat Palestina.

Semenjak tentara Israel menyerang jalur Gaza, Erlangga giat menyerukan pengikutnya untuk menghujat Israel dan Amerika Serikat. Gayung bersambut, netizen ramai-ramai menggempur akun- akun zionis dengan kata-kata yang membuat mereka gusar. Bahkan banyak di antara tentara Israel yang stres dan depresi.

Erlangga Greschinov lalu diangkat sebagai komandan brigade Hassan bin Tsabit. Setelah itu, serangan netizen Indonesia lebih terencana dan sistematis, lebih menghujam mental orang-orang zionis. Mereka kewalahan menghadapi pasukan dunia maya sehingga banyak yang menutup akun.

Kini brigade Hassan bin Tsabit semakin membesar dengan bergabungnya netizen Malaysia. Dua negara yang mayoritas penduduknya muslim ini bersatu padu untuk melawan penindasan Israel dengan menggunakan media sosial.

Psy war terus berlanjut antara brigade Hassan bin Tsabit dengan zionis dan pendukungnya. Meskipun mereka gencar menebar berita hoaks dan provokasi, belum bisa mengalahkan brigade Hassan bin Tsabit. Padahal zionis telah membayar influencer dan buzzer dengan harga yang mahal.

Kekuatan brigade Hassan bin Tsabit ini mengguncang pertahanan mental orang-orang zionis. Hal ini diakui oleh perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia mengatakan Israel kalah berperang di media sosial. Tapi itu bukan berarti mereka akan berhenti. Maju terus brigade Hassan bin Tsabit.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image