Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Marni Siti

Akses Pendidikan yang Terbatas

Pendidikan dan Literasi | 2023-11-27 12:16:15

AKSES PENDIDIKAN YANG TERBATAS

Siti Sumarni ` , Guslinda

Universitas Riau

Pendidikan Ekonomi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

[email protected]

Abstrak:

Akses terbatas terhadap pendidikan adalah masalah yang serius di indonesia. Kendala-kendala seperti kurangnya infrastruktur pendidikan, keterbatasan sumber daya, ketimpangan sosial-ekonomi, konflik, dan diskriminasi sering kali menjadi faktor yang membatasi kesempatan pendidikan bagi banyak individuPenelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dan tinjauan literatur untuk menggali penyebab akses terbatas terhadap pendidikan. Temuan menunjukkan bahwa kurangnya fasilitas dan sarana pendidikan, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, menjadi kendala utama.

Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia seperti guru yang berkualitas dan terlatih juga berkontribusi pada akses terbatas.Ketimpangan sosial-ekonomi juga menjadi faktor yang signifikan. Individu dari keluarga dengan tingkat pendapatan rendah cenderung menghadapi kesulitan dalam memenuhi biaya pendidikan, termasuk pembelian buku dan perlengkapan sekolahDampak dari akses terbatas terhadap pendidikan adalah kemiskinan dan ketidaksetaraan yang terus berlanjut. Individu yang tidak mendapatkan pendidikan yang memadai memiliki peluang kerja yang terbatas dan pendapatan yang rendah, yang pada gilirannya mempengaruhi kesejahteraan mereka .

Selain itu, masyarakat yang mengalami akses terbatas terhadap pendidikan cenderung menghadapi tantangan dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.Untuk mengatasi masalah akses terbatas terhadap pendidikan, langkah-langkah seperti investasi dalam infrastruktur pendidikan, peningkatan akses ke sumber daya pendidikan, inklusi sosial, dan penghapusan diskriminasi perlu diambil.

Selain itu, penting untuk memperjuangkan kebijakan yang menciptakan kesetaraan pendidikan dan memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.Studi ini memberikan wawasan yang mendalam tentang masalah akses terbatas terhadap pendidikan dan implikasinya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan lebih baik faktor-faktor yang mempengaruhi akses pendidikan serta efektivitas langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini.

Kata kunci : pendidikan yang terbatas

Pendahuluan:

Akses pendidikan yang terbatas telah menjadi perhatian utama di banyak negara di seluruh dunia. Meskipun pendidikan dianggap sebagai hak asasi manusia yang mendasar, masih ada jutaan orang yang tidak dapat mengakses pendidikan yang layak. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, lokasi geografis, diskriminasi gender, dan konflik bersenjata telah membatasi kesempatan pendidikan bagi banyak individu.Pendidikan adalah kunci untuk mengatasi kemiskinan dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Tanpa pendidikan yang memadai, individu tidak memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Mereka mungkin terjebak dalam siklus kemiskinan dan tidak dapat mengembangkan potensi mereka sepenuhnya.Selain itu, akses terbatas terhadap pendidikan juga dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah ada. Individu yang kurang mampu atau berasal dari kelompok marginal seringkali menghadapi kesulitan dalam mengakses pendidikan yang berkualitas.

Hal ini dapat menciptakan kesenjangan yang lebih besar antara kelompok-kelompok ini dan kelompok yang lebih beruntung.Faktor geografis juga dapat menjadi hambatan dalam akses pendidikan. Di daerah terpencil atau terpencil, sekolah yang memadai mungkin tidak tersedia, dan transportasi menuju sekolah yang ada dapat menjadi sulit atau mahal. Hal ini membuat anak-anak di daerah ini sulit untuk mengakses pendidikan yang layakDalam rangka mengatasi akses pendidikan yang terbatas, perlu ada upaya yang komprehensif dan kolaboratif.

Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Investasi dalam infrastruktur pendidikan, program bantuan keuangan, penghapusan diskriminasi gender, dan peningkatan akses terhadap teknologi adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperluas akses pendidikan.

Sebagai masyarakat global, kita harus memperhatikan akses pendidikan yang terbatas dan berkomitmen untuk menciptakan dunia di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan membangun masa depan yang lebih baik.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hal ini karena subjek penelitian menggunakan fakta-fakta sebagai dasar dalam menguraikan makna kontekstual. Data dalam penelitian ini diambil dari kasus kasus yang terjadi.

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari sumber yang akurat. Penelitian ini diambil dari informasi yang didapatkan pada berita yang akurat. salah satu kasus yang terjadi

Pengujian hasil/ Opini topik

Pendidikan adalah hak asasi manusia yang seharusnya dapat diakses oleh semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis. Sayangnya, di beberapa wilayah indonesia, akses pendidikan masih menjadi masalah serius.Seperti yang terjadi di BANDA ACEH anak anak usia sekolah di Buloh Seuma,aceh selatan harus gigit jari ketika tiba saat nya melanjutkant ke jenjang SMA yang dimana sekolah terdekat didesa ini ada di desa tetangga yang sangat sulitdijangkau.

Masalah pendidikan memng sangat tertinggal di daerah ini . bahkan tidak ada guru yang berkenan menetap di sana ,kecuali memng mereka berstatus tinggal di sana.Menurut sarifuddin” mengabdi didaerah terpencil tak semudah berdinas di perkotaan selain harus beradaptasi dengan semua akses dan fasilitas terbatas, guru juga berhadapan dengan kerasnya kehidupan pesisir.Kurangnya Fasilitas Pendidikan Di daerah pedesaan yang terpencil, kurangnya sekolah dan sarana pendidikan menjadi hambatan utama. Anak-anak yang tinggal di wilayah Buloh seuma seringkali harus berjalan jauh hanya untuk sampai ke sekolah terdekat.

Selain itu keterbatasan akses juga menjadi masalah bagi anak anak di daerah ini kerna harus melewati gunung –gunung dan butuh waktu dua jam jika kondisi jalan bagus .mirisnya disana tidak ada angkutan umum ,akibatnya banyak anak –anak engan untuk melanjutkan ke SMA .Perbedaan perkotaan dan pedsaan seringkali mrnjadi permasalahan memiliki dimana akses pendidikan yang lebih terbatas di perdesan Krisis Di wilayah plelosok yang terjadi di daerah Boluh Seuma ini, sekolah seringkali menjadi permasalahan di mana untuk kesekolah itu sulit buat di akses baik itu akses perjalanan maupun digital dengan masalah ini akibatnya , menyebabkan anak-anak kehilangan kesempatan berharga dalam mendapatkan pendidikan.

Selain itu Kurangnya Guru juga masih menjadi masalah. Ini memengaruhi kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa.Upaya untuk mengatasi akses pendidikan yang terbatas Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi akses pendidikan yang terbatas di daerah terpencil atau plosok yang sulit dijangkau salah satunya yaitu Program Sekolah Satu Atap (SSA). Pemerintah telah membangun lebih banyak sekolah dasar dan menengah di daerah terpencil melalui program SSA. Program ini bertujuan untuk menyatukan anak-anak dari berbagai tingkat pendidikan dalam satu tempat sehingga memudahkan akses pendidikan bagi mereka.

Peningkatan Kualitas Guru: Pemerintah memberikan pelatihan dan pengembangan profesional kepada guru di daerah terpencil. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan memperkuat kapasitas guru dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa di daerah tersebut.Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil atau plosok yang sulit dijangkau, sehingga anak-anak di sana dapat memperoleh pendidikan yang setara dengan daerah lainnya di Indonesia. upaya ini memerlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan .masyarakat dan pihak pihak terkait untuk dapat mewujudkan pendidikan berkualitas di daerah terpencil.

PEMBAHASAN

A. FAKTOR-FAKROR PENYEBAB

Perkembangan teknologi di zaman ini mempunyai pengaruh kuat terhadap kehidupan, tak terkecuali terhadap pendidikan. Pendidikan selalu saja mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, sehingga menuntutnya ada selalu perbaikan secara terus menenrus. Pendidikan di Indonesia masih saja selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, masyarakat, orang tua, guru agar pendidikan berlangsung meningkat sesuai yang diharapkan. (Ulya,2016) Terkadang kita sangat meremehkan pendidikan dan merasa tidak perlu, apalagi pendidikan yang formal, disebabkan dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari sesuai yg di butuhkannya tanpa melalui pendidikan yang formal, bahkan dengan teknologi beberapa orang dapat mencari uang dengan cara memanfaatkannya, sehingga pendidikan lagi tidak lagi diperlukan.Selain itu pula ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di indonesia yang semakin memprihatinkan sehingga terjadinya ketidak merataan pendidikan, yaitu:

1. .Rendahnya sarana fisikMisalnya banyak sekali gedung-gedung sekolah yg sudah tak layak pakai di berbagai tingkat pendidikan, kepemilikan, dan pengguanaan fasilitas yg tidak di manfaatkan serta media belajar rendah, buku perpustakaan yang tidak lengkap sehingga tidak banyak yang minat literasi di pihak pelajar.

2. .Rendahnya kualitas guru kebanyakan guru yang belum maksimal atau profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.Rendahnya kesejahteraan guru Dengan pendapatan yang rendah,banyak guru-guru yang mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya karena tidak cukup pendapatan dari guru saja.

3. .Rendahnya prestasi siswaDengan peristiwa yang di atas sangat berdampak kepada mahasiswa dengan prestasi siswa menjadi rendah disebabkan seorang guru yang kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya.

4. .Kurangnya dalam pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desaHal ini menjadi sangat wajar sekarang dikalangan dinas pendidikan,sehingga masyarakat yang pedalaman kurang tersentuh,kurang di perhatikan dan menjadi hal yang biasa.

B. DAMPAK YANG TERJADI PADA AKSES PENDIDIKAN YANG TERJANGKAU

1. Kesenjangan pendidikan: Terbatasnya akses pendidikan dapat menyebabkan kesenjangan pendidikan antara daerah terpencil dan daerah perkotaan yang memiliki akses lebih baik. Hal ini dapat menghasilkan kesenjangan dalam kualitas pendidikan, kesempatan kerja, dan kualitas hidup.

2. Kurangnya keterampilan: Kurangnya akses pendidikan dapat mengakibatkan kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam masyarakat yang semakin maju dan berubah. Kurangnya pendidikan dapat menghambat perkembangan individu dan mengurangi peluang ekonomi

3. Kemiskinan dan pengangguran:Terbatasnya akses pendidikan dapat berdampak negatif pada tingkat kemiskinan dan pengangguran di suatu daerah. Tanpa pendidikan yang memadai, individu sulit untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi, yang dapat memperburuk siklus kemiskinan

4. Rendahnya kualitas hidup: Terbatasnya akses pendidikan juga dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Individu yang tidak memiliki pendidikan yang memadai cenderung memiliki kesempatan terbatas untuk memperbaiki kondisi hidup mereka, seperti akses ke perawatan kesehatan yang baik, sanitasi yang memadai, atau keamanan pangan

5. Rendahnya perkembangan ekonomi: Akses pendidikan yang terbatas dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau negara. Pendidikan berkualitas adalah kunci untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil, inovatif, dan produktif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang

6. Ketimpangan sosial: Ketidakseimbangan akses pendidikan dapat memperkuat ketimpangan sosial dalam masyarakat. Individu yang tidak memiliki akses pendidikan yang memadai cenderung mengalami hambatan dalam mencapai kesempatan yang sama dengan individu yang lebih terdidik, yang dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi.

C. .UPAYA MENGATASI

1. Upaya Guru Sebagai PendidikProses atau pelaksanaan Pendidikan adalah usaha dalam mewujudkan tujuan Pendidikan. Jadi, setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai pemimpin bukan semata-mata mengontrol atau mengkritik. Untuk dapat melakukan tugas dengan baik, guru harus memiliki kemampuan profesional yang meliputi: menguasai bahan, mengelola kelas, mengelola program belajar mengajar, penggunaan media dan sumber belajar, mengelola intraksiinteraksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pelajaran, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

2. Upaya Guru Sebagai PembimbingPembimbingan melalui penilaian dan pelatihan merupakan salah satu komponen dari pendidik, mengingat bahwa bimbingan dan pelatihan adalah merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini relevan dengan Pendidikan karena Pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi- potensinya (bakat, minat, dan kemampuannya).

3. Upaya Guru Sebagai Penilai Guru sebagai penilai merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat diisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan

TANGAPAN YANG DIBERIKAN

Pendidikan di daerah pedesaan atau terpencil seringkali menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait aksesibilitas. Ketika akses pendidikan terbatas, banyak anak di daerah tersebut mungkin kesulitan untuk mengakses sekolah, buku, teknologi, dan guru yang berkualitas. Hal ini dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang.

KESIMPULAN

menjadi isu yang harus segera ditangani. Ketimpangan hak akses ini, memiliki dampak dan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Berdasarkan studi, kondisi masyarakat di Indonesia masih tinggi angka kemiskinan dan rendahnya angka partisipasi sekolah. Disisi lain, hak akses pendidikan di Indonesia sudah diatur secara hukum mengenai hak akses pendidikan. Secara kontekstual landasan hukum mengenai hak akses pendidikan di Indonesia, sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan. Namun dalam praktiknya masih mengalami permasalahan di lapangan. Pentingnya seorang pemangku kepentingan atau aktor dengan memahami konsep pendidikan multikultural, akan mampu memahami dan dapat menetralisir isu-isu sosial budaya. Terlebih pada kondisi di Indonesia yang memiliki keberagaman budaya, suku, agama dan kelompok kelas sosial. Pendidikan multikultural berjalan bergandengan dengan proses demokratisasi dari dalam kehidupan masyarakat. Proses demokratisasi tersebut dipicu oleh pengakuan terhadap hak asasi manusia yang tidak membedakan perbedaan kondisi suku, budaya, ras, agama, gender, kelompok kelas sosial, dan lainnya. Pada artikel ini, pembahasan terhadap kelompok kelas sosial dengan ekonomi rendah menjadi perhatian khusus. Karena ketimpangan akses pendidikan pada kaum miskin masih sangat tinggi

PENUTUP

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, pendidikan menjadi salah satu faktor kunci dalam mencapai kemajuan sosial dan ekonomi. Namun, sayangnya, masih banyak daerah yang menghadapi tantangan dalam memperoleh akses pendidikan yang memadai. Penutup akses pendidikan yang terbatas memiliki dampak yang merugikan, mengakibatkan kesenjangan sosial, rendahnya kualitas hidup, dan kemiskinan yang bertahan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif dan solutif dari berbagai pihak.Investasi dalam infrastruktur pendidikan dan pengembangan transportasi menjadi langkah awal yang penting untuk membuka akses pendidikan yang terbatas. Dengan membangun sekolah dan memperbaiki fasilitas, serta menyediakan transportasi yang terjangkau, individu di daerah terpencil dapat lebih mudah mengakses pendidikan. Selain itu, pelatihan dan rekrutmen tenaga pendidik yang berkualitas juga menjadi faktor penting. Dukungan dan insentif yang memadai perlu diberikan untuk menarik dan mempertahankan guru-guru kompeten di daerah terpencil.Pemberdayaan teknologi juga menjadi solusi yang inovatif dalam mengatasi penutup akses pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi pendidikan, seperti pembelajaran online atau platform e-learning, individu di daerah terpencil dapat mengakses sumber daya pendidikan yang lebih luas dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Program perluasan akses, seperti beasiswa atau program bantuan keuangan, juga dapat membantu individu yang kurang mampu secara finansial untuk mendapatkan pendidikan yang pantas.Namun, upaya untuk mengatasi penutup akses pendidikan tidak hanya bergantung pada pemerintah atau institusi pendidikan semata. Masyarakat juga harus terlibat aktif dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan mendukung upaya perluasan akses pendidikan di daerah terpencil. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat adalah kunci untuk mencapai kesetaraan pendidikan.Dalam upaya melawan penutup akses pendidikan yang terbatas, penting untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa memandang latar belakang atau lokasi geografisnya. Hanya dengan menciptakan akses pendidikan yang inklusif dan merata, kita dapat membangun masyarakat yang lebih maju, berdaya saing, dan adil.

DAFTAR PUSTAKA

Handoyo, A. "Faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di indonesia." Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Di Era Industri. Vol. 4. 2019.

Handoyo, A. (2019). Faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di indonesia. In Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Di Era Industri (Vol. 4, pp. 20-24).

HANDOYO, A. Faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di indonesia. In: Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Di Era Industri. 2019. p. 20-24.

Amarodin dan Laili Syahrul Nada, “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa”, Jurnal Perspektive, Vol. 10 No. 1, (April 2017), hal. 55 59,http://scholar.google.com/scholar?start=0&q=UPAYA+GURU+DALAM+MENGATASI++KESULITAN+BELAJAR+SISWA&hl=id&as_sdt=0,5, diakses tanggal 15 Oktober 2021.

Anwar, Muhammad Saiful. "Ketimpangan aksesibilitas pendidikan dalam perpsektif pendidikan multikultural." Foundasia 13.1 (2022): 1-15.

Anwar, M. S. (2022). Ketimpangan aksesibilitas pendidikan dalam perpsektif pendidikan multikultural. Foundasia, 13(1), 1-15.

ANWAR, Muhammad Saiful. Ketimpangan aksesibilitas pendidikan dalam perpsektif pendidikan multikultural. Foundasia, 2022, 13.1: 1-15.

Referensi terkait kasus yang diambil.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/5439/potretpendidikan-di-pelosok-negeri-2/0/sorotan_media

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image