Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Menembus Kabut Ketidaktahuan: Dinamika Kesadaran Diri dalam Menuntut Ilmu

Agama | Saturday, 25 Nov 2023, 15:40 WIB
Dokumen jamilazzaini.com

Ilmu dalam pandangan para ulama tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan semata, tetapi juga melibatkan kesadaran diri terhadap pengetahuan tersebut. Para ulama membagi kriteria ilmu seseorang ke dalam beberapa keadaan yang mencerminkan tingkat pemahaman dan kesadaran individu terhadap pengetahuannya.

Seorang yang dianggap alim adalah individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga sadar bahwa dirinya benar-benar memahami. Ini menciptakan kategori orang yang benar-benar alim, yang dapat diandalkan dalam memahami dan mengaplikasikan ilmunya.


Di sisi lain, ada kategori orang yang jahil, yang tidak memiliki pengetahuan, tetapi sadar bahwa mereka tidak mengetahui. Ini menunjukkan tingkat kesadaran diri yang positif, karena mereka tidak mengklaim pemahaman yang tidak dimiliki.


Namun, kompleksitas muncul ketika kita berbicara tentang orang yang jahil murakkab, yaitu mereka yang tidak hanya tidak tahu tetapi juga tidak menyadari ketidaktahuan mereka. Bagian ini membuka pintu diskusi mengenai pemula dalam menuntut ilmu yang terkadang terjebak dalam ketidaktahuan tanpa menyadari kekurangannya.


Pemula sering kali masuk ke dalam kategori ketiga ini. Mereka tidak menyadari bahwa mereka tidak tahu dan, tanpa kesadaran ini, mereka terlibat dalam diskusi atau memberikan fatwa tentang masalah-masalah besar yang membutuhkan pemahaman mendalam. Fenomena ini menciptakan dilema, di mana pemula berbicara tentang problematika umat tanpa menyadari keterbatasan pengetahuan mereka.


Lebih menarik lagi, beberapa pemula ini memberikan fatwa tentang permasalahan besar di umat, tanpa menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak memiliki wawasan yang memadai. Ini menciptakan dinamika unik di mana masalah-masalah yang, seandainya terjadi di zaman Umar bin Khattab, dihadapi oleh para Sahabat untuk dibahas bersama.


Namun, realitasnya adalah bahwa pemula, yang masih terbatas dalam pengetahuan mereka, terlibat dalam diskusi mengenai masalah-masalah serius ini. Sebagian ulama menyoroti bahwa jika situasi ini terjadi di masa Umar bin Khattab, beliau akan mengumpulkan para Sahabat untuk mengatasi masalah tersebut.

Tetapi, yang terjadi saat ini adalah bahwa orang-orang yang masih baru dalam menuntut ilmu justru terlibat dalam diskusi mengenai masalah-masalah besar tersebut.


Hal ini memunculkan pertanyaan kritis terkait etika dan kesadaran diri dalam mengejar ilmu. Bagaimana seorang pemula dapat memastikan bahwa ketidaktahuan mereka tidak menghantui pendekatan mereka terhadap isu-isu kompleks dan krusial? Bagaimana kita bisa membantu mereka menyadari keterbatasan pengetahuan mereka sambil tetap mendorong semangat belajar?


Kesimpulannya, dalam mengejar ilmu, penting untuk tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga memiliki kesadaran diri terhadap tingkat pemahaman kita. Para ulama memberikan landasan untuk memahami kriteria ilmu, yang dapat menjadi panduan berharga bagi siapa pun yang berusaha memahami dan mengembangkan pengetahuannya.

Mungkin saatnya bagi para pemula untuk merenung tentang tingkat kesadaran diri mereka dan bagaimana hal itu dapat membentuk pendekatan mereka terhadap ilmu pengetahuan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image