Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fauziyatul Kubro

Bagaimana Modal Pendidikan dapat Membentuk Karakter Kepemimpinan?

Pendidikan dan Literasi | Friday, 24 Nov 2023, 18:38 WIB
Sumber gambar : dokumen pribadi

Bagaimana caranya menerapkan kepemimpinan karakter sebagai modal pendidikan?

Definisi kepemimpinan sudah ribuan dikemukakan oleh ahli menurut sudut pandang masing-masing. Namun, tidak satu pun dari definisi tersebut yang memuaskan semua orang. Walaupun demikian, hal ini tetap saja diperlukan. Definisi mutakhir tentang kepemimpinan oleh Hoy & Miskel (2013:427) menyebutkan: “We define leadeship broadly as a social process in which an individual or a group influences behavior toward a share goal.” (Kami mendefinisikan kepemimpinan secara luas sebagai suatu proses sosial seperti memengaruhi perilaku individual atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama).

Jadi, pemimpin melalui kepemimpinannya memengaruhi perilaku seseorang atau kelompok agar melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan pemimpin melalui keteladannya. Pemimpin melalui kepemimpinannya berharap agar bawahan atau pengikutnya melakukan sesuatu sesuai dengan yang pemimpin harapkan. Bawahan atau pengikut agar sesuai atau mendekati dengan sesuatu yang diharapkan oleh pemimpinnya, jika pemimpin mendemonstrasikan contoh-contoh Seseorang diangkat sebagai pemimpin baik formal maupun nonformal karena ia memiliki kelebihan dibandingkan dengan bawahan atau pengikutnya.

Sebagian besar menunjukkan bahwa Indonesia mengalami krisis kepemimpinan. Saat ini sulit mendapatkan pemimpin yang berkarakter. Pemimpin yang pintar banyak, tetapi yang jujur sedikit. Sebagai contoh sudah banyak pemimpin pendidikan seperti rektor, wakil rektor, sampai kepala sekolah terlibat kasus korupsi. Ketua Mahkamah Konstitusi juga menjadi tersangka oleh KPK. terlibat kasus korupsi. Masalahnya adalah “Bagaimana melaksanakan kepemimpinan yang berkarakter sebagai sarana pendidikan karakter bagi bawahan atau pengikutnya?” Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan cara melaksanakan kepemimpinan yang berkarakter sebagai sarana pendidikan karakter bagi bawahan atau pengikutnya. $ (Mukti, 2013).$

Sumber gambar: dokumen pribadi

Salah satu cara melaksanakan pendidikan karakter melalui kepemimpinan yang berkarakter adalah memberikan keteladanan. Keteladanan adalah ucapan, tulisan, bahasa tubuh, sikap, dan tindakan positif yang dapat dicontoh oleh orang lain. Keteladanan yang dicontohkan adalah karakter:

(1) Jujur. Karakter kepemimpinan berkarakter yang nomor satu adalah jujur. Esensi kepemimpinan adalah kepercayaan karena mustahil memimpin orang yang tidak percaya dengan kepemimpinan Anda (Robbins, 2010:200). Kejujuran tidak saja menjadikan proses komunikasi menjadi efektif, tetapi juga mampu menciptakan pemahaman yang baik antara komunikan dan komunikator. Pesan yang dilandasi kejujuran mengarahkan komunikasi terhindar dari distorsi.

(2) Memandang ke depan. Setiap pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan memandang ke depan yaitu kemampuan pemimpin melihat ke depan untuk menetapkan atau memilih tujuan organisasi. Seorang pemimpin diharapkan punya orientasi yang baik menuju masa depan. Jadi jelaslah bahwa pemimpin harus tahu ke mana mereka akan pergi membawa organisasi jika mereka berharap orang lain bersedia bergabung dalam menjalankan organisasi. Pemimpin yang selalu memandang sesuatu jauh ke depan atau berpandangan jangka panjang disebut pemimpin yang visioner.Jangka panjang di lingkungan Kemendikbud adalah delapan tahun.

(3) Memberi inspirasi. Kouzes & Posner (2007:51) menyatakan bahwa bawahan atau pengikut mengharapkan seorang pemimpin yang antusias, penuh semangat, dan berpandangan positif tentang masa depan. Pemimpin diharapkan mampu memberikan inspirasi (ilham). Tidak cukup hanya memunyai impian tentang masa depan, tetapi juga dapat menyampaikan wawasan dengan cara tertentu yang antusias, dan berenergi. Selain itu, sikap positif dari pemimpin dapat mengubah konteks pekerjaan sehingga lebih bermakna. Salah satu penentu kualitas seorang pemimpin adalah mampu memberikan inspirasi. Jika seorang pemimpin tidak memperlihatkan semangat perjuangan yang tinggi untuk mencapai cita-cita pribadi dan atau lembaga, jangan mengharapkan bawahan atau pengikut memperlihatkan semangat perjuangan yang tinggi (Kouzes & Posner, 2007:51-52).

(4) Cakap. Cakap adalah orang yang kompeten. Orang yang kompeten adalah orang yang memiliki kompetensi. kompetensi adalah sesuatu yang mendasari karaketeristik seorang individu yang secara kausal berhubungan dengan referensi kriteria efektif dan kinerja tertinggi dalam pekerjaan atau situasi. Mendasari karakteristik artinya kompetensi yang mantap dan nyata serta merupakan bagian yang kekal dalam kepribadian yang dimiliki seseorang yang dapat meramalkan perilaku dalam situasi dan tugas pekerjaan yang bervariasi dan luas.

Kesimpulannya pemimpin sebagai senior atau orang yang dituakan disegani bawahan. Pemimpin menjadi teladan bagi bawahan karena itu ia harus mampu memberi keteladanan untuk di contoh bawahannya. Bawahan mengharapkan kepemimpinan yang berkarakter, yaitu yang memiliki sifat jujur, memandang jauh ke depan, memberi inspirasi, dan cakap. Keempat sifat tersebut membentuk kredibitas. Pemimpin yang kredibel dapat dipercaya. Esensi kepemimpinan adalah kepercayaan. Sesorang diangkat sebagai pemimpin karena dipercaya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image