Pengertian Iman dalam Al-Qur'an Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 284
Agama | 2023-11-23 18:25:46Iman menurut etimologi adalah 'percaya' sedangkan menurut terminologi adalah kepercayaan hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan keraguan di dalamnya, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku, dan perbuatan sehari-hari.
Iman memotivasi hambanya untuk tetap semangat dalam menaati Allah dan menjauhi maksiat terhadap Allah. Dengan Iman, seorang mukmin bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Allah dan Rasul-Nya telah memperkenalkan kepada kita bahwa iman meliputi keyakinan yang dibangun atas dalil dan persaksian yang mantap dalam hati manusia dalam bentuk keyakinan. Juga, dibangun atas keislaman serta ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya.
Seperti yang tercantum dalam ayat 284,
"Milik Allah lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang dia kehendaki (balita dan orang yang bertaubat atau memohon ampun kepadanya) dan mengazab siapa yang dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Dijelaskan dalam ayat tersebut bahwa semua yang ada di langit maupun di bumi merupakan milik Allah dan Dia lah yang mengatur dan mengelola semua itu. Segala sesuatu yang dilakukan oleh hamba-Nya entah itu kebaikan atau keburukan atau bahkan yang baru diniatkan di dalam hati. Yang ada di dalam hati manusia itu ada dua macam:
Pertama: dihisab, Sesuatu yang ada di dalam hati yang timbul dengan usaha, pikiran, hasil renungan dan sebagainya.
Kedua: tidak dihisab, Sesuatu yang ada di dalam hati, yang datang dengan sendirinya, tergerak tanpa ada yang menggerakkannya, terlintas di dalam hati dengan sendirinya.
Terdapat beberapa tingkatan yang tersirat dalam hati:
1. Hajis, yaitu sesuatu yang terlintas dalam pikirann secara spontan dan berakhir seketika
2. Khathir, yaitu yang terlintas sejenak kemudian terhenti
3. hadist Nafs, yaitu bisikan-bisikan hati yang dari saat ke saat muncul dan bergejolak
4. Hamm, yakni kehendak melakukan sesuatu sambil memikirkan cara-cara pencapaiannya
5. Azm, yakni kebulatan tekad setelah rampungnya seluruh proses hamm dan dimulainya langkah awal bagi pelaksanaan
Allah SWT akan dengan mudah mengetahuinya. Allah SWT masih membuka pintu ampunan bagi siapa saja yang mau bertaubat, asal tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Allah lebih suka pendosa yang masih mau bertaubat daripada yang rajin ibadah namun ia merasa tidak ada kesalahan sedikit pun.
Dosen Pengampu: Dr. Hamidullah Mahmud, L.c, M.A.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.