Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Budayakan Mengapresiasi, Nggak Sulit, Kok!

Eduaksi | Monday, 20 Nov 2023, 21:21 WIB
Ilustrasi mengapresiasi (sumber gambar: Canva Pendidikan)

Apresiasilah guru yang punya karya. Walaupun karya itu kecil. Sebab, tidak mudah membuat karya. Meskipun itu kecil di matamu, tetapi kau tak tahu seberapa susah membuat karya itu.

Sebelum memberi komentar atau kritikan, berikanlah apresiasi. Pujilah dia untuk memberikannya kebahagiaan. Anggaplah engkau tidak bisa melakukannya sehingga engkau memberikan penghargaan kepadanya.

Padahal mudah lho memberikan apresiasi. Cukup berikan pujian.

"Wah, keren. Selamat, ya."

"Salut deh buat bapak/ibu."

"Selamat bapak/ibu. Anda luar biasa."

Padahal singkat pula kalimat apresiasi itu. Singkat tapi memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Apresiasi ibarat suntikan energi. Dia akan memberikan motivasi yang lebih lagi

Apa susahnya menahan kritikan. Diam sejenak, tunda reaksi negatif terhadap yang dikerjakan orang.

Sebuah penelitian mengungkapkan orang menerima reaksi negatif dua kali lebih banyak dari reaksi positif.

Padahal, reaksi negatif ini sangat berbahaya bagi seseorang. Orang yang menerima banyak reaksi negatif akan merespon negatif pula.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Masaru Emoto, air yang diberikan perlakuan positif akan membentuk kristal air yang indah, memukau, dan menakjubkan. Sebaliknya, air yang diberikan perlakuan negatif seperti cacian dan kata-kata jelek lainnya akan membentuk kristal yang jelek, kacau, dan tidak berbentuk.

Bukankah akan demikian pula tubuh manusia?

Sekitar 80 persen tubuh manusia terdiri dari air. Orang yang sering mendapat reaksi negatif akan menjadi sosok yang negatif pula.

Meskipun ada salahnya, alangkah baiknya didahulukan apresiasi daripada kritik bahkan cacian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image