Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Meningkatkan Keterlibatan Orang Tua: 5 Strategi Sekolah dalam Pendidikan Anak

Eduaksi | Sunday, 19 Nov 2023, 23:11 WIB

Sekolah merupakan tempat yang paling lama didatangi oleh anak sebagai peserta didik. Anak bisa menghabiskan waktunya 8 sampai 9 jam di sekolah. Bahkan jika ada kegiatan ekstrakurikuler, anak bisa menghabiskan waktunya hingga 12 jam. Dari waktu yang cukup lama tersebut, anak pasti dituntut menjadi aktif dan produktif dalam mengikuti rangkaian kegiatannya di sekolah. Sedangkan di sisi lain, waktunya dengan orang tua di rumah pasti sedikit bukan?

By: Monkey Business Images

Jika sudah menghabiskan waktu yang cukup lama dalam berkegiatan di sekolah, sampai rumah anak hanya membutuhkan waktu istirahat. Dalam keadaan seperti ini, orang tua tidak akan tega untuk mengganggu waktu istirahat si anak. Jika hal tersebut dibiarkan, maka akan berpengaruh pada kualitas komunikasi antara keduanya. Dalam masalah ini, sudah terlihat bahwa anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah dibanding di rumah. Nah, karena berkaitan dengan sekolah, maka peran sekolah dibutuhkan untuk permasalahan ini.

Sekolah harus membuat strategi keterlibatan orang tua untuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dengan peserta didik. Walaupun permasalahan ini hanya antara si anak dan orang tuanya, peran sekolah bisa berguna walau hanya beberapa persen untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam proses perkembangan pendidikan anaknya. Berikut lima strategi untuk meningkatkan komunikasi orang tua dan anak yang bisa diterapkan oleh pihak sekolah:

1. Konseling terbuka

Pihak sekolah membuat forum untuk ngobrol santai atau pertemuan secara berkelanjutan dengan orang tua. Biasanya orang tua mengobrol dengan guru bk hanya karena anaknya bermasalah di sekolah. Namun, komunikasi secara terbuka ini dapat dilakukan oleh seluruh orang tua peserta didik pada waktu yang nantinya akan dijadwalkan oleh pihak sekolah (guru bk dan wali kelas). Ini bisa melibatkan pertemuan rutin, pengiriman buletin berita, surat elektronik via chat, atau platform daring untuk memberikan informasi terkini tentang perkembangan pendidikan anak selama satu bulan. Kegiatan ini diharapkan agar orang tua bisa mengetahui dan membantu perkembangan perilaku dalam proses pendidikan peserta didik.

2. Keterbukaan dalam Penilaian

Berbagi informasi tentang penilaian dan perkembangan akademik anak secara terbuka. Sama halnya dengan poin di atas, dalam poin tersebut konseling terbuka bertujuan untuk memberitahu perkembangan perilaku peserta didik. Sedangkan kalau keterbukaan dalam penilaian adalah memberitahu orang tua tentang kekuatan dan kelemahan anak dalam pembelajarannya, dan kegiatan ini diharapkan agar mereka para orang tua dapat membantu dan mendukung pembelajaran anaknya di rumah.

3. Kegiatan Keluarga

Mengadakan kegiatan atau acara keluarga di sekolah, seperti festival dan lokakarya pendidikan. Ini dapat membantu memperkuat hubungan antara sekolah, orang tua, dan peserta didik. Contohnya, pihak sekolah mengadakan festival keberagaman budaya. Isinya akan ada lomba fashion show keluarga, bazar makanan lokal, dll. Festival ini dibuka untuk umum dan orang tua harus terlibat. Kegiatan ini diharapkan untuk meningkatkan kerjasama orang tua dan peserta didik.

4. Keterlibatan dalam Keputusan

Pengembangan program pendidikan atau kebijakan sekolah memang tanggung jawab pihak sekolah. Namun, memberi kesempatan kepada orang tua untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh pada pendidikan anak merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh pihak sekolah. Membuka kegiatan diskusi ini bertujuan agar sekolah mendapatkan masukan dari pihak orang tua, karena pandangan dari orang tua pasti beda dari pandangan pihak sekolah. Kemudian, diharapkan juga agar orang tua bisa lebih paham dengan program program yang sudah sekolah buat untuk kegiatan peserta didik dalam pembelajarannya.

5. Pelatihan untuk Orang Tua

Menyelenggarakan pelatihan untuk orang tua agar mereka dapat mendukung pendidikan anak lebih efektif. Ini bisa termasuk membekali mereka dengan keterampilan pengajaran atau informasi tentang perubahan kurikulum atau kondisi mental dan asupan gizi peserta didik. Contohnya, pihak sekolah mengadakan workshop dengan tema parenting kesehatan mental anak. Dalam kegiatan ini, diharapkan orang tua bisa melek dengan mental anaknya.

Penerapan strategi strategi diatas diharapkan agar sekolah dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan peserta didik dan orang tua dapat berkontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image