Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suci Mandhayanti Nurhikmah

Integritas Nilai nilai Multikultural dalam Pembelajaran (PAI)

Agama | Saturday, 18 Nov 2023, 18:04 WIB
Disusun oleh : Yusti Rahayu

Fakultas : Tarbiyah

Semester : 3 a

STAI AL-AZHARY CIANJUR

2023-2024

Nilai-nilai multikultural telah tercermin dalam ajaran agama Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits. Sejarah perjalanan Islam juga menunjukkan adopsi dan implementasi nilai-nilai multikultural. Hal ini menegaskan bahwa prinsip-prinsip tersebut tidak hanya diakui secara teoritis, tetapi juga terbukti dalam praktik sejarah Islam, menjadi bagian integral dari ajaran agama dan budaya yang diterapkan dalam kehidupan umat Muslim.

Pembelajaran multikultural sangat vital dalam membentuk pemahaman siswa tentang nilai-nilai tersebut dan mengembangkan keterampilan sosial yang bersifat multikultural. Untuk menciptakan lingkungan multikultural, langkah yang dapat diambil adalah melalui proses pembelajaran yang inklusif. Integrasi nilai-nilai multikultural juga bisa dilakukan melalui aspek-aspek tertentu dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi wadah yang mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai multikultural, tidak hanya secara teoritis tetapi juga dalam praktik sehari-hari.

Integrasi nilai-nilai multikultural adalah proses untuk memperoleh pengetahuan, pengembangan sikap dan perilaku untuk hidup saling menghormati, toleransi, penuh kedamaian, saling membantu, dan tanpa kekerasan.

kurikulum yang menerapkan pendekatan kontribusi, aditif, transformatif, dan aksi sosial memainkan peran penting dalam menghadapi konflik di Indonesia. Pendidikan dengan nilai-nilai multikultural bisa jadi solusi dalam menyelesaikan masalah yang muncul dan juga membantu persiapan bangsa Indonesia menghadapi pengaruh globalisasi yang semakin meningkat di era saat ini.

Pendapat Tolhah Hasan menyoroti pentingnya pendidikan multikultural sebagai solusi untuk menangani tantangan multikultural dan mengurangi radikalisme di Indonesia. Ini memerlukan pemeliharaan optimisme di kalangan pendidik agar semangat dalam menghadapi radikalisme tidak pudar.

Selanjutnya, integrasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai tersebut dalam metode pembelajaran, media yang digunakan, serta dalam evaluasi. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman nilai multikultural melalui pembelajaran PAI, mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip multikultural.

Integrasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran merupakan penggabungan nilai-nilai tersebut ke dalam proses pembelajaran di kelas. Ini dilakukan melalui interaksi antara guru, siswa, materi, dan metode pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Materi menjadi elemen kunci dalam proses ini karena membawa informasi dan pengetahuan yang harus disampaikan kepada siswa agar terjadi pembelajaran.

Integrasi nilai-nilai multikultural dalam materi dapat dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai tersebut dalam tema yang relevan bagi peserta didik, membangun dasar teoritis yang kuat. Kesuksesan pembelajaran terjadi ketika pesan, informasi, dan pengetahuan disampaikan dengan baik kepada siswa melalui materi pembelajaran yang menjadi landasan utama bagi proses belajar mengajar.

Dalam proses pengajaran di kelas, guru mengajarkan materi-materi seperti Kasih Sayang, Berkata Baik, Hormat dan Patuh, Jujur, dan Pemaaf kepada siswa kelas 1, serta pelajaran tentang kerjasama, tolong-menolong, dan peduli lingkungan untuk siswa kelas 2. Dengan cara ini, guru mampu menanamkan nilai-nilai multikultural kepada siswa melalui bahan ajar yang disajikan. Hal ini terlihat dari materi yang dijelaskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan buku referensi yang digunakan oleh guru.

Mengintegrasikan nilai-nilai multikultural dalam bahan ajar tidak hanya untuk memperkaya materi pelajaran, namun juga untuk meluaskan pemahaman dan pandangan siswa terhadap berbagai perspektif. Pendekatan ini bersifat aditif, yaitu mengenalkan beragam muatan, konsep, tema, dan sudut pandang baru ke dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat melihat hal-hal yang biasa dari sudut pandang yang berbeda.

Di sisi lain, dalam metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), guru dapat menerapkan berbagai metode seperti diskusi, proyek, dan kerjasama. Melalui metode ini, guru tidak hanya menguasai pembelajaran, tetapi juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi mereka sambil membentuk sikap multikultural yang melibatkan saling menghargai dan menghormati antar individu.

Metode pembelajaran yang telah disebutkan sesuai dengan prinsip pendidikan multikultural yang menekankan nilai-nilai demokratis, seperti yang dijelaskan oleh Azet, bahwa pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang demokratis. Prinsip ini menekankan kesetaraan hak dan kewajiban antara guru dan murid sehingga memungkinkan pertukaran pendapat dan gagasan tanpa rasa takut atau tekanan.

Selain metode diskusi, integrasi nilai multikultural dalam pembelajaran terlihat melalui metode bermain peran yang efektif untuk melatih interaksi multikultural dan keterampilan sikap yang beragam. Misalnya, ketika siswa diminta untuk berperan sebagai nabi Idris untuk mencontohkan akhlak dan perilaku terpuji. Melalui permainan ini, siswa dapat meningkatkan kepercayaan terhadap orang lain, partisipasi dalam membangun kesatuan dengan pandangan kemanusiaan, dan mengembangkan keterampilan mengelola konflik tanpa kekerasan.

Penggunaan metode bermain peran juga memiliki manfaat dalam pengembangan hubungan sosio-emosional. Ketika anak-anak bermain peran, mereka mengasah kemampuan imajinasi, kreativitas, empati, dan kemampuan berinteraksi, berkomunikasi, kepemimpinan, serta pengelolaan emosi sosial.

Kesemua metode ini dapat diaplikasikan untuk menerapkan metode pembelajaran yang berbasis pada nilai-nilai multikultural, asalkan prinsip-prinsip yang digunakan sesuai dengan nilai-nilai multikulturalisme.

Dalam hal media pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), penggunaan media bertujuan untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan efisien. Media harus relevan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta membantu siswa memahami materi tanpa memakan banyak waktu guru.

Integrasi nilai multikultural dalam media pembelajaran PAI bertujuan agar media yang digunakan mengedepankan nilai-nilai multikultural. Dengan demikian, prinsip-prinsip tersebut memandu penggunaan media yang mendukung pendekatan multikultural dalam pembelajaran, memastikan bahwa pesan yang disampaikan juga memuat dan mempromosikan nilai-nilai multikultural.

Pemanfaatan berbagai media pembelajaran, seperti gambar, poster, alat peraga, tayangan video, serta lingkungan sekitar, merupakan cara efektif untuk membangun interaksi edukatif dalam proses belajar mengajar. Media-media ini dapat menyesuaikan diri dengan gaya belajar yang berbeda-beda dari setiap siswa. Sebagai contoh, beberapa media pembelajaran yang dianjurkan dalam pendekatan berbasis nilai-nilai multikultural adalah:

1. Media Visual: Penggunaan gambar, ilustrasi, flash card, potongan gambar, bagan, diagram, atau poster yang dapat membantu visualisasi konsep-konsep penting.

2. Media Auditorial: Pemanfaatan media pendengaran seperti radio, musik, rekaman audio, atau laboratorium bahasa untuk menjangkau siswa yang lebih responsif terhadap pendekatan auditorial.

3. Media Kinestetik: Penggunaan objek yang dapat disentuh, benda tiga dimensi, boneka tangan, alat peraga, penyusunan kliping, dan sebagainya, untuk melibatkan siswa dalam pengalaman langsung dan aktivitas fisik. Pemilihan media pembelajaran yang tepat memungkinkan guru untuk mengakomodasi beragam gaya belajar siswa, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik, dan memperkaya proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Dari paparan tersebut, implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran PAI dapat dilakukan dengan menyelaraskan nilai-nilai multikultural dalam kegiatan pembelajaran. Nilai-nilai ini, seperti toleransi, kebersamaan, dan cinta damai, menjadi dasar untuk mengembangkan kebijakan dan budaya sekolah yang menghargai keragaman. Strategi integrasi nilai multikultural termasuk pengenalan, pemahaman, dan penghargaan terhadap keberagaman serta menghindari pandangan superioritas kelompok tertentu. Dalam konteks PAI, integrasi nilai-nilai tersebut dilakukan dalam materi, metode, dan media pembelajaran yang memperhatikan nilai-nilai multikultural.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image