Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Pipit Suryani

Manajemen Waktu Keluarga: Kunci Keseimbangan dalam Era Modern

Eduaksi | Friday, 17 Nov 2023, 14:33 WIB

Dalam dinamika keluarga, waktu memiliki arti yang mendalam. Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat, sering dihadapkan pada tantangan dalam mengelola waktu dengan baik, terutama dalam era modern yang penuh tekanan akademik, aktivitas ekstrakurikuler, perkembangan teknologi digital, dan komitmen sosial. Keluarga dengan remaja sering kali dihadapkan dengan tantangan dalam manajemen waktu yang baik.

Anak dari ibu yang bekerja mengalami penurunan kemampuan dalam mengikuti ujian di sekolah sebesar 20 persen tutur Ariesta Astri (15/05/2015). Menurut Tresna Nur Andini pada (15/06/2023), anak-anak yang sering ditinggal orang tuanya sibuk bekerja akan berpengaruh terhadap kemampuan emosionalnya, di mana mereka akan sangat rentan dan menjadi pribadi yang pemberontak, karena menginginkan banyak hal dan cenderung menuntut.

Teori manajemen sumber daya keluarga adalah pendekatan penting dalam memahami bagaimana keluarga mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan mereka. Manajemen waktu adalah langkah-langkah dan proses perencanaan serta pengendalian terhadap sejumlah waktu yang akan digunakan untuk berbagai aktivitas, khususnya dengan tujuan meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.

Dalam keluarga, manajemen waktu membantu memastikan setiap anggota keluarga memenuhi kewajiban mereka dan memiliki waktu berkualitas bersama. Komunikasi yang efisien adalah elemen kunci dalam manajemen waktu keluarga, membantu mengurangi stress dan ketegangan, menciptakan lingkungan yang damai, serta mendukung kesejahteraan fisik dan mental keluarga.

Sebagai sarana pendidikan pertama bagi anak, keluarga memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk fondasi perkembangan anak. Orang tua, sebagai garda terdepan dalam keluarga, memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak, baik aspek fisik maupun aspek emosional. Orang tua perlu memberikan kasih sayang secara penuh kepada anak, menjadi pendengar yang baik, dan hadir dalam setiap momen penting dalam kehidupan mereka. Anak pun bertanggung jawab untuk menghormati dan melaksanakan norma-norma yang sudah dibuat dalam keluarga.

Dengan demikian, anak tidak hanya menerima kasih sayang, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan dan kenyamanan dalam keluarga. Demi terciptanya kondisi tersebut, setiap anggota keluarga perlu menerapkan manajemen waktu yang baik. Masing-masing anggota keluarga pun memiliki tugas dan tanggung jawabnya agar waktu dapat dimanfaatkan secara efisien.

Peran antar anggota keluarga dan pentingnya komunikasi dalam lingkungan keluarga yang aman dan nyaman saling melengkapi. Komunikasi dalam sebuah keluarga menjadi unsur penting untuk mengurangi munculnya konflik dalam sebuah keluarga. Melalui komunikasi yang terbuka, setiap anggota keluarga dapat menyampaikan dan mendiskusikan mengenai kebutuhan dan keinginannya, serta jadwal dan prioritasnya.

Dengan begitu, seluruh anggota keluarga dapat memahami bagaimana sebaiknya mengalokasikan waktu untuk mencapai tujuan bersama dan dapat pula mengidentifikasi kemungkinan masalah yang muncul, sehingga solusinya dapat dicari bersama. Dalam keluarga yang memiliki komunikasi yang baik, orang tua dapat memberikan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak dan anak akan merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan kebutuhan satu dan lainnya.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terkait dampak yang akan terjadi terhadap keluarga, khususnya bagi seorang anak saat orang tuanya hanya memiliki sedikit waktu dalam keluarga, Rafi’i menyatakan bahwa dengan kedua orang tuanya bekerja, ia merasa memiliki sedikit waktu untuk berkumpul dan berinteraksi. Bahkan, ia menyatakan bahwa hal tersebut membuatnya terkadang merasa kurang diperhatikan. Selain itu, hubungan antara anak dan orang tua juga cukup canggung karena kurangnya waktu bersama. Saat merencanakan agenda kegiatan bersama, keluarga Rafi’i memiliki cukup uang untuk berlibur, tetapi rencana liburan sering tidak terealisasi karena tidak adanya waktu luang.

Saat kedua orang tua memiliki kesibukan di luar, seperti bekerja, dapat menimbulkan dampak pada keluarga, khususnya pada anak. Dampak tersebut yaitu anak merasa kesepian dan tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Jika kondisi tersebut berlangsung hingga anak dewasa, mereka dapat mengalami kecemasan yang berarti akibat dari kurangnya interaksi dan dukungan emosional dari orang tua.

Selain itu, kurangnya waktu berkualitas atau karena orang tua yang membawa tekanan pekerjaan ke dalam rumah dapat menimbulkan konflik antara anggota keluarga, sehinga komunikasi terganggu. Kesehatan anak pun ikut terdampak karena pola makan dan kesehatan anak yang tidak terpantau dengan baik. Dampak utama dari permasalahan ini ialah ketidakseimbangan hidup antara kerja dan keluarga, di mana pada umumnya orang tua yang memiliki peran ganda akan kesulitan untuk fokus pada pekerjaan akibat khawatir dengan keadaan rumah, begitu pun sebaliknya.

Dalam lingkup keluarga, manajemen waktu dalam keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk keseimbangan kehidupan. Manajemen waktu yang baik menimbulkan keselarasan kegiatan antara kegiatan setiap anggota keluarga dengan waktu yang berkualitas bersama-sama. Keselarasan tersebut sangat diperlukan untuk memperkuat ikatan antar anggota keluarga.

Selain itu, adanya manajemen waktu dapat meningkatkan produktivitas dalam menjalani aktivitas setiap harinya. Jika waktu terencana dengan baik, akan berdampak pada lebih banyak peluang untuk mencapai tujuan. Adanya manajemen waktu yang baik dan efektif pun dapat mengurangi tingkat stres dan ketegangan, lingkungan juga akan terasa lebih damai, sehingga perkembangan yang dibutuhkan makin terlihat.

Tantangan dalam manajemen waktu tidak dapat diabaikan begitu saja dalam keluarga. Untuk mengatasi tantangan tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti keluarga perlu bersama-sama menetapkan prioritas dalam kehidupan sehari-hari dan mendiskusikan nilai-nilai yang penting bagi keluarga lalu dijadikan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, campur tangan kebijakan pemerintah juga sangat membantu keberhasilan dalam mengatasi tantangan manajemen waktu dalam keluarga.

Pemerintah atau lembaga terkait dapat mendukung program pendidikan keluarga yang membantu orang tua dalam mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan komunikasi yang lebih baik. Pemerintah pun dapat memberikan dorongan fleksibilitas kerja, sehingga dapat membantu mereka mengatur waktu yang lebih baik antara pekerjaan dan keluarga, seperti memberikan opsi kerja jarak jauh, cuti keluarga yang lebih panjang atau jam kerja yang lebih fleksibel.

Manajemen waktu dalam keluarga adalah faktor kunci dalam menciptakan lingkungan yang seimbang dan nyaman bagi setiap anggota keluarga. Tantangan dalam mengelola waktu, terutama dalam keluarga dengan kedua orang tua yang sibuk bekerja, dapat mengakibatkan dampak negatif pada anak-anak dan hubungan dalam keluarga. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk bersama-sama menetapkan prioritas, mengembangkan keterampilan manajemen waktu, dan berkomunikasi secara efektif.

Selain itu, dukungan dari kebijakan pemerintah dalam bentuk program pendidikan keluarga dan fleksibilitas kerja dapat membantu keluarga mengatasi tantangan ini. Dengan manajemen waktu yang baik, keluarga dapat memastikan setiap anggota keluarga memenuhi kewajibannya dan memiliki waktu berkualitas bersama, sehingga menciptakan lingkungan yang damai, mendukung kesejahteraan fisik dan mental keluarga, dan memungkinkan pencapaian tujuan bersama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image