Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Boikot Produk Sekaligus Boikot Ide

Info Terkini | Friday, 17 Nov 2023, 07:35 WIB

Baru-baru ini kaum muslimin mendapatkan seruan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang bagaimana seorang muslim harus bersikap menghadapi kekejaman Israel. MUI mengeluarkan fatwa terkait hukum pembelian produk dari produsen yang mendukung agresi Israel ke Palestina, yakni fatwa nomor 83 Tahun 2023 yang berisi tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina.

Fatwa ini menegaskan bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib. Sebaliknya, mendukung Israel, termasuk mendukung produsen yang berdiri di pihak Israel hukumnya haram.

“Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram,” kata Niam dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu,11/11/2023. (cnbnindonesia.com)

Yang dimaksudkan MUI dalam hal ini sudah jelas, bukan mengharamkan zat produknya. Jika produk-produk makanan dan minuman itu memang sudah bersertifikat halal, maka zatnya tetap halal dan tidak haram untuk dikonsumsi. Jadi yang diharamkan adalah perbuatan yang mendukung Zionis.

Sungguh gebrakan luar biasa dari MUI yang terang-terangan menyatakan pernyataan "perang" pada produsen-produsen pendukung Israel. Dengan demikian harapannya mereka akan memperhitungkan keberadaan kaum muslimin. Bahwa muslim tidak tidur, mereka mulai bergeliat untuk membantu saudaranya meski tidak banyak memberikan kontribusi dibanding dengan kekuatan besar yang dimiliki oleh penjajah Zionis beserta negara yang selalu siap berada di sisinya untuk menyuplai dana dan menguasai opini.

Setidaknya ini bagian dari ekspresi keberpihakan umat Islam dan langkah-langkah kecil yang mampu dilakukan. Meskipun sebenarnya boikot skala mikro ini memang memiliki nilai yang jauh dari efektif jika dibanding dengan boikot yang dilakukan oleh negara. Negara harus dilawan oleh negara. Boikot oleh negara memiliki daya serang yang besar dan berakibat fatal bagi mereka, misalnya memutus kerjasama ekonomi dengan negara-negara pendukung Zionis Israel.

Boikot yang tidak kalah penting adalah boikot ide-ide buatan kapitalis penjajah yang digunakan sebagai alat untuk memecah-belah dan melemahkan persatuan umat Islam seluruh dunia, yakni ide nasionalisme. Fakta penjajahan di Palestina tanpa ada bantuan dari negeri-negeri muslim telah membuka mata dan hati kita tentang betapa besar bahaya dari ide absurd ini. Sehingga penjajahan ini terus berlangsung lebih dari 70 tahun.

Umat ini sungguh tidak berdaya untuk mengusir penjajah. Padahal dari jumlahnya mereka kalah jauh dari kaum muslimin. Hanya karena terjebak ide nasionaslisme yang dipaksakan oleh musuh Islam, membuat muslim banyak kehilangan syariat mulia, yaitu jihad fisabilillah. Mereka kehilangan kesempatan menjadi yang terdepan mengalahkan bangsa-bangsa lain. Maka sampai kapan kondisi ini akan berakhir?

Sampai kapan umat dengan jumlah terbesar di dunia ini hanya bisa mengecam, mengutuk, turun ke jalan dan memboikot produk-produk dari perusahaan raksasa? Perusahaan mereka telah menguasai perekonomian dunia. Maka tak heran jika begitu banyak produk-produk mereka yang dibutuhkan oleh umat Islam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan seberapa kuat umat Islam akan bertahan untuk tidak memanfaatkan produk mereka?

Maka saat inilah yang tepat bagi umat Islam untuk lebih menyadari bahwa penyebab dari segala penjajahan muslim di belahan bumi yang lain, termasuk di Uighur, Rohingya dan lain-lain adalah tidak bersatunya umat sehingga tidak ada komando dari seorang pemimpin sedunia untuk mengumandangjan kewajiban berjihad merebut kembali tanah milik kaum muslimin yang diberkahi. Kekuatan global AS dan Eropa yang menyokong dan melindungi Zionis harus dilawan dengan kekuatan global pula, yakni persatuan umat sedunia. Sebab koyaknya kesatuan umat dalam bentukan negara bangsa tak ada landasan syar'i sama sekali.

Jika boikot produk saja sempat menyiutkan nyali musuh Allah, maka memboikot ide-ide nasionalisme dan demokrasi sesungguhnya adalah cara paling efektif yang membuat mereka kalah tak berdaya. Seluruh negeri muslim akan mendobrak batas-batas rapuh negara-negara bangsa. Tak ada lagi seruan untuk lebih fokus pada bangsanya masing-masing. Karena seluruh kaum muslimin adalah saudara. Sebagaimana hadist Rasulullah Saw.

عَنْ أبْنِ عُمَرَ رَضِى الله عَنْه قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ لا يَضْلِمُهُ ولايخذله وَلا يُسْلِمُهُ

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim).

Wallahu’alam bish-shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image