Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tedi Sumaelan

Si Bisu Berbisik pada Si Tuli: Kalau Si Buta Melihat, Si Pincang Berlari

Curhat | Wednesday, 15 Nov 2023, 18:03 WIB

Suatu hari, di sebuah kota yang ramai dan bising, ada empat orang teman yang sedang berjalan-jalan di taman. Mereka adalah si Bisu, si Tuli, si Buta, dan si Pincang. Mereka semua memiliki kekurangan fisik, tetapi mereka tidak pernah mengeluh atau merasa rendah diri. Mereka selalu bersyukur dan bahagia dengan apa yang mereka miliki.

Saat mereka sedang menikmati udara segar dan pemandangan indah, mereka melihat sebuah kerumunan orang yang berteriak-teriak dan berlari-lari. Mereka penasaran apa yang terjadi, tetapi mereka tidak bisa mengetahuinya karena keterbatasan mereka.

Si Bisu, yang tidak bisa berbicara, mencoba berkomunikasi dengan si Tuli, yang tidak bisa mendengar, dengan menggunakan bahasa isyarat. Dia menunjuk ke arah kerumunan orang dan membuat gerakan seperti meledak. Dia ingin mengatakan bahwa ada sesuatu yang meledak di sana.

Si Tuli, yang tidak mengerti apa yang si Bisu maksud, hanya mengangguk-angguk saja. Dia berpura-pura mengerti, tetapi sebenarnya dia tidak tahu apa-apa. Dia hanya berharap si Bisu tidak bertanya lagi.

Si Buta, yang tidak bisa melihat, merasakan getaran di tanah dan bau asap di udara. Dia bertanya kepada si Pincang, yang tidak bisa berjalan dengan normal, apa yang terjadi. Dia ingin tahu apakah ada bahaya yang mengancam mereka.

Si Pincang, yang tidak tahu jawabannya, hanya mengarang-ngarang saja. Dia berkata kepada si Buta bahwa ada sebuah pesta kembang api yang sangat meriah dan indah. Dia ingin membuat si Buta merasa senang dan tidak khawatir.

Si Buta, yang percaya dengan kata-kata si Pincang, tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dia membayangkan betapa cantiknya pesta kembang api itu. Dia merasa bahagia dan damai.

Sementara itu, di tengah kerumunan orang, ada seorang wartawan yang sedang meliput kejadian yang sebenarnya. Dia mengatakan bahwa ada sebuah bom yang meledak di dekat taman dan menewaskan puluhan orang. Dia mengatakan bahwa ini adalah serangan teroris yang mengerikan dan biadab. Dia mengatakan bahwa ini adalah tragedi yang menyedihkan dan menyayat hati.

Ini adalah sebuah sindiran kritis terhadap kondisi masyarakat di era sekarang ini. Di mana banyak orang yang hidup dalam ketidakpedulian, ketidaktahuan, kebohongan, dan ketakutan. Di mana banyak orang yang tidak mau melihat, mendengar, berbicara, atau bergerak untuk menghadapi kenyataan yang pahit. Di mana banyak orang yang lebih memilih untuk hidup dalam ilusi dan khayalan yang indah. Di mana banyak orang yang tidak sadar bahwa mereka sebenarnya adalah si Bisu, si Tuli, si Buta, dan si Pincang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image