Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kanaya Laluna Syawalani

Darurat Kebocoran Data: Mengapa Indonesia Butuh Angkatan Siber?

Teknologi | 2024-10-21 11:34:00

Ditulis Oleh : Muhammad Shiddiq A.

Pembentukan angkatan siber sebagai matra keempat di Tentara Nasional Indonesia (TNI) tampaknya segera terealisasi. Pemerintah dan TNI tengah menggodok rencana ini untuk melengkapi peran TNI dalam pertahanan dunia maya. Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan bahwa Presiden Jokowi telah memerintahkan pembentukan angkatan siber. Saat ini, TNI memang telah memiliki satuan siber, namun satuan ini masih sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang ada.

Ancaman siber terhadap pertahanan negara bukan lagi hal sepele. Baru-baru ini, peretas berhasil menembus Pusat Data Nasional (PDN) Sementara serta data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Meski demikian, sejumlah pihak menilai bahwa pembentukan matra siber TNI memerlukan kajian mendalam agar dapat menghasilkan pasukan yang ideal dengan tugas yang efektif.

Beni Sukadis, peneliti dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, menekankan bahwa angkatan siber TNI harus memiliki struktur yang fleksibel serta terintegrasi dengan tiga matra yang telah ada (Darat, Laut, dan Udara). Selain itu, matra ini juga perlu didukung oleh infrastruktur berteknologi tinggi yang senantiasa diperbarui untuk menghadapi perkembangan ancaman siber global.

Di era digital yang makin maju, ancaman terhadap keamanan negara tidak lagi terbatas pada invasi militer konvensional. Dunia maya kini telah menjadi medan perang baru yang tidak memiliki batas fisik, namun dampaknya nyata dan merusak. Dalam konteks ini, Indonesia menghadapi ancaman serius berupa serangan siber yang dapat melumpuhkan infrastruktur vital negara.

Oleh karena itu, pembentukan angkatan siber sebagai matra keempat dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan langkah strategis yang mendesak untuk dilakukan. Pembentukan angkatan ini sangat penting untuk mempertahankan kedaulatan digital serta melindungi negara dari ancaman yang makin kompleks dan terorganisasi di ranah siber

Mengapa Serangan Siber Berbahaya?

Serangan siber memiliki potensi menghancurkan yang sama berbahayanya dengan serangan militer tradisional. Kebocoran data, peretasan sistem pemerintah, hingga serangan terhadap layanan publik telah terjadi berulang kali di Indonesia. Misalnya kebocoran data 279 juta warga oleh BPJS pada tahun 2021 dan serangan ransomware terhadap Bank Syariah Indonesia pada 2023 yang melumpuhkan layanan vital seperti ATM dan mobile banking, hal ini memperlihatkan betapa rentannya sistem digital Indonesia.

Di tahun 2024, serangan terhadap Pusat Data Nasional (PDN) membuat layanan imigrasi, PPDB, dan lebih dari 280 layanan pemerintah terganggu. Serangan-serangan ini bukan hanya ancaman terhadap privasi individu, tetapi juga dapat melumpuhkan roda pemerintahan yang berdampak langsung pada stabilitas negara. Lebih dari itu, serangan siber dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara serta mengancam kedaulatan digital Indonesia.

Pentingkah Pembentukan Angkatan Siber?

Dalam menghadapi ancaman siber yang makin masif dan terorganisasi, perlu diambil langkah yang lebih sistematis dan terstruktur. TNI selama ini sudah memiliki tiga angkatan (Darat, Laut, dan Udara) yang bertugas melindungi kedaulatan fisik Indonesia. Namun, ancaman siber membutuhkan pendekatan berbeda. Serangan di ranah maya dapat terjadi kapan saja tanpa peringatan dan dampaknya bisa menghancurkan secara instan.

NATO sejak 2016 telah menyatakan bahwa dunia maya adalah domain operasi yang sama pentingnya dengan udara, darat, dan laut. Hal ini memperkuat argumen bahwa Indonesia perlu memiliki angkatan khusus yang fokus pada pertahanan siber. Angkatan siber akan bertugas mengamankan infrastruktur digital, mendeteksi serangan lebih dini, dan merespons ancaman yang muncul dengan cepat dan tepat. Mereka juga harus memiliki kemampuan untuk melakukan operasi ofensif, jika diperlukan, sebagai bentuk pertahanan proaktif.

Tantangan dan Peluang?

Indonesia telah berupaya memperkuat keamanan siber dengan membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta menetapkan Strategi Keamanan Siber Nasional. Namun, langkah-langkah ini belum cukup. Kasus kebocoran data yang terus terjadi menunjukkan bahwa Indonesia belum siap menghadapi ancaman yang makin kompleks. Untuk itu, dibutuhkan langkah yang lebih terintegrasi dan menyeluruh melalui pembentukan angkatan siber yang memiliki otoritas serta kapabilitas untuk menangani ancaman siber secara profesional dan terorganisasi.

Selain itu, pembentukan angkatan siber juga bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan cyber sovereignty atau kedaulatan siber. Beberapa negara, seperti Rusia, Tiongkok, dan Prancis, telah membangun konsep cyber sovereignty yang kuat untuk melindungi ruang digital mereka dari intervensi asing. Dengan memiliki angkatan siber, Indonesia dapat lebih mandiri dalam menjaga kedaulatan digitalnya serta memastikan bahwa data strategis nasional tetap terlindungi.

Meningkatkan Ketahanan Nasional di Era Digital

Pembentukan angkatan siber juga merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan nasional di era digital. Seperti halnya kekuatan militer konvensional yang melindungi teritorial fisik, angkatan siber akan bertanggung jawab melindungi teritorial digital Indonesia dari serangan. Mereka harus mampu menjaga jaringan komunikasi, infrastruktur digital pemerintah, serta sistem informasi kritis yang menopang berbagai sektor kehidupan, mulai dari perbankan hingga kesehatan.

Selain itu, angkatan siber juga akan berperan penting dalam mempersiapkan Indonesia menghadapi cyber warfare atau perang siber. Di banyak negara, perang siber sudah menjadi bagian dari strategi pertahanan nasional. TNI harus siap menghadapi ancaman ini dengan mengembangkan angkatan siber yang memiliki keahlian khusus dalam keamanan digital dan mampu melindungi Indonesia dari segala bentuk serangan siber, baik dari negara maupun aktor non-negara.

Melangkah Lebih Depan

Dalam dunia yang makin tergantung pada teknologi digital, ancaman siber menjadi kenyataan yang tak terelakkan. Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada pendekatan tradisional dalam menjaga kedaulatannya. Pembentukan angkatan siber dalam tubuh TNI adalah langkah strategis yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan digital dan memastikan Indonesia siap menghadapi ancaman siber di masa depan. Dengan angkatan siber yang kuat, Indonesia dapat memastikan bahwa ruang digitalnya tetap aman dan terlindungi dari segala bentuk ancaman, sehingga kedaulatan nasional tetap terjaga di era digital.

Sudah saatnya kita mengakui pentingnya pertahanan siber dan mengambil langkah konkret untuk mewujudkannya. Pembentukan angkatan siber di TNI adalah wujud komitmen Indonesia dalam melindungi kedaulatan di dunia maya, seperti halnya kita melindungi darat, laut, dan udara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image