Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Riza Luthviah

Klinik Aborsi, Bukti Gagalnya Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Remaja

Agama | 2023-11-15 15:12:22
Sumber : SINDOnews

Penulis Riza Luthviah

Seorang ketua RT 06/RW 06, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur mengaku syok karena memberikan izin kepada salah satu warganya untuk membuka salon kecantikan. Namun bukannya salon kecantikan, melainkan tempat tersebut dijadikan lokasi klinik aborsi ilegal. Setelah kasus itu ditangani oleh pihak kepolisian, ditemukan 41 barang bukti yang salah satunya adalah sepic tank yang berisi tulang belulang, sehingga membuat tersangka tak mampu mengelak lagi. Menurut kesaksian warga juga, rumah tersebut sering didatangi pasangan muda-mudi dan perempuan hamil hingga malam hari. (TribunJatim.com 5/11)

Sungguh maraknya aborsi, menjadi tanda rusaknya masyarakat. Sangat menyedihkan manakala melihat generasi yang seharusnya menjadi harapan masa depan suatu bangsa, malah menghancurakn kehidupannya sendiri dengan pergaulan/seks bebas. Tak dapat di pungkiri bahwa dalam hal ini, negara juga memiliki andil besar dalam rusaknya remaja. Terbukti bahwa negara dengan prinsip sekularismenya, yaitu memisahkan agama dengan kehidupan menjadikan manusia bebas melakukan apa yang disukai, asal tidak mengganggu kehidupan orang lain.

Buah sistem rusak sekuler bisa kita lihat dari berbagai sistem rusak turunannya. Pertama sistem Pendidikan yang hanya fokus pada pencapaian kuantitas materi dunia. Penddikan sekuler yang ditegakan negara sangat minim menanamkan prinsip tauhid dalam agama. Hingga siswa tak lagi kenal halal haram sebagai standar perbuatannya. Kedua sistem informasi sekuler yang begitu liar. Memberikan informasi tentang kesenangan duniawi dan tak mengingatkan akhirat sama sekali. Memberikan ruang pada pemikiran-pemikiran rusak, semisal boleh pacaran asal bertanggung jawab, prinsip seks aman dengan kondom dll, makin membuat generasi terjungkal di lembah kerusakan. Ketiga sistem sanksi sekuler yang sangat lembek dan tak memberi efek jera. Ujung kemaksiatan tak selalu di balik jeruji besi, asal ada cuan hukum bisa dibeli.

Ditambah lagi, sistem rusak sekuler justru melakukan kampanye jahat bahwa aborsi aman boleh dilakukan untuk mencegah kematian ibu dan berbagai resiko lainnya. Juga narasi sesat memberikan hak reproduksi bagi perempuan sesuai yang dikampanyekan dunia. Tak boleh ada yang menganggu hak masing-masing individu. Karena prinsi hak asasi manusia harus dijunjung tinggi. Siapa pun berhak atas dirinya, mau maksiat, mau zina, mau aborsi tak masalah. Astghfirullah. Inilah yang menjadikan pergaulan bebas, dalam hal ini seks bebas tumbuh tak terkendali pada generasi, bagai jamur dimusim hujan.

Tumpuan sistem sekuler adalah akal manusia. Padahal, akal manusia yang sangat terbatas, tentunya tak akan mampu mengatur dirinya sendiri, terlebih membuat aturan untuk kehidupan masyarakat dalam sebuah sistem pemerintahan. Alhasil aturan-aturan yang lahir dari akal dibuat atas kepentingan manusia atau pembuat hukum saja. Berbeda halnya dengan Islam. Islam yang tak hanya memiliki aturan dalam ibadah ritual saja, namun juga memiliki aturan dalam menjalankan kehidupan. Yang tentunya aturan tersebut bukan berasal dari akal manusia yang terbatas, tetapi dari Sang Pencipta alam semesta dan isinya. Dengan aturan ini, tentunya akan membawa kemaslahatan dan keselamatan bagi manusia dalam kehidupannya.

Terkait dengan permasalahan pergaulan bebas yaitu seks bebas, Islam mempunyai sistem aturan yang lengkap yang dinamakan sistem pergaulan Islam. Didalam Islam, kehidupan laki-laki dan wanita pada prinsipnya terpisah. Mereka boleh bertemu hanya dalam rangka ta’awun atau tolong-menolong dalam kehidupan umum. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi interaksi yang sangat intens sehingga menimbulkan rasa suka dan kagum dan menjadi awal dari sebuah perzinahan. Hal ini juga berlaku tidak hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya. Pemenuhan rasa cinta terhadap lawan jenis dalam Islam telah diatur melalui jalan pernikahan. Selain itu juga, Islam melarang laki-laki dan wanita berhalwat yaitu berdua-duaan dan juga berihtilat yaitu bercampur baur laki-laki dan wanita.

Islam juga memerintahkan agar laki-laki dan wanita menutup aurat dengan ketentuan syariat Islam. Ini dilakukan agar tidak bangkit bangkit syahwatnya. Dan tak bisa dipungkiri juga, tehnologi yang sangat maju ini menjadi neraka bagi remaja tanpa iman. Media sosial kerap menjadi contoh bagi remaja dalam melakukan berbagai kemaksiatan. Islam melarang tersebarnya perbuatan-perbuatan yang menjadi celah terbukannya pintu zina. Seperti yang dikatakan dalam Al-qur’an surat Al-Isra’ ayat 32 “Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk”

Islam juga memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku zina. Bagi pezina yang belum menikah mendapatkan sanksi 100 kali cambukan, sedang pezina yang sudah menikah mendapatkan sanksi rajam. Untuk menghindari dari zina, Islam juga memudahkan pernikahan bagi yang sudah mampu dan Islam juga memerintahkan agar meringankan mahar.

Demikianlah, bahwa Islam memiliki aturan yang sempurna dan paripurna dari Sang Pencipta Alam, yang mampu mengatur kehidupan manusia agar selamat dunia dan akhirat. Wallahu’alam bissawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image