Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fokker

Kejahatan Perang Israel Dehumanisasi dalam Krisis Kemanusiaan

Info Terkini | 2023-11-09 00:50:13
Konvoi ambulan yang diserang oleh tentara Israel di Gaza (sumber: malutnetwork.com)

Kita tentu mengetahui bagaimana fakta yang terjadi di Palestina selama konflik militer dengan Israel berlangsung. Bukan sekedar menjadikan bangsa Palestina sebagai tahanan di tanahnya sendiri. Melainkan sebagai arena pembantaian massal secara masif dan terbuka.

Target-target yang dituju kini bukan lagi militan Hamas, melainkan penduduk sipil dan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, kamp pengungsian, dan lain-lain. Sebuah target yang dilarang dalam Konvensi Jenewa, pasca Perang Dunia 2 berakhir.

Ada semacam upaya dehumanisasi yang dilakukan pemerintah Israel melalui aksi militernya terhadap penduduk sipil Palestina. Bukan sekedar memberi teror, melainkan lebih kepada upaya penghilangan hak-hak kemanusiaan seseorang.

Seperti yang dilansir dari berbagai media, bahwa tidak hanya penduduk dewasa yang dijadikan target bom acak, melainkan juga anak-anak yang berada di kamp pengungsian. Terhitung 10.328 warga Gaza meninggal, termasuk 4.000 diantaranya adalah anak-anak.

Aksi okupasi militer Israel atas bangsa Palestina, tentu memantik kecaman dunia. Termasuk masyarakat internasional, yang secara tegas menentang aksi pembantaian disana. Selain dari berbagai negara yang telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel.

Kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Israel, bukan lagi sebatas menjalankan agenda okupasi. Melainkan lebih kepada aksi brutal, tak berperikemanusiaan. Ada upaya pelenyapan paksa hak hidup setiap orang Palestina. Tanpa ada proses peradilan bagi para pelakunya.

Inilah realitas yang kiranya dapat diungkap sebagai bagian dari upaya penyadaran sosial. Masifnya propaganda terkait playing victim yang mengemuka, kiranya telah menimbulkan bias persepsi sebagian kalangan. Tak terkecuali bagi generasi muda dalam menilai krisis kemanusiaan di Palestina.

Dehumanisasi yang sejatinya adalah sikap merendahkan derajat manusia, sudah mencapai pada titik terendah secara prinsip hak asasi manusia. Pemutusan pasukan logistik, listrik, air, dan kebutuhan hidup lainnya oleh Israel, menjadi fakta yang patut diungkapkan.

Terlebih terhadap genosida terbuka yang dilakukan secara sistemik militer Israel terhadap rakyat Palestina. Kita boleh saja berpandangan lain soal politik internasional, namun jika sudah menyentuh unsur kemanusiaan, tentu kita dapat menentukan akan memihak siapa.

Sebagai manusia, hanya perlu rasa kemanusiaan, untuk dapat bersikap selayaknya atas tragedi di Palestina ini. Bukan justru acuh atau bersikap tidak peduli, tanpa ada upaya dan dukungan bagi tegaknya hak asasi manusia.

Semoga bermanfaat, salam damai, dan terima kasih.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image