Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Asa Malinda

Menjaga Tekanan Darah: Tips Pencegahan Hipertensi untuk Dewasa dan Remaja

Edukasi | Tuesday, 07 Nov 2023, 20:34 WIB
gambar hipertensi

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Negara Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Khususnya, tantangan di bidang kesehatan yang masih cukup pelik. Akhir-akhir ini angka prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia kian meningkat. Menurut Kemenkes (dalam Nuraisyah et al., 2021) PTM menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia yaitu 64%.

Menurut Ekaningrum, Yuri Annisa (2021) salah satu PTM yang menjadi masalah serius adalah hipertensi yang seringkali disebut sebagai the silent killer karena gejala pada umumnya tanpa keluhan sehingga penderita tidak mengetahui menderita hipertensi namun kemudian mendapatkan dirinya tersebut sudah terdapat penyakit penyerta atau komplikasi dari hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia, sehingga tata laksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan di berbagai tingkat fasilitas kesehatan (Zaenurrohmah, 2017). Menurut Muwarni (2011:81) dalam Iswahyuni (2017), Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistol dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal tekanan (tekanan sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg).

Didapatkan prevalensi kasus penyakit tidak menular hipertensi di Jawa Timur sebesar 36,3% dan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia seseorang. Jumlah penderita hipertensi meningkat pada usia ≥ 15 tahun, dengan proporsi wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki, yaitu 51,17% (Riskesdas dalam Sulistyana et al., 2022). Risiko terkena hipertensi lebih banyak pada wanita, hal ini karena manajemen stress dan ciri khas karakter yang dimiliki masing-masing jenis kelamin. Kekuatan tekanan darah manusia dipengaruhi oleh aktivitas dan banyak faktor lain meliputi faktor predisposisi dan presipitasi seperti umur dan jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, stress, obesitas dan gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan diet yang tidak sehat (Menurut Wang, Tiwari dan Wang dalam Setiawan et al., 2018).

Seiring bertambahnya umur seseorang maka risiko terkena berbagai jenis penyakit semakin besar. Tekanan darah tinggi banyak terjadi pada usia dewasa tengah yaitu diatas 40 tahun (Hartanti & Mifbakhuddin dalam Adam Lusiane 2019). Selain itu lansia juga berisiko besar terkena hipertensi. Menurut Ariyanti et,al., lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Hal ini sejalan dengan teori bahwa semakin meningkat umur seseorang maka risiko terkena hipertensi sangatlah besar, hal ini terjadi karena pada umur tua arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga darah yang dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan mengakibatkan naiknya tekanan darah (Adam Lusiane, 2019).

Masalah kesehatan seperti hipertensi juga dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan sumber informasi mengenai hipertensi yang tersedia di masyarakat. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi yaitu dengan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan sebagai upaya promosi dan preventif kesehatan kepada masyarakat dengan harapan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam topik yang dibawakan di sosialisasi.

Masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang hipertensi diharapkan dapat mengetahui langkah-langkah pencegahan dan penanganan hipertensi dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Menurut Yuliani et al., (dalam Andriyani et al., 2021) penyuluhan kesehatan merupakan salah satu cara yang efektif terkait informasi kesehatan karena terdapat perbedaan penambahan informasi kesehatan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan sehingga dapat menguatkan pemahaman masyarakat. Dalam melakukan sosialisasi dibutuhkan media sosialisasi.

Media sosialisasi dibuat dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah memahami isi materi sosialisasi yang disampaikan. Salah satu media sosialisasi secara visual yaitu dengan menggunakan poster dan pamflet. Menurut hasil penelitian Ulya et al., (dalam Andriyani et al., 2021) pendidikan kesehatan menggunakan media poster lebih efektif meningkatkan pengetahuan manajemen hipertensi dibandingkan dengan tidak menggunakan poster. Media sosialisasi harus disesuaikan dengan umur dan minat dari target sosialisasi karena akan mempengaruhi hasil pemahaman yang didapatkan dari sosialisasi.

Saya Nur Asa Malinda Mahasiswi FKp UNAIR mengajak seluruh mahasiswa untuk sering sering melakukan sosialisasi demi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image