Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Hikmah Para Rasul Adalah Manusia

Agama | Monday, 06 Nov 2023, 13:55 WIB
Dokumen detik.com

Dalam agama Islam, para Rasul memiliki peran penting sebagai perantara antara manusia dan Allah. Mereka diutus untuk membimbing umat manusia dan menyampaikan ajaran-Nya. Namun, apa hikmah di balik pengutusan para Rasul sebagai manusia? Ayat-ayat al-Qur'an dan hadits Nabi memberikan wawasan yang menarik mengenai hal ini. Dalam tulisan ini, kita akan mengulas tiga poin penting yang menjelaskan mengapa hikmah para Rasul adalah manusia.

1. Keterbatasan Manusia dalam Melihat Malaikat

Salah satu alasan utama mengapa para Rasul diutus sebagai manusia adalah keterbatasan manusia dalam melihat malaikat dalam bentuk aslinya. Dalam al-Qur'an, banyak ayat yang menggambarkan malaikat sebagai makhluk yang luar biasa dan menakjubkan. Orang-orang kafir pada zaman Nabi Muhammad SAW berpendapat bahwa Rasul yang diutus kepada mereka seharusnya dari kalangan malaikat, karena mereka menganggap malaikat sebagai makhluk yang suci dan mulia.

Namun, mereka tidak memahami tabiat malaikat dan kesusahan yang akan terjadi jika manusia melihat malaikat dalam bentuk aslinya. Bahkan Nabi Muhammad, sebagai manusia paling mulia yang memiliki kekuatan jasmani dan rohani yang lebih daripada manusia lain, merasakan takut yang luar biasa ketika melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya. Ini menunjukkan bahwa bahkan seorang Rasul sekalipun, sebagai manusia, mengalami kesulitan dan ketakutan ketika berhadapan dengan keagungan malaikat.

Jadi, keterbatasan manusia dalam menghadapi malaikat dalam bentuk aslinya adalah salah satu alasan mengapa Allah memilih mengutus para Rasul sebagai manusia. Ini membuat pesan yang mereka sampaikan lebih dapat diterima dan dimengerti oleh manusia.

2. Kemungkinan Pengingkaran

Jika Allah mengutus malaikat sebagai perantara antara-Nya dan manusia, kemungkinan pengingkaran akan lebih tinggi. Jika malaikat dikirim untuk berbicara dengan manusia, mereka akan memiliki bentuk manusia, bukan bentuk malaikat. Hal ini akan membuat malaikat lebih dapat dilihat dan diakses oleh manusia, sehingga pesan yang mereka sampaikan akan menjadi lebih jelas.

Namun, ini juga memiliki risiko. Manusia, dengan sifatnya yang sering kali cenderung bersifat sombong dan skeptis, mungkin mengingkari pesan yang dibawa oleh malaikat yang berbentuk manusia. Mereka mungkin berpikir bahwa ini hanyalah manusia biasa yang berbicara kepada mereka, bukan perwakilan Allah.

Oleh karena itu, mengutus Rasul sebagai manusia adalah hikmah yang bijaksana. Ini membuat pesan yang mereka sampaikan lebih dapat diterima oleh manusia tanpa menyebabkan pengingkaran yang berlebihan.

3. Teladan Manusia

Salah satu aspek penting dalam pengutusan para Rasul adalah untuk memberikan teladan kepada umat manusia. Jika Allah mengutus malaikat, manusia tidak akan memiliki alasan untuk meneladani mereka. Malaikat memiliki sifat taat mutlak, tidak pernah melakukan maksiat, memiliki naluri ibadah, dan tidak memiliki syahwat. Oleh karena itu, manusia tidak akan mampu meneladani malaikat, karena manusia memiliki sifat dan naluri yang berbeda.

Dengan mengutus para Rasul dari kalangan manusia, Allah memberikan contoh yang lebih relevan dan dapat diikuti oleh manusia. Rasul-rasul tersebut adalah manusia seperti kita, yang memiliki kelemahan dan kelebihan. Mereka mengalami berbagai tantangan, kesulitan, dan ujian dalam hidup mereka. Namun, mereka juga menunjukkan bagaimana menghadapi dan mengatasi semua itu dengan taat kepada Allah.

Sebagai contoh, Nabi Muhammad adalah seorang manusia yang memimpin umatnya dengan teladan yang luar biasa. Dia adalah contoh sempurna dalam beribadah, berakhlak, dan berperilaku baik. Kehidupan beliau adalah bukti nyata bahwa manusia dapat mencapai tingkat keberhasilan spiritual dan moral yang tinggi.

Dengan mengutus Rasul sebagai manusia, Allah memberikan contoh yang dapat diikuti oleh manusia sehari-hari. Mereka dapat melihat bahwa meskipun para Rasul adalah utusan Allah, mereka tetap manusia yang menghadapi kesulitan, kesalahan, dan ujian dalam hidup mereka. Hal ini membuat pesan dan ajaran yang mereka sampaikan lebih relevan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Kesimpulannya, hikmah di balik pengutusan para Rasul sebagai manusia dalam ajaran Islam adalah untuk memudahkan komunikasi antara manusia dan Allah, menghindari kemungkinan pengingkaran yang lebih tinggi jika malaikat yang diutus, dan memberikan teladan yang relevan bagi manusia. Para Rasul adalah manusia yang dipilih oleh Allah untuk membawa pesan-Nya kepada umat manusia, dan mereka menjadi teladan bagi manusia dalam beribadah dan berperilaku baik. Dengan demikian, pengutusan para Rasul sebagai manusia adalah kebijakan Allah yang bijaksana dan penuh hikmah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image