Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farhan Al Farizi, S.Psi

Perhatikan Tontonan Anak Kita

Parenting | 2023-11-05 21:14:37

Akhir-akhir ini para orang tua perlu sangat selektif dalam membiarkan anak mereka berseluncur di dunia maya. Orang tua dan keluarga perlu menguatkan nilai-nilai yang bisa menjadi pegangan bagi anak-anaknya. Sebagai system pendukung yang utama maka keluarga perlu menyaring informasi yang masuk, cara merespon informasi itu lalu mengajarkan kepada anak-anaknya cara bagaimana seharusnya si anak bersikap terhadap informasi tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran orang tua sangatlah krusial terutama diera banjir informasi yang bisa masuk kedalam keluarga, tidak hanya kepada orang tua namun juga kepada anak-anaknya.

Jika informasi yang masuk adalah informasi yang memiliki nilai agama yang lurus, mengandung nilai moral dan etika yang baik maka anak akan menduplikasi hal tersebut dan bisa jadi akan muncul pada kehidupan sehari-harinya. Tetapi apakah hanya informasi yang baik saja yang ada di sosial media? Tentu tidak, banyak informasi yang tidak mengandung nilai moral dan etika, pornografi, judi online, kekerasan yang itupun akan diduplikasi oleh anak-anak serta lambat laun akan muncul juga pada kehidupan sehari-harinya.

Untuk merespon informasi yang masuk ini, orang tua sangat perlu filter/ penyaring dengan standar yang baku antara ayah dan ibu, landasan yang kuat bagi keduanya sehingga anak tidak bingung apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Maka, perlu kita sepakati bahwa agama adalah nilai yang paling sempurna untuk dijadikan standar dan filter yang utama bagi kedua orang tua terhadap informasi yang bertebaran.

Anak perlu tau apa yang diperbolehkan oleh agama dan apa yang tidak, apa yang bermanfaat baginya dana apa yang tidak. Nilai-nilai semacam ini dapat meminimalisir terjadinya bullying, kekerasan seksual, hamil diluar nikah dan lain sebagainya. Mengapa? Karena pada umumnya anak-anak sampai remaja akhir atau dewasa awal (SD-SMA) dapat melihat konten yang sama, misalnya di instagram, youtube, twitter dan mungkin platform yang lain juga. Tentu saja berbeda pemahaman antara anak yang sudah memiliki nilai-nilai agama dan yang tidak. Jika anak-anak tidak memiliki nilai agama dan rambu-rambu akan nilai moral dan etika melihat konten kekerasan, tawuran antar geng sekolahan, pornografi maka tidak menutup kemungkinan bahwa banyak terjadi kasus-kasus kekerasan dan bullying pada tingkat SD-SMP. Karena mereka merasa keren sudah bisa melakukan hal tersebut.

Maka dari itu, agama harus dihadirkan oleh orangtua ketika mendidik anak dirumah. Agar ketika anak keluar rumah baik secara fisik ataupun online mereka memiliki batasan dan rambu-rambu dalam bertindak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image