Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Sadira XI-3

Di Antara Dua Cinta

Sastra | 2024-11-18 07:49:06

Pagi yang cerah dan hembusan angin yang begitu sejuk dirasakan oleh gadis yang bernama Ira. Ira merupakan gadis yang memiliki paras begitu cantik, dengan senyum nya yang manis, dan tatapan tajam, menjadikannya disukai banyak lelaki.
Pagi itu Ira dan sepupunya camping di pinggir pantai. Lalu sepupu Ira yang bernama Cika mengajak Ira untuk bermain di pantai.
" Ira ayo kita jalan-jalan untuk melihat sunrise"
"Ayo", jawab Ira.
Lalu mereka pun berjalan mengelilingi pantai, berfoto, main pasir, dan bermain ombak di tepi pantai. Setelah itu Ira berjalan ketengah pantai melewati jembatan yang penuh dengan orang-orang yang mulai berdatangan. Di sana cika bertemu dengan teman pondoknya, kebetulan Ira juga mengenalnya karena Ira pernah bertemu dengannya saat menjemput Cika pulang dari pondok. Temannya Cika bersama dengan sepupu laki-laki yang begitu tampan, Ira tidak menyadari laki-laki itu bersama dengan teman nya Cika.
"Ayo fotbar dengan ku", ucap laki-laki itu kepada Ira.
Ira pun kaget karena tidak mengenalnya, Ira mencoba menjauh darinya. Lalu temannya Cika menjelaskan bahwa sepupunya memang suka begitu, Cika pun tertawa.
"Jangan takut Ra itu sepupunya teman ku, sana fotbar aku yang fotoin"
"Ayo fotbar dengan aku, gaperlu takut aku hanya ingin berfoto denganmu"
Lelaki itu mencoba menenangkan Ira dengan senyumnya dan perlahan menarik tangan Ira. Ira pun mengiyakan ajakan itu karena sudah mengetahuinya. Setelah berfoto mereka bercanda gurau, lalu Ira dan Cika pun meninggalkan mereka karena ingin membereskan tenda.
Ira dan Cika kembali ke tenda milik mereka, mereka berdua berbincang dan menceritakan lelaki yang berfoto dengan Ira.
"Cowo itu sangat tampan dan cocok sekali dengamu, kenapa kamu tidak kenalan saja tadi dengannya"
"Ihhh kamu jangan begitu, kamu kan tau aku tidak mudah suka dengan sembarangan cowo"
lalu laki-laki itu menghampiri mereka dan membuat mereka terkejut, dia meminta nomer watsapp Ira untuk mengirim foto-foto meraka.
"Mana nomer kamu biar aku bisa mengirimkan foto tadi ke kamu"
Ira memberikan nomer nya. Mereka pun berkenalan ternyata laki-laki itu bernama Al dan dia bersekolah di Jawa, mereka ternyata juga seumuran. Pertemuan yang begitu singkat namun ternyata Ira merasa mulai mengagumi Al. Tapi Ira adalah gadis yang begitu gengsi, ia tidak pernah berani untuk ngechat Al duluan.
Beberapa hari kemudian Al ngechat Ira dengan menanyakan sesuatu kepada Ira
"Apakah ada cowo yang marah denganmu karena foto kita waktu itu? "
"Aku tidak memiliki cowo, kalo aku sudah memiliki cowo tidak mungkin aku mau foto bersama kamu"
"Masa cewe secantik kamu tidak memiliki pasangan"
"Hhe, emang wanita cantik harus memiliki pasangan?", jawab Ira
Sejak hari itu mereka selalu berkomunikasi. tanpa mereka sadari mereka saling menyukai satu sama lain, dan tidak terasa Al akan pulang ke Jawa melanjutkan pendidikannya. Ia berpamitan kepada Ira dan mengungkapkan perasaannya.
"Ira aku akan pulang ke Jawa kamu jaga diri baik-baik yah aku akan merindukanmu, jujur awal aku ketemu kamu aku merasakan perasaan yang berbeda, melihat senyummu yang begitu manis aku terpanah dan jatuh cinta pada pandangan pertama"
Ira pun kaget karena Al mengungkapkan perasaannya mendahului Ira, lalu Ira juga mengungkapkan perasaannya kepada Al
" Al, jujur aku juga merasakan hal yang sama, aku yang awalnya tidak mudah menaruh perasaan kepada seseorang, entah kenapa aku malah menaruh perasaan ke orang yang tidak pernah aku sangka aku bakal bertemu dengannya, aku juga jatuh cinta sama kamu Al"
"Kita sudah saling jatuh cinta bukan? Kamu jaga yah cinta itu buat aku Ra, kamu tunggu aku sampai menyelesaikan pendidikanku, maka aku akan segera melamar kamu"
Ira pun terdiam dan merasa kaget, baru pertama kali ada seorang lelaki yang berani berbicara akan melamar nya, Ira merasa tidak mempercayai omongan Al karena umur mereka yang begitu muda, namun Ira merasa bahagia.
Di sekolah Ira, begitu banyak laki-laki yang menggoda Ira, namun Ira tidak tergoda dengan mereka, Ira hanya mengingat Al, dan yakin suatu saat nanti Al akan menepati omongannya dan akan melamar Ira. Di kelas Ira ada seorang laki-laki yang tampan dan jago sekali bermain game ia bernama mulkan, Ira juga seorang gadis yang suka bermain game, saat mulkan mengetahui bahwa Ira gadis cantik yang suka bermain game, ia mengajak Ira untuk main bersama nya.
"Hei, ayo bermain game denganku, aku dengar kamu jago main game"
Ira menonalak dengan tegas
"Tidak, aku tidak ingin bermain dengan kamu!"
"Kenpa? Karena akun kamu yang begitu bot ya, atau kamu takut akan terlihat beban"
Ucap Mulkan dengan mengejek Ira. Ira yang selalu gengsi dan tidak suka diragukan pun menerima tantangan itu. Mereka sering bermain bersama, hari demi hari Ira dan Mulkan mulai dekat, kedekatan meraka membuat teman-temannya merasa bahwa Ira memiliki hubungan yang lebih dengan Mulkan, muncul lah perbincangan tentang Ira dan Mulkan di sekolah. Mulkan cukup fomeus di sekolah itu karena kegagahan dan ketampanannya, Ira juga merupakan gadis yang cantik, pintar, dan disukai banyak laki-laki. karena mereka adalah dua orang yang selalu menjadi pusat perhatian, maka berita tentang kedekatan mereka pun tersebar luas di sekolah.
Ira yang merasa tidak menyukai semua berita itu menantang bahwa ia dan Mulkan tidak memiliki hubungan apapun. Lalu salah satu teman nya berakata.
"Kamu dan Mulkan begitu cocok dan kami liat kalian begitu dekat ya Ra"
"Aku tidak pernah punya hubungan apapun dengan cowo itu, jadi berhenti menyebarkan berita yang tidak benar itu!"
Mulkan datang dan melihat Ira yang menjawab teman-temannya dengan emosi. Ira menatap nya dengan tatapan begitu tajam, Mulkan hanya tersenyum.
"Kenapa kamu tersenyum begitu hah!? "
"Karena kamu begitu cantik saat sedang marah"
Teman-temannya yang melihat kejadian itu bersorak dan baper dengan ucapan Mulkan kepada Ira. Ira merasa malu, canggung, dan salah tingkah, lalu ia pergi meninggalkan Mulkan. Mulkan mengejarnya dan berkata kepada Ira.
"Kenapa kita tidak membuat hubungan itu menjadi kenyataan Ra?"
Ira yang merasa bingung dengan perasaannya sendiri pun, tidak menjawab Mulkan, dan pergi meninggalkankan nya begitu saja. Saat dirumah Ira selalu mendapatkan pesan dari Mulkan, bahwa Mulkan ingin Ira menerimanya menjadi pacarnya. Ira yang merasa bahwa Mulkan adalah cowo tipe idamannya merasa bingung harus melakukankan apa, karena Ira teringat dengan Al. Namun setelah berpikir panjang, Ira merasa Al tidak mungkin datang untuk melamarnya apalagi mereka sudah tidak berkomunikasi, bahkan Ira pun tidak mengetahui kabar Al bagaimana. Lalu Ira menerima Mulkan sebagai pacarnya.
Merekapun sering menghabiskan waktu bedua, semakin hari hubungan mereka semakin kuat, tidak ada kebohongan, pertengkaran dan masalah yang menimpa hubungan mereka berdua. Ira begitu bahagia dan merasa beruntung memiliki Mulkan, karena Mulkan sangat meratukan Ira.
Satu tahun pun sudah berlalu, mereka sudah lulus dan melanjutkan kehidupan mereka, dengan Ira yang berkuliah dan Mulkan yang bekerja. tidak ada yang bisa memisahkan Ira dan Mulkan, mereka saling berjanji akan terus bersama
"Mulkan berjanji lah kepadaku, kamu tidak akan meninggalkanku dalam kondisi apapun"
"Bagaimana aku bisa meninggalkan wanita yang begitu cantik dan manis sepertimu Ra?"
"Siapa tau nanti ada wanita yang lebih cantik dan lebih manis dariku yang bisa menarik perhatianmu"
"Tidak mungkin, aku tidak mungkin tertarik dengan wanita manapun, karena kamu udah sepenuhnya menjadi pemilik hatiku, aku berjanji kepadamu aku tidak akan meninggalkanmu dalam kondisi apapun, terkecuali ada orang lain di dalam hati kamu"
Ira langsung terdiam, tiba-tiba saja ira merasa tidak tenang dan gelisah, seakan-akan dia merasakan apa yang orang lain rasakan. Ira berpikir bahwa mungkin saja perasaannya timbul dikarenakan Mulkan yang membahas tentang orang lain dihati nya, Ira sadar bahwa omonganan Mulkan membuat dia mengingat Al. Ira yang tidak ingin menambahkan Al di dalam hubungannya pun tidak berkata apapun tentang Al kepada Mulkan.
Keesokan harinya nomer yang tidak dikenal oleh Ira menelpon Ira dan memberi tahu Ira tentang Al.
"Ira, Al sedang dirawat di rumah sakit dia ingin berbicara denganmu"
Ira terdiam dan kaget, ia tidak menyangka dia akan berbicara dengan Al.
"Ra, kamu masih ingat aku kan, maafin aku yah baru ngasih kabar kamu sekarang, kamu gimana kabarnya?", tanya Al di telpon untuk Ira
"Alhamdulillah aku sehat Al, kamu kenapa Al? Katanya kamu sedang dirawat di rumah sakit?", tanya Ira kepada Al dengan penuh cemas.
"Ya, aku sedang dirawat dirumah sakit, aku sakit karena merindukan wanita yang selalu aku rindukan, tapi tenang saja sekarang aku sudah tidak apa-apa semua sakitku telah terobati setelah mendengar suaramu"
Ira terdiam dan tersenyum, Al berkata bahwa bulan depan Al akan kembali ke kalimantan dan menemui Ira.
"Bulan depan aku akan menemuimu, tunggu aku yah....."
"Aku akan selalu menunggu kamu, aku harap kamu bakal benar-benar akan menemuiku"
"Aku tidak akan mengingkari janjiku, aku akan datang menemui, setelah itu aku akan mencari uang untuk melamarmu"
Setelah perbincangan itu, Ira mulai memikirkan Al, dia hanya mengingat Al. bahkan saat bersama Mulkan, Ira sering memikirkan Al dan menghiraukan Mulkan. Mulkan yang merasa bingung kenapa akhir-akhir ini Ira berubah, tidak seperti biasanya pun bertanya.
"Ra, kamu kenapa akhir-akhir ini berubah?"
Ira hanya terdiam dan mentap Mulkan. Mulkan semakin bingung dan selalu bertanya berulang kali, tapi Ira hanya menjawab bahwa itu hanya perasaan Mulkan saja. Setiap malam Ira selalu mengingat Al dan merindukannya, ia berharap mendapatkan pesan dari Al, Ira menatap bulan dan merasakan hal yang sama dengan Al, seakan-akan mereka berdua terhubung satu sama lain.
Hari demi hari hubungan Ira dengan Mulkan begitu renggang, karena Ira yang tidak ingin menemui Mulkan dan selalu menolak Mulkan ketika Mulkan ingin berbicara dengannya. Lalu Mulkan memaksa Ira untuk bertemu dengannya, Ira pun akhir nya menerima ajakan Mulkan.
"Kenapa akhir-akhir ini kamu menjauh dariku!?", tanya Mulkan kepada Ira dengan penuh emosi.
Ira lagi-lagi terdiam dan menatap Mulkan dengan mata berkaca-kaca, Mulkan yang tidak mengetahui apapun dan merasa bersalah karena memarahi Ira. Mulkan berpikir bahwa Ira lagi memiliki banyak masalah.

"Ra, kalau kamu punya masalah itu cerita, kita harus hadapin berdua, susah senang kamu harus sama aku, jangan tiba-tiba kaya gini"
Mulkan berkata kepada Ira dengan nada rendah dan lembut. Ira hanya terdiam dan menangis, karena dia tidak tau harus melakukan apa ketika Al datang nanti menemuinya. Ira tidak ingin meninggalkan Mulkan, tapi Ira juga tidak ingin kehilangan Al. Mulkan yang merasa bersalahpun melap air matanya Ira dengan tisu dan memeluknya. Ira semakin sedih karena dia tidak siap jika harus meninggalkan Mulkan yang begitu baik dan mencintainya, apalagi hubungan mereka sudah bertahan lama.
Hari pun berlalu, Al sudah mendarat dan menginjakkan kakinya di Kalimantan, lalu ia menghubungi Ira dan akan segara menemuinya. Ira merasa bahagia setelah sekian lama ia akhirnya bertemu dengan Al lagi, mereka bertemu dan melepaskan rindu bersama. Mereka menghabiskan waktu bersama.
"Tunggu aku dulu ya Ra, aku cari uang dulu, setelah itu aku akan segara melamar kamu dan menjadikan kamu istriku"
Ira tersenyum dan melihat begitu banyak harapan dimata Al, ketika Ira melihat mata Al begitu lama, ia teringat dengan Mulkan. Lagi-lagi ia merasa sedih, namun berusaha untuk terlihat biasa saja didepan Al. Lalu ia mendapat pesan dari Mulkan bahwa ia akan menemui Ira sehabis pulang kerja, waktu tidak terasa, Ira segara pulang dan diantar oleh Al. Ira merasa gelisah karena takut Mulkan lebih sampai duluan dibandingkan mereka.
Ternyata benar ketakutan Ira benar-benar terjadi saat Al mengantar Ira. Mulkan sudah menunggu Ira di depan pintu, Ira pun kaget dan hanya terdiam, Al pun bertanya ke Ira.
"Siapa dia Ra? "
"Kamu yang siapa?", jawab mulkan
"Saya calon tunangannya Ira, terus kamu siapa?", ucap Al
Tanpa pikir panjang Mulkan langsung memukul Al dengan keras, dan Al membalas pukulan itu. Ira mencoba mengahalat pertengkaran mereka, lalu Mulkan menarik tangan Ira dan bertanya kepada Ira dengan penuh emosi.
"Jawab jujur sama aku! Siapa dia?"
"Mulkan, sabar dulu aku bakal jelasin", jawab Ira
Al pun menanyakan pertanyaan yang sama.
"Ra, jawab jujur dia siapa? "
Ira pun menjelaskan semuanya dari awal hinggal akhir. Mereka memberi pilihan kepada Ira, bahwa Ira harus memilih salah satu dari mereka. Ira yang dari awal selalu memikirkan hal ini, hanya terdiam dan menangis. Mulkan yang tidak bisa melihat air mata Ira langsung angkat bicara.
"Jika memang kamu mencintai dia, maka pilihlah dia, InsyaAllah aku ikhlas ngelepasin kamu"
Al pun menyambung perkataan Mulkan.
"Kamu harus bisa memilih Ra, ini buat masa depan kamu"
Ira terdiam dan meminta maaf kepada mereka berdua dengan berat Ira menjawab.
"Maaf Mulkan aku harus memilih Al, aku minta maaf, kalo aku bakal ngecewain kamu kaya gini"
Dengan tangis yang sudah tidak bersuara Ira masuk ke kamarnya dan langsung mengunci diri, Mulkan yang merasa sangat kecewa tetap harus menyemangati Ira dan berkata
"Ira kamu harus tetap bahagia dengan pilihan kamu, I Love U" , semangat Mulkan untuk Ira dengn nada suara yang manahan sedih dan tangis.
"Dan kamu, jangn pernah coba-coba buat nyakitin Ira"
Peringatan Mulkan kepada Al, Mulkan pun berjalan dengan perlahan meninggalkan rumah Ira sambil menahan tangisnya. Al yang merasa dirinya sudah dipilihpun mencoba untuk menenangkan Ira. Ira berjalan perlahan keluar dan meminta maaf kepada Al.
"Al, aku minta maaf tapi kali ini aku ga bisa milih kalian berdua, jadi aku gabisa milih kamu juga"
Al merasa kaget dan merasakan kecewa yang sama, dengan emosi Al meninggalkan Ira sendiri. Ira hanya menangis di depan pintu kamarnya. Beberapa hari sudah Ira lalui, tanpa sengaja Ira bertemu dengan Mulkan di sebuah cafe, Mulkan menegur Ira
"Ra, gimana hubungan kamu sama dia? "
"Hubungan sama siapa ya, aku sudah tidak berhubungan dengan siapapun"
"Lah, bukan nya kamu lebih memilih cowo itu"
"Aku tidak memilih siapapun"
dengan suara Ira yang sudah mulai berubah dan meninggalkan cafe itu, Mulkan yang menyadari bahwa Ira akanmenangis. Ia langsung mengejar Ira dan memberikan tisu Ira semakin sedih dan menangis, Mulkan terus mencoba menenangi Ira. Sambil tersenyum Mulkan merasa bahwa ia memiliki harapan untuk hidup bersama Ira.
"Jangan bersedih, aku tau jadi kamu itu gak mudah, kamu juga ga menginginkan posisi seperti ini"
"Mulkan, makasih ya kamu selalu ada buat aku"
"Aku udah janjikan sama kamu gabakal ninggalin kamu, jadi ayo kita perbaiki semuanya", ucap Mulkan.
Ira masih merasa ragu, karena Ira masih memikirkan Al. Ira mengatakan semuanya kepada Mulkan
"Aku memang ingin bersamamu tapi aku tidak ingin jika harus menyakitimu, karena aku belum sepenuhnya melupakan Al"
"Aku bakal bantu kamu sampai kamu bisa ngelupain dia"
Ira terdiam dan merasa bahwa Mulkan benar-benar tulus kepadanya, rasa cinta dan sayangnya Mulkan kepada Ira melebihi rasa kecewanya kepada Ira. Mereka pun mulai memperbaiki hubungan mereka, namun Ira benar-benar tidak bisa melupakan Al. Ira selalu merasa gelisah setelah memulai hubungan lagi dengan Mulkan, Ira sampai jatuh sakit karena memikirkan Al. Mulkan merawat Ira tapi Ira tidak sembuh-sembuh, lalu nomer telpon masuk ke handphone nya Ira dan diangkat oleh Mulkan ternyata itu dari sepupunya Al yang memberi tahu Ira bahwa Al, dalam perawatan dan selalu memanggil nama Ira. Mulkan membawa Ira kerumah sakit itu dan menemukan Ira dengan Al, tidak lama dari itu, Al mulai sembuh dan Ira pun mulai merasa lebih sehat hubungan mereka berdua membuat Mulkan sadar bahwa Ira dan Al tidak bisa dipisahkan. Ternyata penderitaan yang dirasakan Al, juga akan dirasakan Ira. Mulkan mengikhlaskan Ira dan mendukung hubungan Ira dengan Al, karena ia bakal ngelakuin apa aja demi wanita yang ia cintai.
"Berbahagialah Ra, aku yakin kamu bakal lebih bahagia jika hidup bersama dengan Al"
Ira menangis sambil memeluk Mulkan sebagai pelukan terkahir, Mulkan menyatukan tangan Ira dan Al, berharap Al bakal buat Ira selalu bahagia. Al merasa bahagia dan berterimakasih kepada Mulkan.
"Terimakasih kamu udah menyatukan aku dengan Ira"
"Sama-sama bro, sehat selalu ya, dan lindungi Ira"
Ucap mulkan dengan senyuman dan meninggalkan mereka, meraka pun menjalani hidup mereka masing-masing dengan cicin yang sudah melingkar di jari Ira. Ira melanjutkan kuliah nya, dan Al mencari uang untuk mengadakan represi pernikahannya dengan Ira. Beberapa bulan kemudian Ira mendapatkan undangan pernikahan Mulkan, yang akan diadakan minggu depan, Ira tersenyum dan merasa bahagia karena mulkan akhirnya mendapatkan wanita yang bisa menyayanginya dan mencintinya melebihi Ira.
Mulkan memang memiliki cintanya Ira, namun Al lah yang memiliki raga Ira sepenuhnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image