Memerdekakan Peserta Didik dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
Pendidikan dan Literasi | 2023-11-02 14:43:20Abstrak
Pembelajaran berdeferensiasi merupakan proses belajar mengajar yang yang dilakukan pendidik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik.Pembelajaran berdiferensiasi memiliki tiga aspek yang dapat dibedakan oleh pendidik sgar peserta didik dapat memahami bahan ajar yang akan dipelajari.Tiga aspek yang harus diketahui oleh peserta didik yaitu, aspek konten,proses,dan aspek asesmen yang dilakukan di akhir gunanya untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Pendahuluan
pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (Common sense) yang dibuat oleh guru berorientasi kepada kebutuhan peserta didik dengan beberapa keputusan- keputusan yang telah dibuat terkait sesuai kebutahan peserta didik, berikut keputusan yang telah dibuat :
1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang ‘’mengandung’’ peserta didik untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar.
2. Kurikulum yang dimiliki tujuan pembelajaran yang didefiniskan secara jelas.
3. Penilian berkelanjutan,guru menggunakan informasi yang didaptkan dari proses penilian yang formatif yang telah doilakaukan.
4. Bagaimnaa guru menanggapi atau merespon kebutuahan belajar peserta didik .
5. Manajemen kelas yang efektif,guru menciptakan prosedur rutinitas .metode yang memungkinan adanya flessibilitas.Membuat struktur yang jelas sehingga kegiatan yang bebeda kelas tetap dapat berkjalan secara efektif
Menurut Tomlison (2001) pembelajaran berdeferensiasi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi belajar peserta didik sebagai individua tau bisa dikatakn juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuiakan proses pembelajaran dikelas yang memberikan keleluasaan dan maampu mengakomondir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi diri sesuai dengan kesiapan belajar,minat,profil belajar peserta didik yang berbeda – beda.
Pembelajaran berdiferensiasi (differentiade instruction) adalah jawaban untuk
pertanyaan, bagaimana kurikulum yang fleksibel bisa digunakan di sekolah yang memberikan layanan pembelajaran bervariasi karena keberagaman karakteristik yang dimiliki peserta didik (teaching at the righ level)di dalam lingkungan sekolah atau dalam ruang kelas kita sebgai guru pasti akan menemukan berbgai macam karakteristik peserta didik yang berbeda, baik dar kesiapan belajar,minat,bakat,dan gaya belajar yang berbeda antara peserta didik satu dan peserta didik lainnya. Dengan karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik perlu pelayanan pengajaran yang berbeda antar peserta didik guna terceapinya tujuan pembelajaran
Purba (2021:27) menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berbeda dengan pembelajaran individual seperti yang dipakai untuk mengajar peserta didik yang berkebutuhan khusus.Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru menghadapi peserta didik secara khusus satu persatu (on-one-on) agar ia mengerti apa yang diajarkan.Peserta didik dapat berada dikelompok besar, kecil,ataupun mandiri dalam belajar.
Prinsip pembelajaran Berdiferensiasi
Prinsip berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar di mana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan,apa yang dikuasi,dan kebutuhannya masing – masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya (Magee dan Breaux,2020).
Dalam pembelajaran berdeferensiasi guru harus bisa memahami setiap kebutuhan yang di perlukan oleh peserta didik baik peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi hingga peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.Peran guru juga harus bisa menggunakan berbagai macam metode ,strategi dalam memahami bahan ajar,hal ini sangat di perlukan karena guru memegang peran penting bagi peserta didik apabila guru tidak siap dengan bahan ajar yang akan dibawakan maka peserta didik tidak akan mendapatkan pemahaman belajar yang efektif.Guru perlu membuat sebuah asesmen akhir sesuai dengan kesiapan peserta didik dalam mempelajari bahan pelajaran tersebut,guru dapat melihat bakat dan minat peserta didik dalam belajar dan bagaimana cara menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan profil belajar peserta didiknya.Sesuai dengan tulisan .
Bayumi,dkk (2021),prinsip – prinsip pembelajaran berdeferensiai adalah sebagai asesmen yang berkesinambungan dalam pembelajaran, guru secara terus menerus mengumpulkan informasi tentang bagaimana peserta didik belajar sehingga dapat Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiai menyatakan terdapat lima prinsip dasar yang harus di ingat guru dalam menerapakan pembelajaran berdeferensiasi yaitu sebagai berikut:
1.Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi fisik sekolah,kelas,lingkungan dimana peserta didik menghabiskan waktu untuk belajar di sekolah.Prinsip ini merupakn bagian penting dari guru untuk memperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi peserta didik sehingga mereka dapat belajar dengan tenang tanpa di hantui dengan raasa takut dan kecemasan dalam mengahadapi pelajaran yang ada di sekolah. Hattie dalam Tomlinson (2013) menyatakan bahwa kepercayaan dari peserta didik diperoleh guru dengan cara,
a. Memberikan respek yang benar terhadap nilai, kemampuan, dan tanggung jawab dari peserta didik.
b. Memberikan optimismekepada peserta didik bahwa mereka memiliki keammpuan yang besar untuk mempelajarai mataeri pelajaran yang diberikan.
c. Aktif dan mendukung peserta ddiik secara nyata agar mereka dapat sukses.
2. Kurikulum yang berkualitas
Prinsip dasar pembelajaran diferensiasi berikutnya adalah kurilulum yang berkualitas, disini pembuatan kurikulum harus membuat peserta didik memahami materi yang di ajarkan secara tepat,didalam pembuatan kurikulum harus jelas dalam keterlibatan siswa dalam pembelajaran melaui tugas – tugas yang diberikan dan asesmen yang dikerjakan oleh siswa.Hal yang perlu di perhatikan oleh guru yaitu bagaimna kurikulum yang telah dibuat dengan menantang semua peserta dididik baik yang memiliki kemampuan di atas rata rata atau kemapuan di bawah rata rata .Bagi peserta didik yang memili kemampuan di atas rata – rata guru perlu menantang mereka dengan pemikiran – pemikiran lain ynag lebih mendalam tentang materi yang dibahas sehingga mereka tidak akan meraasa jenuh dan bosan dalam mempelajarinya sehingga dapat menyeimbang peserta didik yang memiliki kemampuan rendah untuk bisa imbang dalam belajar.
3. Asesmen Berkelanjutan
Ada beberapa asesmen yang digunakan oleh pendidik untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang akan dipelajari sekaligus melihat kemampuan dan kesiapan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.Asesmen yang digunakan oleh guru yaitu asesmen awal yaitu asesmen yang dilakukan di awal pada saat guru memasuki kelas dan sebelum memulai membahas matari pelajaran.Kemudian asesmen kedua yaitu asesme formatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah masih ada mateari yang belum jelas dihadapu oleh sisw seingga membuat mereka terhienti dalam memhami materi pelajaran, asesmen ini dilakuna untuk memberikan nilai dalam bentuk angka,seperti ulangan tetapi lebih baerupa penilian kualitatif yaitu dengan memberikan pertanyan singkat dimana siswa dapat menggunakan pendapat mereka selama pembelajaran berlangsung setelah kegiatan pembealajran berakhir guru dapat melakukan evaluasi sebgai penilian hasil belajr di akhir mempelajari suatu mataeri pembelajaran.
4. Pengajaran yang responsif
Bukan hanya memberikan nilai kepada peserta didik,asesmen formatif dapat memberikan guru informasi mengenai kekuranggya dalam membimbing peserta didik untuk memahami isi pelajaran.Setelah mengetahui hal tersebut,guru dapat memberkan respon berupa mengubah pengajaran sesuia dengan kebutuhan siswa, memodifikasi rencana pembelajaran sesuai dengan kemampuan da kebutuahan peserta didik.
5. Kepemimpinan dan rutinitas di kelas
Disini kepemimipinan yang dimaksud bagaimana guru sebagai pemimpin dapat memimpin siswanya agar dapat mengikuti pembelaajran dalam kondisi dan situasi yang kondusif,melalui kesepakatan kelas yang telah di buat oleh guru dan peserta didik secara bersama sama di setujui.Sedangkan kegiatan rutinitas mengacu pada keterampilan guru dalam mengelola atau mengatur kelasnya dengan baik melalui prosedur dan rutinitas di kelas yang dijalankan peserta didik setiap hari sehingga pembelajaran dapat berajalan dengan efektif.
Keragaman Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki keunikan dan keragaman yang berbeda seperti watak,karakter,gaya belajar (visual ,audio, kinestetik ),serta kecerdasan yang di miliki oleh peserta didik , sebab itu guru perlu mengerti,memhami,dan menangani keragaman yang ada pada peserta didik. Perbedaan tersebut membuat guru harus memahami kesiapan, kemampuan, minat belajar peserta didik perbedaan inilah yang disebut dengan diferensiasi. Menurut Tomlison menyatakan bahwa pembelajaran yang memberikan keleluasaan dapat mampu mengkoordinir kebutuhan peserta didik yang berbeda guna memberdayakan potensi – potensi yang dimiliki peserta didik.Pembelajaran diferensias tidak dapat berdiriri sendiri oleh karena itu,terdapat teori yang mendukung diantarnya sebagai berikut;
- Teori ekologi tentang perkembangan individu dengan interaksi lingkungan.
- Teori multiple intelegense kemapuan dalam memecahkan masalah.
- Teori zone of proximale, development, terdapat dua perlembangan actual (mampu menyelesaikan masalahnya sendiri) dan potensil ( membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya)
- Teori learning modalities,gaya belajar peserta didi ( visual,audio,dan kinestetik)
Pembelajaran diferensiasi memiliki unsur atau aspek yang tidak lepas anatara satu dengan lainnya dianataranya unsur atau aspek
- Konten atau isi berkaitan dengan mataeri dan kurikulum yang akan di ajarkan atau disampaikan kepada peserta didik.
- Proses berkaitan dengan cara peserta didik mengolah informasi dari mataeri yang di sampaikan, aspek unsur ini berkaitan dengan proses kegiatan berlangsung.
- Produk berkaitan dengan hasil penilian peserta didik setelah mendaptkan materi dan melaksankan proses pembelajaran dengan hasil tes maupun non tes ( karya, produk)
- Lingkungan belajar berkaitan dengan pembelajaran yang nyaman.
Tahapan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi
A. Tahapan Awal
Sebagai tahapan awal praktik pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kurikulum,dasar pembelajaran berdiferensiasi dan perubahan pola pikir guru dari pembelaajaran yang berorientasi pada target ketercapaian nilai akhir dan ketuntasan konten belajar,menuju ke pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik. Hasil akhir dari pembelajaran yaitu perkembangan komptensi yang dilakuan oleh peserta didik dengan berbagai keragaman karakteristik. Hal ini menjadikan diferensiasi bukan fokus pada luaskan konten, namun dalam pemahaman, penguasaan konsep, peningkatan keterampilan, sehingga peserta didik mampu menerapakan untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupannya.
Langkah – Langkah yang dapat dilakukan sekolah adalah mempersiapkan guru untuk mejalani berbagai peran seperi perancang pembelajaran, fasiliator pembelajaran, motivator belajar memastikan kondisi yang membuat guru dan peserta didik untuk nyaman
mengamondasi unsur keberagaman dengan tetap mengedepankan empati dan harmoni.
B. Tahap Pelaksanaan
Purba (2021:64) menyatakan bahwa penerapan pmbelajaran berdiferensiasi dilaksanakan melalui serangkaian tahapan yang terkait,berkesinambungan,dan berulang,yang menciptakan sebuah siklus proses.
Gambar.1 Siklus Proses Pembelajaran Berdiferensiasi
Proses pembelajaran berdiferensiasi diawali dengan tahapan asesmen diagnostik.Asesmen diagnostic merupakan tahapan yang paling mendasar dilakukan dalam sebuah proses pembelajaran yang berdiferensiasi. Sayangnya tahap asesmen diagnostic seringkali absen dalam praktek pembelajaran dikelas .Asesmen perlu menitik beratkan pada aasesmen terhadap capaian hasil belajar. Pembelajran di kelas dilakukan tanpa mempertimbangkan kondoisi awal peserta didik, sehingga penerapannya sering kali menggunkan pendekatan one – size-all atau satu untuk semua.
Asesmen diagnostik sebagai asemen di awal proses pembelajaran hal asesmen ini duganakan guru mengukur penguasaan dan kebutuhan peserta didik terkait ketercapaiannya pembelajaran.Untuk mengetahui dan mengenali profil peserta didik secara menyeluruh asesmen yang dilakukan perlu meliputi aspek kognitif dan non kognitip.Informasi mendasar yang diperoleh dari asesmen diagnostik kognitif anatara lain adalah tahapan penguasaan kompetensi literaasi dan numeraasi yang merupakan kompetensi minimal peserta didik untuk mampu belajar, tingkat pengetahuan awal pada sebuah mata pelajaran, serta cara belajar. Sementara asesmen diagnostik non – kognitif dapat diperoleh informasi lain mengenai profil peserta didik,minat dan bakat serta kesiapan secara pskilogis.
Untuk memastikan terlakasananya prinsip teaching at the rigeh level, perlu dilakukan ananlisis kurikulum.Langkah – Langkah dalam tahapan ini anatara lain ;
1. Mengenalasis kurikulum dan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menentukan tujuan pembelajran yang digunakan untuk pembuatan perencanaan.
3. Merancang asesmen dan bukti asesmen
4. Mengurutkan straegi pembelajran dari awal samapi asesmen
Setelah melalui dua tahapan awal,asesmen diagnostik dan analisis kurikulum,praktik pembelajran berdiferensiasi mulai dapat dilaksanakan.Pembelajaran berdiferensiasi konten dilakukan setelah mendaptkan hasil analisis kurikulum.Diferensiasi pada konten terkait erat dengan cakupan mataeri pembelajran yang akan dipilih sesuai dengan minat peserta didik, sejauh mana rentang cakupan pembelajaran dibutuhkan, serta tingkat kesulitan , materi yang diberikan sesuai tingkat kemampuan peserta didik.
Diferensiasi konten juga terlihat dalam pemilihan bahan ajar. Misalnya bahan sesuai dengan pengelompokna Rowtre (1995) berdasarkan sifatnya, yaitu;
1. Bahan ajar berbasis cetak,termasuk didalamnya buku,panduan beljar peserta didik, modul, tutorial, lembar kerja peserta didik, peta, bagan, foto, majalah dan koran, dan lian – lain.
2. Bahan ajar yang berbasis teknologi, seperti, siaran audio, film, siaran televisi, video interaktif, tutorial digital, dan multimedia.
3. Bahan ajar yang digunakan untk praktif atau proyek seperti alat peraga sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain – lainnya.
Diferensiasi pada proses atau cara terkait dengan bagaimana peserta didik dapat memperoses informasi untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman konsep, dan menerapkannya. Dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi proses, guru perlu mempertimbangkan berbagai strategi dan aktivitas yang berbeda – beda yang memfasilitasi kebutuhan murid dalam kelompok besar ataupun kecil, sesuai cara belajarnya.Untuk semakin memfasilitasi keberagaman peserta didik dalam pembelajaran di kelas, serta mendukung motivasi belajarnya, diferensiasi belajar juga dapat menjadi pilihan untuk diterapkan di dalam proses pembelajaran.
Diferensiasi prosuk dilakukan sebagai tahapan asesmen capaian belajr atau asesmen sumatif, melalui pilihan produk yang sesuia denga profil dan kebutuhan peserta didik, guru dapat secara komperhensif melakukan asesmen untuk melihat perkembangan kompetensi dan capaian tujuan belajar peserta didik. Diferensiasi produk juga memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memperkaya pengalaman belajar yang lebih relevan dan kontekstual dengan dunia nyata.
C. Tahapan Evaluasi
Bagian ini merupakan tahapan akhir yang dilakukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi sebagai aasesmen sumatif, pelaksanannya kemudian dianalisi untuk mendaptkan serangkaian data kesimpulan dari capaian dan perkembangan peserta didik.Tahapan evaluasi ini bukan merupakan penghakiman bagi peserta didik sesuai dengan prinsip bertumbuh, evaluasi merupakan tahapan yang menentukan dimulainya sebuah siklus pembelajaran berdiferensiasi yang baru.
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi konten, proses dan produk, serta evaluasi akhir, diperoleh umpan balik berkelanjutan. Dari setiap proses pembelajaran yang berdiferensiasi perbaikan pada pilihan proses dan konten, serta evaluasi tujuan pembelajaran terus menerus dilakukan.Evaluasi peserta didik juga memberikan informasi yang dapat dimanfatkan untuk terus memahamai profil peserta didik.Sampai sejauh mana mereka telah berkembang.Asesmen dalam pembelajaran diferensiasi tidak lagi hanya di akhir semester atau tahun,tapi merupakan hal rutin terjadi dalam seluruh proses pembelajaran,dari awal maupun akhir.
Penutup
Pembelajaran berdiferensiai berbeda dengan pembelajaran indivual seperti yang dipakai untuk mengajar anak – anak berkebutuhan khusus. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru tidak menghadapi peserta didik secara khusus satu persatu agar ia mengerti apa yang diajarkan. Peserta didik dapat berada dikelompok besar, kecil atau secara mandiri dalam belajar.Pembelajaran Berdiferensiasi harus dibentuk melalui cara berfikir guru yang menganggap setiap anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan kapasitasnya masing – masing.Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada tiga sepek yang bisa dibedakan oleh guru agar peserta didiknya dapat mengerti bahan pelajaran yang mereka pelajari,yaitu aspek konten yang mau di ajarkan, aspek proses atau kegiatan berkmakna yang akan dilakaukan oleh peserta didik di kelas, dan aspek ketiga adalah asesmen berupa pembuatan produk yang dilakukan di bagain akhir yang daapt mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.Pembelajaran berdifereniasi ini membuat siswa lebih nyaman dalam belajar, tidak memberatkan peserta didik, bahkan pembelajaran berdiferensiasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, kesiapan dalam belajar agar dapat mencapai tujuan.
Daftar Pustaka
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/pembelajaran-diferensiasi/(prinsip)
Purba, Mariati, dkk. 2021. Prinsip Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction), pada Kurikulum Fleksibel sebagai Wujud Merdeka Belajar. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemdikbudristek
Tomlinson, C. A, & Carol Ann. 1999. The Differentiated Classroom: Responding to the Needs off All Learners. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
Tomlinson, C. A., & Moon, T. R. 2013. Assessment and Student Success in a Differentiated Classroom. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.