Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Keunggulan Akal dalam Kehidupan Dunia dan Akhirat

Agama | Thursday, 02 Nov 2023, 05:06 WIB
Dokumen Republika online

Wahai anakku! Ketahuilah, bahwa puncak dari kemuliaan dan kejayaan di dunia dan akhirat adalah bagusnya akal. Sesungguhnya bila akal seorang hamba itu bagus, maka itu bisa menutupi aib dan celanya, serta bisa memperbaiki berbagai keburukannya.”

Pernyataan Luqman kepada anaknya tentang keunggulan akal sebagai puncak kemuliaan dan kejayaan di dunia dan akhirat adalah sebuah ajaran yang sangat dalam. Akal adalah anugerah Allah yang diberikan kepada manusia untuk membedakan dirinya dari makhluk lain di alam semesta ini. Akal adalah karunia luar biasa yang memiliki peran penting dalam mengarahkan manusia menuju kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.

Akal dalam Syariat

Akal yang dipuji dalam syariat memiliki makna yang mendalam. Ia bukan sekadar kemampuan intelektual atau pengetahuan, tetapi lebih pada pemahaman tentang Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Akal yang sesuai dengan syariat adalah akal yang memahami hakikat ilahiah, mengakui keesaan Allah, dan mengikuti petunjuk yang telah diturunkan melalui Rasul-Nya.

Akal yang demikian memiliki peran yang sangat penting dalam membentengi pemiliknya dari segala yang hina. Dengan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai agama dan etika, akal yang baik mendorong seseorang untuk berperilaku mulia dan menjauhi tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Ini adalah tipe dan corak akal seorang Mukmin, yang berusaha untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang tinggi.

Perbedaan dengan Kaum Kafir

Di sisi lain, kaum kafir seringkali tidak memahami hakikat akal yang dipuji dalam syariat. Mereka mungkin memiliki akal yang cerdas dalam arti intelektual, tetapi jika akal tersebut tidak digunakan untuk memahami dan mengikuti petunjuk agama, maka ia akan kehilangan nilai sejati. Pada akhirnya, mereka akan merasa menyesal atas ketidaktahuan mereka, tetapi itu akan terlambat.

Al-Qur'an dalam Surah Al-Mulk (67:10) mencatat perkataan mereka, "Dan mereka berkata, 'Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.'" Ini adalah ungkapan penyesalan yang datang terlambat, setelah mereka menyadari bahwa mereka telah mengabaikan akal yang sejati, yaitu akal yang memahami kebenaran agama dan mengikutinya.

Manfaat Akal dalam Kehidupan Dunia

Akal yang baik memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan dunia. Ini membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang bijak dan cerdas. Seseorang dengan akal yang baik cenderung memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai masalah, sehingga ia dapat menyelesaikan masalah dengan lebih efektif. Selain itu, akal yang baik juga membantu dalam memahami ilmu pengetahuan, menciptakan inovasi, dan mengembangkan peradaban.

Dalam konteks moral, akal yang baik memandu seseorang untuk berperilaku yang baik dan menjauhi tindakan yang buruk. Ini berarti bahwa seseorang dengan akal yang baik akan cenderung menjalani hidup yang lebih bermoral dan sesuai dengan nilai-nilai yang dihormati oleh masyarakat. Akal yang baik juga membantu dalam membangun hubungan antarpribadi yang sehat dan harmonis.

Manfaat Akal dalam Kehidupan Akhirat

Selain manfaat dalam kehidupan dunia, akal yang baik juga memiliki implikasi yang sangat penting dalam kehidupan akhirat. Karena akal yang baik memahami hakikat agama dan mengikuti petunjuk yang telah diberikan, ia membantu seseorang dalam mengarungi perjalanan rohani yang benar.

Akal yang baik adalah penuntun dalam memahami ajaran agama, menjalani ibadah dengan penuh kesadaran, dan meraih keberkahan dalam amal perbuatan. Seorang Mukmin dengan akal yang baik akan lebih cenderung untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan tuntunan agama, sehingga ia dapat menghadapi akhirat dengan hati yang tentram dan yakin akan pahala yang telah ia kumpulkan selama hidupnya.

Akal yang baik juga dapat menjadi benteng yang melindungi seseorang dari godaan dan dosa-dosa. Dengan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai agama, seseorang akan lebih mampu untuk menghindari perbuatan yang melanggar ajaran agama. Ini berarti bahwa akal yang baik membantu seseorang untuk menjauhi dosa-dosa dan mengumpulkan pahala dalam ibadah dan amal kebaikan.

Kesimpulan

Pernyataan Luqman kepada anaknya tentang keunggulan akal sebagai puncak kemuliaan dan kejayaan di dunia dan akhirat adalah sebuah ajaran yang sangat dalam. Akal yang dipuji dalam syariat adalah akal yang memahami tentang Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Akal ini membentengi pemiliknya dari segala yang hina serta mendorongnya untuk taat dan berperilaku mulia.

Akal yang baik memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dalam kehidupan dunia, ia membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang bijak, memahami ilmu pengetahuan, dan menjalani hidup yang lebih bermoral. Dalam kehidupan akhirat, akal yang baik adalah penuntun dalam memahami ajaran agama, menjalani ibadah dengan penuh kesadaran, dan menghindari dosa-dosa. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk merawat dan mengembangkan akalnya agar dapat mencapai puncak kemuliaan dan kejayaan di dunia dan akhirat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image