Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Al Misky

Analisis Terjemah Ayat Al-Qur'an, Hadits, dan Qoul (Perkataan) Ulama

Agama | 2022-01-02 15:39:16

Puji serta syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.

Sebelum beranjak lebih jauh, kita kenalan dulu ya. hehe

Nama saya Muhammad Al Misky (Mahasiswa Semester 3 Pendidikan Bahasa Arab - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Tulisan ini saya buat guna memenuhi tugas UAS (Ujian Akhir Semester) Mata Kuliah Tarjamah Semester ini.

Ucapan terimakasih saya haturkan sebanyak-banyaknya kepada dosen tarjamah saya, Bapak Toto Edidarmo, M.A. yang sudah banyak memberikan ilmu dan selalu membimbing kami, saya khusus nya selama perkuliahan.

Pada artikel kali ini, saya akan menganalisis terjemah ayat al-qur'an, hadits, dan qoul ulama. Sebelum itu, ribuan maaf saya haturkan kepada rekan-rekan pembaca sekalian, bilamana terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan pada analisis ini. Saya pribadi sangat membuka kesempatan, bila rekan-rekan pembaca sekalian ingin memberi kritik saran nya kepada saya.

1. Q.S Al-Jumu'ah Ayat 8

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَـٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَـٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah:“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Analisis :

Di dalam surat al jumu’ah ayat 8, yang berisikan mengenai kematian yang pasti datang nya. Kami menemukan hasil analisis kami, sebagai berikut :

Pada website https://m.republika.co.id/berita/qqf0u2366/puisi-imam-syafii-cukuplah-kematian-sebagai-nasihat yang kami kutip, arti dari (فإنه ملقيكم) berdiksi kan “maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu”. Berbeda dengan terjemahan Al-Qur’an yang disusun oleh Kementrian Agama bahwa, (فإنه ملقيكم) berdiksi kan “ia pasti menemui kamu”. Makna “kematian” pada terjemahan Al-Qur’an yang disusun oleh Kementrian Agama, tidak ditulis secara langsung pada kutipan kata tersebut.

Diksi “yang mengetahui” menurut saya kurang cocok. Karna sangat tersirat makna penujuan ke Allah nya. Akan lebih baik menurut saya, menggunakan diksi “Dia yang mengetahui”.

2. Puisi Imam Syafi'i

وَأَرضُ اللَهِ واسِعَةٌ وَلَكِن إِذا نَزَلَ القَضا ضاقَ الفَضاءُ

“Bumi Allah teramat luas memang. Namun tatakala mati menjemput, sempitlah semua ruang.”

Analisis :

Puisi Imam Syafi’i diatas, mengandung makna tentang kematian. Yang pada mula nya kita hidup di dunia secara bebas ke kanan ke kiri, ketika di kubur (mati menjemput) maka gerak kita tidak bisa bebas lagi. Hanya lah amal sebagai teman dan syafaat serta rahmat Allah lah yang dapat membantu kita.

Hasil analisis mengenai puisi tersebut, bahwa kata (القضا) memiliki arti hakim. Tetapi, di dalam puisi tersebut mengandung arti kematian. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerjemah menggunakkan makna yang bukan sebenarnya dengan tujuan menambah kesesuaian makna terjemahan dengan pesan yang hendak disampaikan melalui bait puisi tersebut.

Kata الفَضاءُ pada kutipan diatas berarti “sempitlah semua ruang”, sedangkan arti kata الفَضاءُ sendiri menurut kamus ma'ani, memiliki arti “ruang terbuka”.

Untuk diksi “Bumi Allah teramat luas memang” akan lebih baik menurut saya, kata “memang” dihilangkan. Dengan alasan kalimat “Bumi Allah teramat luas” udah mengandung penguatan makna untuk menyambungkan ke kalimat berikut nya.

3. Hadits

أَسْرَعُ الْخَيْرِ ثَوَابًا الْبِرُّ وَصِلَةُ الرَّحِمِ، وَأَسْرَعُ الشَّرِّ عُقُوبَةً الْبَغْيُ وَقَطِيعَةُ الرَّحِم

“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat mendatang kan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR Ibnu Majah).

Analisis :

Hadits ini menjelaskan betapa penting nya berbuat kebaikan dan menyambung silaturrahmi. Karna akan cepat mendatangkan dampak positif baik zohir maupun bathin, baik di dunia maupun di akhirat.

Pada https://tafsirq.com/hadits/ibnu-majah/4202 permulaan terjemahan nya berbeda dengan teks diatas, dengan bunyi “Perbuatan baik yang akan di segerakan pahalanya”. Pada tafsir ibnu majah dimulai penerjemahan nya dari kata الْخَيْرِ sedangkan yang terkutip pada https://m.republika.co.id/berita/r1y1yp320/7-amalan-pahalanya-mengalir-dan-alasannya-menurut-rasulullah-part1 diterjemahkan sesuai kata depan nya yaitu أَسْرَعُ.

Pada tafsir ibnu majah, kata الْبَغْيُ sesuai dengan makna asli nya yaitu kezhaliman. Berbeda dengan kutipan republika, kata الْبَغْي mempunyai terjemahan universal, yaitu “berbuat jahat”.

Diksi “yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim” agar sekiranya diganti. Menurut saya diksi yang tepat adalah “yang paling cepat mendatangkan balasan berupa kebaikan adalah menyambung tali silaturahmi”. Karna kata ثَوَابًا sendiri memiliki arti penghargaan, balasan, pahala (menurut kamus al ma’ani).

4. Hadits

سَأَلْتُ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَت: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ

“Aku bertanya kepada Nabi Muhammad Saw tentang amalan apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala? Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Kemudian apa? Beliau menjawab, “Berbuat baik kepada kedua orangtua.” Kemudian apa? Beliau menjawab, “Jihad fi sabilillah.”

Analisis :

Kata برّ disitu tidak hanya berbuat baik saja artinya. Melainkan bisa berbakti. Berbuat baik itu harus, tetapi berbakti lebih harus. Berbuat baik saja tanpa menghormati, bernilai kosong. Jika berbakti, maka otomatis dikatakan berbuat baik.

Diksi “Aku bertanya kepada Nabi Muhammad” akan lebih baik ditambahkan kata “Telah”. Karna سَأَلْتُ merupakan fi'il madhi yang menunjukkan keterangan waktu lampau.

Diksi “Amalan apakah” akan lebih baik “kah” nya dihilangkan. Menurut saya dengan tambahan “kah” agak tidak nyambung makna nya.

Kata الْجِهَادُ boleh juga diartikan “berjuang” asal kata dari جاهد yang arti nya menurut kamus ma’ani adalah bekerja keras, berjuang, berperang di jalan Allah.

Demikian analisis singkat yang saya buat. Mohon maaf atas kekurangan nya. Semoga bisa bermanfaat untuk rekan-rekan pembaca.

Daftar Pustaka :

1. Andrian Saputra, Nashih Nashrullah. 2021. 3 Siksa Pedih untuk Pemakan Harta Anak Yatim Secara Zalim”(hlm.1). Jakarta: Republika.co.id.

2. Ani Nursalikah. 2021. “Puisi Imam Syafii: Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat” (hlm 3). Jakarta: Republika.co.id.

3. Muhyiddin, Nashih Nashrullah. 2021. “7 Amalan Pahalanya Mengalir dan Alasannya Menurut Rasulullah” (hlm 1). Jakarta: Republika.co.id.

4. Kementrian Agama RI. 2021. “Qur’an Kemenag”, https://quran.kemenag.go.id/, diakses pada 8 November 2021 pukul 11.00 WIB.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image