Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tiara Anisa

Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Tingkat Motivasi Belajar Siswa

Edukasi | Tuesday, 31 Oct 2023, 16:36 WIB

Di era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat. Berbagai penemuan-penemuan diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah ruang gerak dan ruang lingkup manusia. Salah satu penemuan yang memudahkan kehidupan manusia adalah ditemukannya telepon, pesawat telepon pertama kali ditemukan pada tahun 1849 oleh Antonio Meucci yang kemudian disempurnakan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1987. Dampak dari penemuan telepon sangat terasa dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya telepon seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus bertatap muka antara satu sama lain serta tidak terhalang oleh jarak dan waktu.

Seiring berkembangnya zaman, telepon semakin disempurnakan sehingga tidak hanya memiliki satu fitur yaitu untuk berkomunikasi secara jarak jauh saja, saat ini telepon berkembang menjadi memiliki beragam aplikasi, fitur dan fungsi yang diantaranya bisa digunakan untuk mencari informasi, bertukar pesan, bermain game, dan untuk bersosial media. Penyebutan telepon pun ikut mengalami perubahan, dimulai dari istilah telepon, lalu berubah menjadi telepon genggam, hingga saat ini telepon lebih akrab dikenal dengan istilah gadget (Al-Ayouby dalam Hidayat & Maesyaroh, 2020).

Menurut Hosland (dalam Porang & Mulhamah, 2023), Gadget adalah istilah bahasa Inggris yang mendefinisikan perangkat elektronik kecil dengan berbagai fungsi. Saat ini hampir semua lapisan masyarakat menggunakan gadget dalam kesehariannya, dimulai dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan informasi dan komunikasi semakin meningkat serta saat ini harga gadget menjadi semakin terjangkau.

Munculnya suatu hal baru pasti akan disertai juga dengan kemunculan dampak positif dan negatif dari hal tersebut. Begitu pula dengan kemunculan gadget, selain membawa dampak positif yaitu mempermudah kehidupan dengan mudah dan murahnya komunikasi, memudahkan mencari suatu informasi, dan sebagai sarana hiburan. Gadget juga memiliki dampak negatif yang diantaranya yaitu bisa membuat seseorang kecanduan dalam penggunaanya, sehinga orang tersebut mengesampingkan aspek-aspek lain dalam kehidupan seperti kehidupan sosial dan pendidikannya.

Tidak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak pun sangat bisa menjadi salah satu yang terpengaruh oleh dampak dari gadget. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya kasus kecanduan gadget di Magetan, dimana seorang siswa kelas 6 SD berinisial AN (12) telah membolos sekolah selama empat bulan lamanya karena kecanduan game yang ada di dalam gadget. Hal ini menjadi bukti bahwa kecanduan gadget dapat menyebabkan seseorang mengesampingkan aspek-aspek lain dalam kehidupan yang dalam kasus ini adalah mengesampingkan aspek pendidikan.

Hadirnya gadget dapat menjadi sebuah sarana untuk menambah wawasan siswa mengenai kemajuan teknologi, siswa juga dapat mengakses berbagai macam informasi edukasi seperti mencari berbagai informasi mengenai materi-materi pembelajaran yang dianggap sulit. Penggunaan gadget dapat memengaruhi motivasi belajar siswa karena gadget dapat memberikan akses ke berbagai sumber belajar, seperti video pembelajaran, aplikasi edukasi, atau e-book (Priadi, dkk, 2021). Handrianto (dalam Kurniawati, 2020) juga menyatakan bahwa dampak positif dari gadget adalah dapat mengembangkan imajinasi dan melatih kecerdasan siswa, karena dalam proses pembelajarannya siswa disajikan gambar, tulisan, dan angka. Adanya gadget dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, salah satunya adalah karena ketersediaan media yang beragam.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Karena keberhasilan belajar akan bisa tercapai apabila pada diri siswa tersebut ada kemauan dan dorongan untuk belajar, selain itu motivasi juga akan membuat siswa mengetahui arah belajarnya. Di balik kelebihan dari munculnya gadget, penggunaan gadget secara kontinyu akan berdampak negatif terhadap perkembangan siswa serta memengaruhi tingkat motivasi belajar dari siswa tersebut. Dengan menggunakan gadget secara terus menerus siswa akan menjadi ketergantungan yang dapat mengalihkan perhatiannya dari kegiatan belajar, membuat siswa menjadi tidak disiplin waktu, dan membuat siswa lebih sering bermain gadget daripada harus belajar serta berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang dianggapnya menjadi tidak menarik.

Sejalan dengan hal tersebut, Lahiwu dkk (2021) menyatakan bahwa terlalu banyak menggunakan gadget dapat mengganggu motivasi belajar siswa, karena gadget dapat menjadi distraksi dan membuat siswa kehilangan minat dalam belajar. Seperti yang telah diketahui bahwa motivasi belajar terbentuk dari dalam (intern) dan dari luar (ekstern) diri siswa, penggunaan gadget yang berlebihan dapat meredupkan motivasi belajar siswa, karena siswa menjadi terlalu bergantung pada gadget dalam proses belajarnya, sehingga siswa tidak mau berusaha secara mandiri dalam menyelesaikan masalahnya sendiri secara baik. Pengaruh gadget dalam proses belajar mengajar juga membuat siswa menjadi kurang bersemangat ketika menghadapi kegiatan belajar tanpa bantuan gadget, dan lagi-lagi gadget dijadikan sebagai pengalihan untuk mencari informasi yang diperlukan tanpa difilter terlebih dahulu kebenarannya.

Penggunaan gadget harus tetap diberikan pengawasan yang tepat dan diberikan batasan terhadap penggunaannya agar bisa memberikan ruang pada siswa untuk dunia nyata dan siswa tidak hanya berjibaku dalam dunia maya saja, sebab seperti yang telah disinggung sebelumnya, penggunaan gadget secara berlebihan akan berdampak pada penurunan motivasi belajar siswa, sehingga kinerja otaknya pun ikut menurun. Siswa harus diberikan alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat seperti olahraga, membaca, atau berinteraksi langsung dengan orang lain (Cantika dkk, 2022).

Sejalan dengan pernyataan Cantika, Susanti (2021) menyatakan bahwa orang tua dan guru dapat berperan aktif dalam membatasi penggunaan gadget pada anak-anak dan remaja, serta memberikan alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat seperti olahraga atau kegiatan sosial yang dapat meningkatkan keterampilan interpersonal siswa. Orang tua dan guru juga harus berperan dalam membantu siswa memahami manfaat dan risiko penggunaan gadget, serta membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk mengelola waktu dan fokus mereka saat menggunakan gadget. Hal tersebut dilakukan agar bisa membangun kebiasaan belajar yang positif untuk meningkatkan motivasi siswa sehingga motivasi yang diperoleh siswa dari dalam maupun luar dapat dioptimalkan dengan baik dan sesuai yang diperlukan.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa penggunaan gadget memiliki dampak terhadap motivasi belajar siswa. Siswa yang terlalu sering menggunakan gadget akan mengalami kecanduan, sehingga menyebabkan penurunan motivasi siswa tersebut dalam belajar karena distraksi dari gadget yang memengaruhi fokus belajar siswa. Dalam hal ini, siswa juga akan mengalami penurunan tingkat prestasi, karena motivasi amat sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa tentang pembelajaran.

Motivasi belajar siswa tidak hanya memengaruhi hasil belajar mereka saja, tetapi juga memengaruhi perkembangan sosial dan emosional mereka. Oleh karena itu, guru dan orang tua perlu memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan membantu siswa meningkatkan motivasi belajar mereka. Hal ini diantaranya dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi lingkungan belajar yang kondusif, memberikan dukungan sosial, memberikan tugas yang menantang dan bermanfaat, serta memberikan umpan balik yang positif (Mahmudah, 2019).

Selain berdampak negatif, penggunaan gadget yang dimanfaatkan dengan baik dan terkontrol bisa berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa, gadget akan sangat bermanfaat sebagai sarana dalam belajar siswa untuk menunjang tingkat prestasinya. Oleh karena itu diperlukan peran orang tua dan guru untuk mengawasi dan membatasi waktu yang tepat pada penggunaan gadget. Hal ini sejalan dengan pernyataan Priatno & Marantika (2017) bahwa memanfaatkan teknologi informasi memiliki dampak yang positif terhadap prestasi anak, jika tetap berada pada pengawasan orang tua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image