Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dyaz Cipta

Selagi Kita Bisa, Belajarlah!

Lainnnya | Tuesday, 31 Oct 2023, 14:15 WIB
Sumber : https://www.pexels.com

Seorang Wanita, dimana pun dia berada, seringkali dipanggil dengan panggilan "ibu", meski terkadang agak sedikit menggerutu dan bergumam "apa aku setua itu?!". Pada satu ketika seorang Wanita sedang berada di kereta api, lalu disapa oleh petugas restoran kereta api tersebut dengan panggilan "ibu", serta merta gerutuan itupun keluar dari mulutnya sembari berjalan ke arah gerbong tempat duduknya. Meski agak lirih namun apa yang terjadi? ada suara sahutan bersumber dari belakang si ibu "iya Bu" sontak ia menolehkan mencari sumber suara itu.

Seolah makin mematahkan hatinya, ketika sang kondektur muda dengan jas dinas khas berlabel PT.KAI yang menjawab. Belum sempat wanita itu membalas ucapan dari sang kondektur, secepat kilat kondektur itu bergegas masuk ke ruangan bertuliskan "R. CREW" dan selang tak begitu lama Speaker di tengah atap kereta mengeluarkan suara ".....Ladies and gentlemen, in a few minute Argo Cirebon Will arrive in Cirebon. To all passenger to ended the trip in Cirebon, please prepare your belonging, we remind you to stay in your seat until the train stop. Thank you for using our services and see you on the next trip”

Suara itu menggema ke seluruh gerbong, beberapa penumpang mulai sibuk bersiap untuk turun dan terlihat anak usia 12 tahunan yang masih asik duduk dengan HP di tangannya terlihat berkomat kamit mengikuti pengumuman berbahasa Inggris yang menggema itu.

Dia adalah Peter anak dari sang wanita ini. Dia memang hobi menirukan pengumuman yang berbasa Inggris, seperti pengumuman di kereta ini. Tak jarang juga bunyi bel di sekolahnya yang berbahasa Inggris saja ia ucapkan dirumah “....All lessons have ended for to day, see you tomorrow morning with new learning spirit. Take care on the way home and have a nice day” dilanjut dengan mulutnya melantunkan melodi piano yang sebenarnya itu melodi dari lagu berjudul Numb miliknya Linkin Park.

Lagu di jaman wanita ini seusia dengan peter, yang sama-sama di usia itu sedang menggebu-gebunya ingin bisa berbahasa Inggris dengan lancar, meski hanya mengandalkan lirik dari musik-musik mancanegara dan ditambah dua kali pertemuan dalam seminggu dengan guru les bahasa Inggrisnya. Itu cukup melepaskan dahaga bahasa Inggris si wanita ini yang memang dari kecil dia ingin menjadi pembawa berita seperti idolanya Rosianna Silalahi.

Namun semangat itu lenyap entah kemana, ketika si wanita mulai belajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padahal sekolah yang dia pilih adalah salah satu sekolah unggulan di kotanya dan berstandar international khusus di kejuruannya yakni Akuntansi. Seolah sudah menjadi makanan pokok sehari-harinya, kasus pembukuan Akuntansi menggunakan bahasa Inggris pun ia lahap. Namun entah angin apa yang menghapus puluhan, bahkan ratusan kosakata bahasa Inggrisnya, hingga yang tersisa hanyalah General ledger, sales, inventory, current asset, fixed asset, account payable, Cost of sales, sales discount, tax, Balance sheet, Cash flow, dan lain-lain.

Serpertinya Akuntansi telah mencuci otaknya

Pada akhirnya wanita ini tak pernah lagi belajar bahasa Inggris, hingga diri wanita ini mulai tergugah kembali ketika melihat anak laki-lakinya yang mulai tumbuh menjadi anak remaja dan memiliki mimpi besar yang dibawanya sejak usianya 2,5 tahun. Mimpi yang modal awal utamanya adalah mampu berbahasa Inggris dengan lancar, supaya bisa berkomunikasi dengan salah satu kru Bandara diseluruh dunia ketika sedang membawa pesawat untuk lepas landas ataupun pendaratan, apalagi kalau bukan Pilot.

Peter sedang mengikuti kegiatan sekolah di lapangan udara TNI AU (Sumber: Dok.Pribadi)

Impian menjadi pilot yang dibangun oleh seorang anak laki-laki sejak ia duduk di kelas Nursery inilah yang menjadi motivasi besar sang ibu untuk belajar lagi supaya bisa berbahasa Inggris, bukan untuk meraih cita-cita, namun lebih diprioritaskan untuk mensupport usaha dan kerja keras anaknya dalam belajar bahasa Inggris serta demi meraih impiannya.

Selain nantinya bisa sebagai partner anak dalam praktek berbicara bahasa Inggris di luar jam pelajarannya, baik di sekolah dan tempat lesnya. Sang ibupun ingin membuktikan pada dirinya sendiri, kalau dia mampu mengejar ketertinggalannya yang dulu dan setidaknya ia bisa meraih itu di waktu sekarang meski usianya sudah dua kali lipat dari usia dia yang dulu ketika masih menggebu-gebu.

Tahukah anda, Wanita yang ada dalam kisah di atas tak lain adalah saya, dan Peter adalah nama Inggris anak laki-laki saya di bimbingan belajar bahasa Inggris yang diikutinya. Dari dia, hasrat ingin belajar bahasa Inggris itu muncul lagi, dan seolah semesta berpihak kepada saya. Baru saja berencana mencari tempat untuk belajar bahasa Inggris, tawaran justru datang dari jalan yang tak disangka-sangka, saya diajak untuk bergabung di kegiatan belajar bahasa Inggris yang di balut dengan acara kamping ceria.

Dari kisah tersebut, membuat saya kembali teringat dengan Komika Indonesia bernama Pandji Pragiwaksono yang pernah berkata : “Jangan pernah membunuh mimpimu, karena sekeras-kerasnya kamu pukul, sedalam-dalamnya kamu kubur. Dia cuma akan pingsan, dan bangkit di usiamu yang tak muda dalam bentuk penyesalan”.

Maka, tak akan pernah ada kata terlambat untuk belajar, selagi anda mau pasti akan ada jalan, apapun itu, lakukanlah! sebelum penyesalan itu datang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image