Belajar Bahasa Inggris di Usia Dewasa, "Mulai dari Nol Ya".
Edukasi | 2023-10-31 06:24:46"Usia bukan penghalang untuk terus belajar". Mungkin Kita sering mendengar atau membaca kutipan tersebut, begitu pun saya. Bahasa Inggris bukanlah hal baru bagi saya, mengenal Bahasa Inggris dasar dimulai dari alfabet, angka-angka, kosakata harian hingga kalimat sehari-hari sudah dipelajari sejak sekolah dasar. Kemampuan verbal lebih banyak diolah dalam kurun waktu tersebut.
Ketika Sekolah Menengah Pertama (SMP), pengetahuan Bahasa Inggis saya pun bertambah. Di masa ini pemahaman tentang "aturan" penggunaan bahasa dipelajari, aturan ini disebut tenses. Tentu saja ini bukan hal mudah, di mana begitu banyak formula tata bahasa yang wajib digunakan dalam penyusunan kalimat. Memahami satu formula tata bahasa saja rasanya memusingkan, belum lagi formula ini perlu disesuaikan dengan keterangan waktu hingga subjek yang melakukannya.
Kenyataan bahwa tenses ini wajib digunakan dalam penulisan, tentu menjadi mimpi buruk bagi saya. Tak sebanding dengan bertambahnya usia, nyatanya kemampuan Bahasa Inggis yang saya miliki tak banyak bertambah. Tenses menjadi beban yang cukup berat dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris saya dari masa ke masa.
Ketidakmampuan dalam pemahaman tata Bahasa, membuat perasaan inferior saya semakin tinggi. Hal ini tentu saja berimbas pada kurangnya rasa kepercayaan diri saya dalam menggunakan bahasa Inggris. Sehingga, ketika melihat teman-teman mulai aktif menuliskan ide-ide yang mereka miliki menggunakan Bahasa Inggis, hal itu membuat saya merasa insecure.
Terkadang motivasi untuk pembiasaan berbahasa Inggris muncul dalam diri saya. Beberapa hal sudah saya biasakan, seperti selalu berusaha mendengarkan lagu berbahasa Inggris tanpa lebih dahulu melihat lirik, atau bahkan menonton film dengan menggunakan subtittle Bahasa Inggris. Tapi tetap saja, rasanya semakin beranjak dewasa kemampuan Bahasa Inggris yang saya miliki seperti jalan di tempat.
Kemampuan yang ala kadarnya ini sebatas digunakan untuk bernyanyi dan memahami tulisan berbahasa Inggris. Rasanya, bisa menyanyikan lagu dan memahami teks berbahasa Inggris saja adalah pencapaian yang cukup bagus bagi diri saya. Terkadang hal-hal tersebut membuat saya memiliki perasaan cukup untuk belajar bahasa Inggris.
Namun, sesekali rasa penasaran dan keingintahuan tetap muncul dalam diri saya. Setiap melihat opini berbahasa inggris yang bertebaran di sosial media, saya selalu bertanya kepada diri sendiri,
"kok bisa ya mereka membuat sebuah kalimat utuh berbahasa Inggris?". Pertanyaan itu hanya berulang-ulang saya tanyakan tanpa mencari tahu jawabannya.
Mempertimbangkan rasa penasaran yang dimiliki, saya memberanikan diri untuk mengikuti program kursus bahasa Inggris. Setelah beberapa kali berkonsultasi mengenai kesediaan waktu dan jam kursus, maka saya direkomendasikan untuk memasuki kelas dengan program English for Adult. Program ini memiliki beberapa jenjang. Sesuai dengan hasil tes kemampuan, maka saya ditempatkan pada kelas dasar.
Saya pernah membaca kutipan, bahwa dalam mempelajari sesuatu kita perlu terlebih dahulu mengosongkan gelas yang sudah kita isi. Hal itulah yang berusaha saya aplikasikan saat ini, mengosongkan terlebih dahulu ilmu bahasa Inggris yang pernah saya pelajari, persis seperti jargon Pertamina, "Mulai dari Nol ya". Berbekal keyakinan itulah, saya kembali memiliki motivasi untuk belajar bahasa Inggris, walaupun harus memulainya dari awal.
Di kelas kursus Bahasa Inggris ini, saya belajar dengan teman-teman yang usianya jauh lebih muda. Walaupun demikian, kemampuan mereka ada yang jauh lebih tinggi. Belajar dari pengalaman terdahulu, bahwa jangan jadikan ketidakmampuan sebagai penghalang, maka saat ini saya berusaha membangun kepercayaan diri.
Ketika melihat teman-teman kursus saya berbicara bahasa Inggris dengan cas cis cus, maka saya menjadi termotivasi untuk berani berbicara juga. Ketika mereka memiliki kosakata yang belum pernah saya dengar, maka saya pun menambahkan kosakata itu ke kamus dalam otak saya. Saat mereka dengan antusias mengikuti materi, maka itu juga yang menjadi semangat saya untuk terus memahami materi yang disampaikan.
Pada situasi inilah akhirnya saya paham dan percaya, bahwa belajar tidak dapat dihalangi oleh usia. Belajar merupakan proses yang panjang dan tidak dapat dihentikan oleh keterbatasan usia. Tua atau muda bukanlah sebuah batasan seseorang untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan. Karena sejatinya, belajar adalah sebuah perjalanan manis yang tidak pernah ada ujungnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.