Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Ternyata Ini Awal Mula Penggunaan Istilah QR

Teknologi | 2023-10-30 19:09:04
Quick Response atau QR (HuffPost/SSDarindo)

Penutur bahasa Inggris sering menggunakan singkatan untuk mempersingkat komunikasi atau menyuntikkan nada yang lebih santai. Namun, kita telah terbiasa dengan istilah-istilah singkatan ini sehingga terkadang kita menggunakannya tanpa mengetahui kepanjangannya.

Meskipun sebagian besar dari kita dapat dengan mudah mengidentifikasi kata-kata lengkap di balik singkatan seperti "VP", "ft" dan "aka", kita kesulitan dengan yang lain. Meskipun sudah bertahun-tahun dan frekuensi yang tinggi dari generasi ke generasi orang mengatakan "OK" atau menulis "lb.", kata-kata di balik singkatan-singkatan tersebut tidak begitu dikenal.

Jadi masuk akal jika hal yang sama juga berlaku untuk tambahan kontemporer pada leksikon singkatan - seperti "kode QR."

"QR adalah singkatan dari Quick Response," kata Vahid Behzadan, asisten profesor ilmu komputer dan ilmu data di University of New Haven, sebagaimana dikutip laman HuffPost.

"Kode QR ditemukan pada tahun 1994 oleh Masahiro Hara, seorang insinyur di perusahaan Jepang, Denso Wave. Kode QR pada awalnya dikembangkan untuk melacak suku cadang mobil selama proses produksi, tetapi dengan cepat mendapatkan popularitas di industri lain juga."

Behzadan mencatat bahwa jenis barcode dua dimensi ini sangat ideal untuk digunakan dalam berbagai konteks karena mudah dipindai, dapat dibaca dari berbagai sudut, dan dapat menyimpan lebih banyak informasi daripada barcode linear tradisional.

Meskipun kode QR dikembangkan pada tahun 1990-an, kode ini baru menjadi kesadaran budaya secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Behzadan mengaitkan peningkatan ini dengan meningkatnya popularitas ponsel pintar, yang memiliki kamera yang memungkinkan pemindaian kode QR dengan mudah, dan adopsi teknologi ini oleh bisnis, yang menggunakan kode untuk mengarahkan pelanggan ke situs web mereka, memberikan informasi tentang penawaran mereka, dan banyak lagi. Dan tentu saja, ada pandemi Covid-19.

"Pandemi menyebabkan peningkatan penggunaan kode QR untuk pembayaran nirsentuh dan untuk memberikan pelanggan akses ke menu, informasi produk, dan sumber daya lainnya tanpa harus menyentuh permukaan fisik," jelasnya.

"Sulit untuk mengatakan dengan pasti apakah kode QR akan mencapai penggunaan yang begitu luas pada saat ini tanpa adanya pandemi Covid. Namun, jelas bahwa Pandemi ini mempercepat adopsi kode QR oleh bisnis dan konsumen."

Memang, kita melihat banyak bisnis pada tahun 2020 yang menerapkan kode QR ke dalam operasi mereka, mulai dari mengarahkan pelanggan ke metode pembayaran digital hingga menyediakan menu restoran kepada pengunjung tanpa perlu menyentuh permukaan fisik.

"Sebagai akibat dari pandemi, kode QR sekarang lebih banyak digunakan daripada sebelumnya," kata Behzadan. "Kemungkinan besar kode QR akan terus menjadi cara yang populer untuk memberikan informasi dan akses ke layanan di tahun-tahun mendatang."

Dia menunjuk pada peningkatan keserbagunaan dan kecanggihan kode QR, mencatat bahwa kode QR sekarang dapat menyimpan data dinamis seperti perubahan jadwal bus atau harga produk.

"Karena kode QR terus berkembang, kode ini kemungkinan akan memainkan peran yang lebih besar dalam kehidupan kita," tambah profesor tersebut. "Misalnya, kode QR dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang dunia di sekitar kita, untuk membantu kita menavigasi kota, dan untuk berinteraksi dengan objek dan perangkat dengan cara yang lebih mulus dan intuitif."

Namun, kemajuan teknologi jarang sekali datang tanpa sisi gelapnya. Penipuan kode QR adalah realitas baru yang tidak menguntungkan di dunia kita yang terus berkembang.

"Penjahat siber dapat membuat kode QR berbahaya yang mengarah ke situs phishing atau unduhan malware," kata Behzadan. "Sebagai contoh, dalam satu penipuan baru-baru ini, penjahat siber mengirimkan pesan teks dengan kode QR yang mengklaim berasal dari perusahaan pengiriman. Ketika penerima memindai kode QR, mereka diarahkan ke situs web phishing yang mencuri informasi pribadi mereka."

Untuk menghindari menjadi korban penipuan semacam ini, pastikan Anda hanya memindai kode QR dari sumber yang dikenal, dan hindari kode yang mencurigakan. Jika pemindaian mengarahkan Anda ke situs web yang mencurigakan, jangan masukkan informasi pribadi apa pun.

Anda juga bisa mengunduh aplikasi pemindai QR tepercaya yang akan memperingatkan Anda jika ada kode yang bermasalah. Selalu perbarui ponsel Anda agar fitur keamanannya dapat melindungi perangkat Anda dari malware.

"Penting untuk waspada dan berhati-hati dalam memindai kode QR, terutama jika kode tersebut berasal dari sumber yang tidak dikenal," kata Behzadan. "Jika Anda tidak yakin apakah kode QR itu aman, yang terbaik adalah berhati-hati dan tidak memindainya." ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image