Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ria Mawaddah

Win Win Solution QRIS Cross-Border

Edukasi | Sunday, 29 Oct 2023, 09:55 WIB

Pernahkah kita membayangkan dunia tanpa uang kertas? Uang bertebaran dalam bentuk yang tidak bisa dilihat, diraba diterawang lagi? Berpindah tanpa materi dalam hitungan detik, tanpa perlu menghitung ulang, tanpa perlu mengecek uang palsu atau bukan karena uang sudah ada dalam genggaman digital. Alat pembayaran baru ini dikenal dengan Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS. Dengan munculnya QRIS kita tidak lagi ditanya, sudah siapkah Indonesia hidup tanpa uang kertas? Karena metode pembayaran ini bahkan sudah mulai “mengepakkan sayapnya” di dunia.

QRIS mulai keluar dari “zona nyaman” dan berinovasi membuat QRIS Cross-Border (QRIS antarnegara) Singkatnya sistem ini membuat kita bisa membeli apapun di luar negeri menggunakan mata uang rupiah. Bayangkan saja, betapa bahagianya, Warga Negara Indonesia tidak perlu lagi mengkonversi atau menukarkan mata uang saat berbelanja di negara yang dikunjunginya. Begitupun sebaliknya, pembayaran atas transaksi yang dilakukan wisatawan asing di Indonesia dapat dilakukan dengan hanya memindai QRIS Merchant (penyedia barang dan jasa) Indonesia dengan menggunakan aplikasi pembayaran negaranya.

Berkenalan dengan QRIS Cross-Border

QRIS Cross-Border berawal dari gagasan Presiden Jokowi untuk mengkoneksikan sistem pembayaran Indonesia ke dunia yang dimulai dari kawasan regional ASEAN. Tanpa menunggu lama, pada Mei 2022 Bank Indonesia mengumpulkan lima gubernur bank sentral, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina untuk bekerjasama men-showcase kemajuan digitalisasi sistem pembayaran di ASEAN. Tidak sampai satu semester, sistem ini pun resmi diluncurkan pada 29 Agustus 2022.

Keunggulan QRIS Cross-Border

QRIS Cross-Border adalah perwujudan dari visi Indonesia untuk melakukan standarisasi infrastruktur perdagangan internasional dan sistem pembayaran ritel. Sistem ini diharapkan menjadi sistem pembayaran regional yang aman, kompetitif serta mampu memperluas akseptasi pembayaran nontunai nasional secara lebih efisien.

QRIS dikembangkan menggunakan standar European Master Visa Co (EMV Co) yang memungkinkan interoperabilitas domestik dan internasional sehingga QRIS berpotensi dipakai di seluruh dunia. Jika dalam penerapan QRIS mengusung tema UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung dan Langsung) maka keunggulan dari QRIS Cross-Border adalah 5M (Mudah, Murah, Mendunia, Milenial dan Meyakinkan)

1. Mudah

Pengguna: Cukup dengan membawa gadget dan saldo terisi, maka kita siap bertransaksi dengan merchant yang menggunakan QRIS. Contoh sederhananya ketika kita berpergian ke Thailand dan ingin membayar dengan QRIS Cross-Border. Maka yang kita lakukan adalah:

- Buka aplikasi pembayaran

- Scan QR Thailand

- Masukan nominal pembayaran dalam satuan mata uang Thai Bath

- Konfirmasi tujuan dan nominal dalam rupiah

- Masukan PIN

- Transaksi berhasil secara real time

Merchant: Tidak perlu memajang banyak QR Code, cukup satu QRIS yang dapat dipindai menggunakan aplikasi pembayaran QR apapun. Dari segi pencatatan keuangan juga memudahkan rekonsiliasi dan mencegah tindak kecurangan dari pembukuan transaksi tunai. Merchant juga dengan mudah membangun informasi credit profile sehingga mudah memperoleh kredit.

2. Murah

Pengguna: Ketika ke luar negeri dan kita membayar dengan kartu kredit, menukar di money changer, atau menarik uang di ATM luar negeri, biaya administrasi yang dikenakan cukup tinggi. Namun dengan QRIS Cross-Border pengguna akan diinformasikan kurs yang berlaku sebelum mengotorisasi transaksi. Jumlah yang harus dibayar akan ditampilkan dalam rupiah dan didebet sesuai nilai tersebut sehingga nilai transaksi akan lebih rendah.

Merchant: Bank Indonesia memastikan bahwa biaya transaksi QRIS yang akan dikenakan merchant ke nasabah akan jauh lebih murah. Biaya MDR (Merchant Discount Rate) QRIS Cross-Border yang dibebankan kepada pelaku usaha, akan sama besarannya seperti biaya QRIS saat ini.

3. Mendunia

Pengguna: Warga Negara Indonesia bisa bertransaksi di seluruh negara yang sudah bekerjasama dengan QRIS Cross-Border. Warga negara asing juga bebas bertransaksi di Indonesia apabila negaranya sudah menjadi mitra.

Merchant: Pembeli dari belahan dunia semakin banyak dan pembayaran mudah membuat penghasilan UMKM meningkat. Hal ini juga akan berdampak pada penerimaan pajak yang tinggi, penerimaan negara naik dan ekonomi tumbuh.

4. Milenial

Pengguna: Terdapat kepuasan dan rasa bangga karena mengikuti perkembangan zaman atau bahasa gaulnya “nggak ketinggalan zaman” untuk menjadi bagian dari cashless society.

Merchant: Mampu bersaing secara global serta meningkatkan branding produk utamanya pasar generasi milenial.

5. Meyakinkan

Pengguna: Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) penyelenggara QRIS sudah pasti memiliki izin dan diawasi oleh Bank Indonesia.

Merchant: Aplikasi aman, Merchant juga terhindar dari uang palsu, tidak perlu menyediakan uang kembalian, transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat setiap saat.

Konektivitas QRIS Cross-Border untuk Indonesia dan ASEAN

Walaupun masih baru, menurut studi beberapa ahli penerapan keuangan digital, QRIS Cross-Border sebagai game changer dapat meningkatkan efisiensi, interoperabilitas dan menjadikan pembayaran lintas negara menjadi lebih inklusif sehingga meningkatkan devisa negara dan neraca perdagangan. Hal ini bukan tidak berdasar, karena nyatanya digitalisasi memang dapat mempercepat inklusi ekonomi dengan mengakselerasi dan mengkoneksikan sektor mikro, kecil, dan UMKM ke dalam platform digital, e-commerce, fintech, dan perbankan digital yang lebih luas, lebih cepat dan lebih murah.

Di ASEAN QRIS Cross-Border memang baru menyentuh Malaysia dan Thailand. Namun dengan usinya yang belum 2 tahun, ini merupakan pencapaian bagi QRIS. Mengembangkan “sayap” di negara Anggota ASEAN juga merupakan langkah yang tepat. Dengan 11 negara anggota ASEAN yang penduduknya lebih dari 668 juta jiwa dengan sebagian besar merupakan negara berkembang yang sedang dalam proses memajukan perekonomiannya. QRIS Cross-Border dipastikan akan meningkatkan daya beli dan digitalisasi pembayaran di kawasan Asia Tenggara untuk mewujudkan struktur perekonomian menjadi lebih baik.

Win Win Solution QRIS Cross-Border

Saat ini Indonesia sedang mendorong negara Asia lainnya, seperti Singapura, Myanmar, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, dan Laos, untuk menjalin kerja sama geoekonomi melalui penggabungan jasa keuangan. Kepresidenan Indonesia di ASEAN, dengan mempertimbangkan jumlah wisatawan, kinerja perdagangan ekspor-impor, dan integrasi regional, kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi contoh integrasi ekonomi yang sempurna di kawasan Asia Tenggara dan bukan hal yang tak mungkin untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia dan dapat menavigasi sistem pembayaran di era digital.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa win win solution dengan jurus “5-Si” yang harus dilakukan:

1. Promosi: Indonesia harus mempromosikan konektivitas Pembayaran ASEAN dan hubungan regional sistem pembayaran melalui infrastruktur terbuka dan interkoneksi pembayaran ritel. Promosi dapat dilakukan dengan media sosial, mengundang influencer dalam dan luar negeri untuk berkolaborasi memperkenalkan QRIS Cross-Border.

2. Kolaborasi: Kerjasama multilateral Indonesia harus lebih masif dengan berbagai negara untuk memperluas mitra QRIS di Asia. Sehingga setelah di ASEAN QRIS dapat berkembang secara global.

3. Inklusi: Pemerintah harus mendorong inklusi keuangan, salah satunya dengan memetakan tempat wisata yang dapat digunkan sebagai prioritas QRIS Cross-Border. Seperti di daerah Kuta Mandalika yang sedang menyelenggarakan event Internasional Moto GP.

4. Evaluasi: Ini wajib dilakukan untuk meningkatkan sistem QRIS Cross-Border yang lebih baik. BI dapat membuat kuesioner atau survey kepada user dalam dan luar negeri mengenai keunggulan, kelemahan dan kepuasan pengguna QRIS Croos-Border dan BI dapat mengambil langkah solutif dari data tersebut.

5. Sinergi: Untuk membuat QRIS Cross-Border digunakan seluruh ASEAN dan dunia, harus ada sinergi dari masyarakat, pemerintah, swasta, UMKM dan pihak terkait untuk berani mensosialisasikan QRIS Cross-Border. Semua elemen harus terbuka dengan digitalisasi dan menggunakannya dengan bijak sehingga sistem ini dapat memberikan keuntungan.

Kesimpulan dan Diskusi

Menurut ASEAN Investment Report yang dirilis September 2022, Indonesia memiliki UMKM terbanyak di ASEAN. Namun 70-80% belum melek digital. Ini menjadi tantangan bagi QRIS utamanya penerapan QRIS Cross-Border kedepannya. Win win solution seperti sosialisasi, promosi dan edukasi memang diperlukan sebelum QRIS-Cross-Border dapat mendunia.

QRISnya satu, menangnya banyak!

Participant of BI Digital Content Competition 2023

*Tulisan ini dilansir dari berbagai sumber terpercaya dan gagasan solutif dari penulis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image