Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tania Melanurija

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN): Mengungkap Makna Melalui Gerakan

Eduaksi | 2023-10-28 00:47:18

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 digelar pada tanggal 20-29 Oktober mengusung tema Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan. Hilmas Farid menjelaskan bawha "bukan hanya sekedar perayaan, tetapi juga sebuah misi. Misi tersebut untuk meningkatkan masyarakat bahwa kebudayaan turut berperan dalam menciptakan masa depan bumi yang berkelanjutan”. Dalam budaya Indonesia, terdapat solusi dan inovasi lokal yang bisa kita aplikasikan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

Terdapat berbagai aktivitas utama yang dapat diikuti dan dinikmati oleh publik secara gratis salah satunya adalah pameran seni. Pameran seni yang menampilkan karya seni visual seperti lukisan, patung, fotografi dan kerajinan tangan. Pameran ini dapat mengenalkan karya seniman lokal dan nasional kepada Masyarakat.

Pameran Tari Tradisional di Galeri Nasional Jakarta

Galeri Nasional salah satu kolaborator yang terlibat dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Menampilan berbagai macam pameran karya seni salah satunya pameran tari tradisional. Pameran tari tradisional ini berada pada wilayah penelisikan pertama hanya mencakup potret atau rekaman visual, audio, dan teks tertulis yang berkaitan dengan pertunjukan tari tradisional.

Kehadiran materi-materi dalam pameran ini tidak hanya sekedar mengajak pengunjung melihat nama, jenis, dari mana, atau bagian luar dari tradisi. Lebih jauh lagi, melalui beberapa arsip tari. Pameran ini ingin mengajak pengunjung melihat nilai-nilai budaya yang dapat digali melalui ragam tari tradisional serta tentang arti, makna, konteks sosial, budaya, dan spiritual dari tari tradisional.

Pameran ini juga ditunjukan sebagai Langkah aktivitas dan pemanfaatan sumber arsip yang selama ini belum dimaksimalkan, dengan menghadirkan beberapa dokumentasi Dewan Kesenian Jakarta yang berhubungan dengan tari tradisional, periode 1970-an. Pada konteks tersebut, Dewan Kesenian Jakarta pernah berupaya menghadirkan pertunjukan tari tradisional dari berbagai daerah, melakukan pembacaan ulang, dan dieksplorasi dalam konteks kekinian. Tari tradisional tidak dihadirkan tunggal, melainkan dengan mengajak guru tari, penari, pemusik, mempertemukan seniman, sampai telaah akademik. Praktik tersebut menandai kesadaran bahwa tari bukan sekedar tontonan, tetapi proses pembacaan terhadapa nilai-nilai.

Kehadiran pameran ini sekaligus upaya memberikan penghargaan atas hasil kerja dari dokumentasi pengetahuan tari tradisional yang dilakukan oleh berbagai lembaga atau kolektif di Indonesia. Dari hasil kerja yang telah mereka lakukan, tari tradisional dapat terus dipelajari dan direspon dari masa ke masa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image