Novel Kalau tak Untung Karya Selasih
Sastra | 2023-10-27 10:05:50Novel adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa/tertulis. Novel Kalau Tak Untung adalah novel karya Sarimin Ismail atau yang lebih dikenal dengan nama pena Selasih. Selasih berasal dari Sumatra Barat. Selasih, merupakan seseorang sastrawan angakatan Balai Pustaka, Selasih juga terkenal seorang tokoh dan pemikir Pendidikan Pergerakan Nasional. Selasih banyak menciptakan karya-karya sastra salah satunya, novel Kalau Tak Untung novel tersebut merupakan novel pertama yang di tulis oleh Selasih.
Novel tersebut melatarbelakangi tentang penderitaan kondisi sosial masyarakat sebelum kemerdekaan, karena terinspirasi dari kesengsaraan yang ditimbulkan oleh para penjajah yang seringkali merampas tanah dan hak-hak masyarakat tanpa kompensasi (namun, dalam buku tersebut, alih-alih ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penjajah, masyarakat kelas bawahlah yang mengalami kesengsaraan karena status sosial). Selain itu, ia mengkritisi beberapa tradisi daerah yang sebaiknya ditinggalkan dan patut dipertahankan.
Novel tersebut menceritakan mengenai sahabat karib Rasmani dan Masrul yang sudah berteman akrab sejak kecil walaupun status sosial mereka berbeda. Masrul yang berasal dari sebuah keluarga kaya yang sangat dihormati, sedangkan Rasmani berasal dari kalangan kurang mampu yang sering dicibir warga sekitarnya.
Rasmani hidup dikeluarga yang sangat menjujung tinggi Pendidikan, meski disekitar masih berpegang teguh pada undang-undang yang membatasi akses Perempuan terhadap dunia Pendidikan. Perbedaan pendapat juga sangat ketara di lingkungan tersebut bahwa dalam tradisi Minangkabau, perkawinan sedarah sudah tradisi di daerah tersebut. Maka dari itu banyak sekali orang tua yang menikahkan anaknya perempuannya pada usia muda. Orang tua percaya bahwa Perempuan tidak boleh sekolah, melainkan harus menikah muda dan mengurus rumah.
Rasmani dan Masrul diam-diam saling jatuh cinta, tetapi orang tua Masrul menentang masrul menikah dengan Rasmani karena kemiskinan. Masrul dijodohkan oleh ibunya dengan menikahi salah satu anak mamaknya agar saat Masrul merantau dia tidak sendirian. Tetapi Masrul menolak perjodohan tersebut karena dia tidak ingin memiliki istri yang tidak bisa membaca tulis serta tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah.
Pada akhirnya Masrul meneri perjodohan dari Engku Guru karena sudah menjanjikan bahwa kebutuhan rumah tangga mereka semua akan ditanggung oleh keluarga Muslina. Dan Nasrul lebih memilih Muslina karena kekayaannya dan kecantikannya.
Masrul dan Muslina menikah dan memiliki satu orang anak, selama pernikahannya dengan Muslina tidaklah Bahagia karena Masrul mendapatkan kekerasan sehingga tidak di hargainya sebagai suami. Di tenggah kesengsaraan dia teringet oleh sahabatnya yang selalu baik hati kepada dia. Akhirnya ia mengirim surat kepada Rasmani.
Sehingga surat tersebut diterima oleh Rasmani, tetapi balasan dari Rasmani tidak memuaskan, Rasmani malah berkata bahwa sehasrusnya Masrul harus mempertahankan rumah tangganya demi anaknya. Tidak dapat jawaban yang memuaskan sehingga Masrul ingin menemui Rasmani ke kampungnya. Sesampai di kampung Masrul menceritakan kehidupannya pasa saat Bersama Muslina. Ia juga berkata akan merantau dan mengajak Rasmani untuk ikut serta sebagai seorang istri.
Rasmani setuju dengan usulan dari Masrul, tetapi Masrul meminta waktu untuk mencari pekerjaan di kampung sebelum mebawa Rasmani. Setelah lama ia mencari pekerjaan akhirnya Masrul memberi kabar kepada Rasmani bahwa ia mendapi pekerjaan tetapi dengan gaji kecil.
Yang biasanya Masrul memberi surat dengan penuh cinta pelahan pun mulai menjadi dingin dan tidak pernah membahas tentang janji Masrul kepada Rasmani. Dengan penuh kekecewaannya, Rasmani menjadi sakit jantung. Surat berikutnya yang didapatkan oleh Rasmani tmembuat ia hamper pingsan dan sangat mempengaruhi penyakitnya.
Tak lama dari itu Rasmani mendapat surat lagi dari Masrul yang berisi kabar Bahagia bahwa dia mendapatkan pekerjaan yang gaji besar dan akan mengirim seseorang untuk menjemput Rasmani. Tetapi ketika membaca surat tersebut membuat jantung Rasmani melemah dan semakin parah.
Dalipah, kaka Rasmani mengirim kan surat kepada Masrul untuk memberi kabar bahwa Rasmani sedang sakit keras. Sesampainya ke rumah Rasmani, Masrul terlambat karena Rasmani sudah meninggal dunia sejak kemarin. Masrul sangat kecewa dan menyesal, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk bertemu Rasmani.
Dari novel tersebut terdapat beberapa pesan moral, kita harus mengejar Pendidikan setingi mungkin demi memenuhi cita-cita. Walaupun sering di cemooh warga lain. Kita harus mendengarkan nasehat orang tua.
Kelebihan dari novel tersebut pembaca mampu untuk memahami dengan jelas latar belakang sosial budaya Masyarakat minang. Sehingga mereka dapat merasakan kehidupan di minang saat itu. Dan kelemahan novel tersebut masih menggunakan ejaan yang sudah tertinggal zaman.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.