Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aji Dwi Nugroho

Marijuana: Antara Batas Medika dan Agama

Eduaksi | Friday, 27 Oct 2023, 06:07 WIB

Marijuana adalah nama untuk tanaman cannabis sativa yang mengandung senyawa canniboid tetrahydrocarbynol (THC) dan juga cannabidiol (CBD), senyawa THC dalam marijuana ini mampu memberikan efek psikoaktif ke penggunanya yang berfungsi sebagai depressan dan hallucinogen. Di Indonesia sendiri marijuana masih digolongkan sebagai narkotika golongan 1 yang di anggap berbahaya bagi penggunanya. Dan juga didalam agama, ada larangan mengenai menkonsumsi zat yang dapat memabukkan seperti efek dari ganja ini. Namun, ternyata marijuana memiliki dampak positif dalam bidang medis yang cukup besar

Dilansir darin jurnal PubMed berjudul “Is Marijuana Safe and Effective as Medicine” ternyata marijuana memiliki potensi kegunaan medis. Kandungan CBD dalam marijuana sudah terbukti secara klinis terhadap penanganan kejang dan managemen rasa sakit bagi pasien yang mengalami multiple schlerrosis, yaitu penyakit radang sendi akibat diserang oleh system imun tubuh sendiri. Dalam tahap farmasi, FDA (Food and Drug Accociation) yaitu badan pengawas obat Amerika telah mengesahkan obat berbasis CBD bernama Epididiolex yang dapat membantu dalam kasus epilepsy pada anak anak yang parah seperti Dravet syndrome (DS), syndrom genetik yang dapat menyebabkan kejang kejang parah pada bayi dan juga lennox-gestaut syndrome (LGS) yang memiliki akibat yang sama pada penderitanya. Dalam penelitian dari

Namun terlepas dari manfaatnya, penggunaan marijuana dari Islam dengan konteks untuk konsumsi memanglah dilarang. Dalam surat Al A’raaf disebutkan bahwa “ dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk “ (QS. Al A’raaf [7]: 157) dan juga Allah melarang sesuatu yang dapat memabukkan. Dilansir dari KH Ma’ruf Khozin selaku ketua komisi fatwa, beliau mengungkapkan bahwa pengobatan yang zatnya hanya dapat ditemukan dalam ganja, maka termasuk darurat,

dari segi fikih ada hadis yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi yang menyatakan “ Sungguh Allah tidak menjadikan obat untuk kalian di dalam hal hal yang didalamnya diharamkan’’, maksud dari hadis ini adalah selama masih ada alternatif pengobatan selain menggunakan zat yang diharamkan tersebut maka sebaiknya menggunakan alternatif lainnya tersebut.

Untuk diharamkan selain dari segi memabukkan, marijuana juga memiliki dampak buruk bagi penggunanya. Marijuana memiliki potensi bahaya yang perlu diakui. Penggunaan jangka panjang dapat mengganggu kognisi, mengurangi motivasi, dan meningkatkan risiko gangguan mental seperti psikosis. Selain itu, pengemudi yang terpengaruh oleh marijuana dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain di jalan. Penyalahgunaan marijuana juga dapat mengakibatkan masalah sosial dan ketergantungan berkepanjangan bagi penggunanya.

Pertanyaannya adalah, bagaimana kita menemukan keselarasan antara aspek medis dan agama dalam kasus marijuana? Salah satu pendekatan yang dapat diterima adalah dengan memahami bahwa kedua aspek ini memiliki tempatnya masing-masing dan bahwa keduanya dapat saling berdampingan.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mencari keselarasan adalah dengan mengatur penggunaan medis marijuana dengan ketat. Regulasi yang ketat dapat memastikan bahwa hanya pasien dengan kondisi medis yang memadai yang dapat mengaksesnya. Ini juga dapat membantu dalam memantau dosis dan metode penggunaan yang aman.

Pendidikan publik tentang manfaat dan risiko medis dari marijuana juga penting. Pasien harus diberikan informasi yang akurat tentang efek samping, potensi penyalahgunaan, dan pentingnya pengawasan medis. Selain itu, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami lebih dalam potensi medis dari senyawa-senyawa dalam marijuana. Ini akan membantu dalam mengembangkan terapi yang lebih efektif dan aman.

Di sisi agama, dialog dan pemahaman adalah kunci. Komunitas agama harus memiliki kesempatan untuk menyatakan pandangan mereka mengenai apa yang mereka pikirkan dengan dalil valid yang memadai, dan pada saat yang sama, harus terbuka untuk berbicara tentang bagaimana nilai-nilai keagamaan mereka dapat dihormati dalam kasus yang tertentu.

Pertimbangan tentang penggunaan marijuana adalah masalah yang kompleks yang melibatkan berbagai aspek, termasuk aspek medis dan agama. Bagaimana menemukan keseimbangan antara kedua aspek ini adalah tantangan besar yang memerlukan pembahasan bersama, aturan dan penelitian lebih lanjut.

Penggunaan medis marijuana memiliki potensi manfaat kesehatan yang signifikan, tetapi juga memerlukan pengaturan yang ketat dan pendidikan yang baik. Penghargaan terhadap pandangan agama mengenai penggunaanya dalam konteks tertentu juga harus diperhatikan, dan konflik moral harus diatasi melalui dialog dan toleransi. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaboratif, mungkin dapat ditemukan titik temu yang memenuhi kebutuhan kesehatan dan keyakinan agama secara bersamaan. Hal ini akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, hormat, dan seimbang dalam hal penggunaan marijuana.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image