Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Kuat Karena Mengusung Kebersamaan dalam Hidup

Rembuk | Tuesday, 24 Oct 2023, 17:09 WIB

Tentu saja, dari setiap kejadian yang dialami melahirkan hikmah bagi siapapun yang mengalaminya. Kali ini di negeri yang namanya Indonesia mendapatkan sebuah kenyataan yang memilukan dan menguras tenaga serta pikiran kita untuk menghadapinya. Wabah virus COVID 19 sudah terlewati tetapi hampir dua tahun lebih kita diliputi rasa takut dan ketidakpastian.

Sehingga itu kita mendapati pelajaran berharga karena hal yang tidak menyenangkan membuat kita menjadi kuat. Memang yang telah terpapar virus ini mencapai angka jutaan serta yang meninggal pun terbilang cukup banyak. Namun demikian, sebagian masyarakat yang telah digempur dengan berbagai kenyataan pahit, nyatanya masih mampu bertahan karena mereka meyakini bahwa kebersamaan yang terjalin selama ini bisa saling menguatkan dan mampu menatap hari esok tetap akan lebih baik.

Kebersamaan membuat kita kuat dan bisa menghadapi apapun dalam hidup. (Foto : Dokumen Pribadi)

Kita menyadari bukan perkara mudah menerima kenyataan yang tak mengenakkan. Dapat dibayangkan dulu kita melihat kenyataan banyak sekali mereka yang terpapar COVID 19 harus dirawat di rumah sakit atau melakukan isolasi mandiri di rumah. Semua membuat miris jika kita tidak memiliki mental yang kuat untuk menghadapinya. Bukan perkara mudah menghadapi semua itu jika tidak mempunyai mental yang kokoh. Wabah ini menasional dan semua orang merasakannya. Karena sikap saling peduli dan saling menguatkan satu sama lainnya maka membuat kondisi masyarakat merasakan bagaimana semua harus berjuang menghadapi semua ini tanpa pamrih.

Tak henti-hentinya saat itu Pemerintah mengajak masyarakat untuk memperhatikan protokol kesehatan. Semua itu merupakan bentuk edukasi agar masyarakat sendiri untuk belajar berdisiplin serta yang lebih utama adalah dengan bergerak bersama menghadapi semua itu maka akan membentuk kekuatan serta keyakinan yang kokoh bila siapapun takkan mampu menghadap semua itu sendirian, karenanya perlu kebnersamaan yang terjalin erat sehingga ada kemungkinan menghadapi hal yang memberatkan akan menjadi ringan karena dipikul bersama.

"Pancasila menjadi modal bagi bangsa ini untuk mengatasi pandemi Covid-19. Kita bisa melihat gerakan gotong royong di semua lapisan bangsa. Ini membuktikan bahwa jiwa dan roh Pancasila telah diaplikasikan dalam cara berpikir, bertindak, berelasi anak bangsa dan mewujudkan nilai kemanusiaan dan solidaritas," ujar Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo dalam keterangannya, Minggu (7/6). (https://www.merdeka.com, Minggu, 7 Juni 2020).

Tentu saja nilai-nilai Pancasila yang telah tertanam di lubuk hati sanubari warga Indonesia yang memahami kelima sila yang ada maka akan membuat mereka tergugah untuk melakukan hal terbaik bagi bangsa ini dengan cara dan kemampuannya sendiri. Dalam tatanan ini bukan besar kecil jumlah materi yang dikeluarkan melainkan adalah sikap pengorbanan yang menjadi falsafah bangsa ini yang tertuang dalam nilai-nuilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Benar, jika selama ini kita melihat ada sebagian yang menganggap jika Pancasila sudah tidak relevan dengan kehidupan saat ini hingga menganggap Pancasila menjadi tidak penting. Namun demikian, hal itu kemudian dapat dipatahkan karena mereka yang pernah mempelajari Pancasila secara mendalam maka implementasi dalam kehidupan akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di negeri ini.

Sikap kegotong royongan ini tampak nyata dan itu terjadi di mana-mana. Jika falsafah hidup ini hilang dari kehidupan bangsa niscaya bangsa ini akan menjadi rapuh menghadapi kondisi pandemik COVID 19 dulu. Namun pada kenyataannya kita justeru malah melihat ada semangat perjuangan utuh yang diperlihatkan sebagian warga yang ada di tanah air dengan melakukan sesuatu yang sangat berarti bagi perjalanan bangsa ini untuk keluar dari pandemik yang menjadi sebuah bencana nasional. Kita bisa melihat di beberapa tempat ketika ada warganya yang terpapar COVID 19 maka terlihat bahu membahu untuk membantunya dan menguatkan agar tetap memiliki semangat hidup menghadapi ujian berat yang tengah dihadapinya.

Penyebaran virus corona semakin meluas. Namun, uluran tangan dari para penderma di Indonesia juga terus berdatangan saat itu. Salah satunya dari produk kosmetik Wardah yang enggak terlepas dari peran penting pendirinya, Nurhayati Subakat. Di tengah gentingnya corona, Nurhayati melalui perusahaannya itu memberikan sumbangan untuk pembelian kebutuhan alat medis di RS Persahabatan sebesar Rp13 miliar. Wanita berdarah minang ini enggak sekalipun menutup mata dengan kesulitan yang sedang dialami Indonesia, ia justru rela menyisihkan sedikit hartanya. (https://herstory.co.id, 19 Maret 2020).

Orang baik bermunculan di masa pandemi COVID-19. Gufron Lana (35) salah satunya. Penjual bubur ini membagikan ratusan porsi bubur ayam gratis bagi pasien isoman (isolasi mandiri) di Kota Bandung. Pemilik usaha Bubur Alam Alan Jaya ini memiliki keinginan untuk mengurangi beban warga yang melakukan isoman. Sebab, selama ini banyak pasien isoman yang sulit untuk membeli makanan karena tak bisa keluar rumah.( https://news.detik.com, Sabtu, 17 Jul 2021).

Seorang warga Bandung rela menjual dua buah mobil guna mendirikan dapur umum bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) serta warga yang membutuhkan lantaran terdampak pandemi Covid-19. Di mana dalam satu hari, dapur umum tersebut mendistribusikan empat ribu paket nasi untuk dikirimkan ke warga wilayah Bandung Raya.Hal tersebut dilakukan demi bisa membantu sesama di tengah pandemi corona. Adalah Tubagus Zainal Arifin, Warga Jalan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Bandung, yang rela menjual dua buah mobilnya untuk mendirikan sebuah dapur umum bagi warga bandung yang sedang menjalani isoman Covid-19Selain itu, ia juga mempekerjakan warga sekitar yang terdampak PHK untuk membantu memasak serta mendistribusikan makanan. Dalam satu hari, sedikitnya 4.000 paket nasi serta vitamin dibagikan ke warga di Bandung Raya yang sedang menjalani isolasi mandiri. (https://news.okezone.com, Selasa 03 Agustus 2021).

Tiga kisah di atas tadi telah menjadi renungan bagi kita semua. Menciptakan kebersamaan untuk saling menguatkan dapat diambil dengan perannya masing-masing dan dengan kemampuan yang dimilikinya. Tentu saja para pahlawan dan pejuang yang telah berkorban jiwa raga memperjuangkan kemerdekaan RI ternyata tidak sia-sia karena telah mewariskan nilai kehidupan yang berarti bagi generasi penerusnya termasuk kita yang hidup saat ini. Hal ini menjadikan kita semua yang hidup di negeri ini akan selalu optimis menghadapi kenyataan pahit sekalipun. Ternyata falsafah hidup dari Pancasila mutlak mesti tetap ada agar semangat kebersamaan menanggulangi bencana besar di negeri ini terus terjaga sampai pademik sendiri berakhir.

Jelsa semua ini bukan tanpa sebab. Bangsa yang memiliki kebersamaan, sikap gotong royong yang kuat, mempunyai kepedulian tinggi, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara serta menjunjung persatuan dalam segala hal adalah modal berharga yang harus diperhatikan. Benar, pandemik ini sangatlah berat dihadapi oleh bangsa ini. Pemerintah sendiri takkan mungkin sanggup menghadapi semuanya tanpa dukungan dari seluruh lapisan masyarakat yang ada. Hal ini menandakan kepada kita semua, begitu berartinya sikap kebersamaan itu sendiri terlebih ditopang dengan pemahaman terhadap Pancasila yang begitu utuh apalagi mampu diimplementasikan secara baik dalam kehidupan, maka semuanya akan mudah dihadapi walaupun tantangan dan hambatan di depan mata begitu berat.

Tentu saja kita semua tak pernah menyangka jika pandemik akan menimpa negeri ini. Semua adalah ujian yang harus kita hadapi dengan kesabaran dan perjuangan keras untuk mengatasinya. Penulis menyadari begitu beruntungnya dilahirkan di negeri ini dan menjadi bangsa ini. Ternyata hidup di Indonesia adalah sebuah anugerah yang terindah. Kehidupan di negeri ini begitu menyenangkan terlebih kebersamaan yang tercipta di mana-mana setidaknya membuat keharmonisan yang cukup baik dalam berbagai sendi kehidupan, walaupun kita sendiri tak memungkiri terjadi pula konflik yang tak bisa dihindari. Namun begitu, sekali lagi bahwa di negeri ini masih tersimpan modal kebersamaan yang cukup berharga dan hal itu mesti dipertahankan oleh seluruh warga negara Indonesia sampai akhir tanpa melepaskannya.

Sekali lagi, kuat bukan berarti tanpa kelemahan tetapi yang membuat kuat adalah kebersamaan. Ingatlah bahwa negeri ini dibangun dari fondasi kokohnya persatuan. Karenanya, kendati saat ini kita sudah lepas pandemik COVID 19 tetapi camkanlah dalam hati kita agar menyadari, kita tak perlu berdebat dalam segala hal melainkan adalah dibutuhkan kebersamaan dalam segala hal untuk melaksanakan tugas-tugas mulia untuk kehidupan di negeri ini sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image