Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Membangun Istiqamah: Perjalanan Menuju Kehidupan Beriman yang Konsisten

Agama | Tuesday, 24 Oct 2023, 04:54 WIB
Dokumen republika.co.id

Ketika kita merenungkan hadits mulia yang disampaikan oleh Rasulullah, "Katakanlah 'Aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah," kita disajikan dengan inti dari identitas seorang Muslim yang sejati. Hadits ini mengajarkan bahwa istiqamah yang benar adalah kunci dalam Islam, dan hal ini mencakup tiga rukun yang esensial dalam kehidupan seorang Muslim.

Pertama-tama, mari kita bahas istiqamah dengan lisan. Rasulullah mengingatkan kita untuk mengucapkan, "Aku beriman kepada Allah." Ini adalah permulaan yang sangat penting. Dengan lisan, kita mengakui keimanan kita kepada Allah, Sang Pencipta, dan Sang Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Ini adalah fondasi dari keyakinan kita sebagai seorang Muslim. Namun, kita harus menyadari bahwa pengakuan semata dengan lisan tidak cukup. Hanya dengan mengucapkan kata-kata ini tanpa tindakan nyata, keimanan kita tidak akan benar-benar bersinar.

Inilah mengapa kita perlu beralih ke rukun yang kedua, yaitu istiqamah dengan hati dan anggota badan. Rasulullah mengingatkan kita untuk "beristiqamah." Ini mengisyaratkan kepada kita bahwa iman yang sejati memerlukan kesinambungan dan konsistensi dalam tindakan kita sehari-hari. Kita harus hidup sesuai dengan nilai-nilai iman kita. Ini mencakup perilaku, etika, dan tindakan kita terhadap sesama manusia dan alam semesta. Istiqamah dengan hati dan anggota badan adalah pengamalan nyata dari iman kita, yang terpancar dalam tindakan nyata yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Namun, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, pengakuan dengan lisan dan amal perlu diikuti oleh yang ketiga, yaitu ketetapan dalam beriman kepada Allah. Ini adalah bentuk istiqamah yang paling agung. Ketika kita berbicara tentang beristiqamah di atas tauhid dalam mengenal Allah, ini berarti kita menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup kita. Tauhid adalah inti dari ajaran Islam, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan diharapkan. Oleh karena itu, istiqamah dalam tauhid adalah kunci untuk memahami dan menjalani agama Islam.

Beribadah kepada Allah adalah manifestasi lain dari istiqamah ini. Kita harus menjalani ibadah kita dengan tekun, khusyuk, dan tulus kepada Allah semata. Ketika kita beribadah, kita harus menjadikan Allah sebagai fokus utama, tidak tergoyahkan oleh godaan atau gangguan dunia. Kita juga harus merasakan takut kepada Allah, sebuah bentuk hormat dan kesadaran akan kebesaran-Nya. Ini akan membimbing kita untuk menjauhi perbuatan dosa dan melaksanakan perintah-Nya dengan penuh ketakwaan.

Mengagungkan Allah adalah wujud dari istiqamah dalam mengenal-Nya. Allah adalah Maha Suci dan Maha Agung, dan kita harus senantiasa merenungkan keagungan-Nya. Ini akan memperkuat rasa kagum dan penghormatan kita terhadap-Nya. Ketika kita mengagungkan Allah, kita akan merasa sangat bersyukur atas segala karunia yang diberikan-Nya kepada kita.

Mengharapkan pahala-Nya adalah salah satu aspek lain dari istiqamah. Saat kita beriman dengan kuat kepada Allah dan beramal saleh, kita meyakini bahwa Allah akan memberikan pahala yang besar kepada kita di akhirat. Keyakinan ini adalah pendorong bagi kita untuk terus berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk.

Selain itu, berdoa kepada Allah adalah tindakan penting yang menunjukkan istiqamah kita dalam mengenal-Nya. Doa adalah sarana komunikasi langsung kita dengan Sang Pencipta. Kita harus senantiasa berdoa kepada Allah, memohon petunjuk, bimbingan, dan pertolongan-Nya dalam setiap langkah hidup kita.

Bertawakal kepada Allah adalah bentuk kepercayaan yang dalam bahwa Allah adalah pelindung dan pemelihara sejati. Ketika kita bertawakal kepada-Nya, kita merelakan segala urusan kita kepada Allah dan meyakini bahwa Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita. Ini juga merupakan ungkapan nyata dari istiqamah.
Terakhir, tetapi sangat penting, adalah menjauhi perbuatan syirik atau berpaling kepada selain Allah. Istiqamah dalam tauhid juga mencakup keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Kita tidak boleh menyekutukan-Nya dengan yang lain atau menggantikan-Nya dengan sesuatu atau seseorang yang lain. Hal ini adalah prinsip mendasar dalam Islam.

Dengan merenungkan tiga rukun istiqamah ini, kita dapat melihat betapa pentingnya untuk hidup sebagai seorang Muslim yang istiqamah. Ini adalah jalan menuju keselamatan dan keberkahan, serta cara kita dapat memenuhi tujuan hidup yang sejati, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya.

Namun, kita juga perlu menyadari bahwa istiqamah bukanlah perkara yang mudah. Hidup dalam konsistensi dan kesetiaan terhadap nilai-nilai Islam adalah tantangan yang nyata. Dunia seringkali menawarkan godaan dan distraksi yang dapat membuat kita tersesat dari jalan yang benar. Oleh karena itu, kita perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk memperkuat istiqamah kita.

Pertama, kita perlu terus-menerus meningkatkan pemahaman kita tentang Islam. Semakin dalam kita memahami ajaran agama, semakin mudah bagi kita untuk menjalankannya dengan istiqamah. Kita dapat melakukan ini dengan membaca Al-Quran, mempelajari hadits, dan menghadiri ceramah agama.

Kedua, kita harus menjaga hubungan yang kuat dengan komunitas Muslim. Teman-teman seiman dan masyarakat Muslim dapat memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan yang diperlukan untuk tet
ap istiqamah. Kita bisa bergabung dalam kelompok doa, menghadiri kajian agama, atau terlibat dalam kegiatan sosial yang positif.

Ketiga, kita perlu merenungkan dan memperbaiki diri secara terus-menerus. Introspeksi diri adalah kunci untuk mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan kita dalam menjalani istiqamah. Dengan kesadaran diri yang kuat, kita dapat menghindari godaan dan perbuatan dosa.

Keempat, berdoa kepada Allah untuk menjaga dan memperkuat istiqamah kita. Allah adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Dengan doa yang tulus, kita dapat memohon pertolongan-Nya dalam menjalani istiqamah. Doa adalah senjata yang ampuh dalam perjalanan menuju Allah.

Terakhir, kita harus ingat bahwa istiqamah adalah proses yang berkelanjutan. Kita mungkin akan menghadapi rintangan dan kegagalan di sepanjang jalan. Namun, yang terpenting adalah kita tidak boleh menyerah. Kita harus terus berjuang, bangkit kembali setelah jatuh, dan berupaya menjadi lebih baik.

Kesimpulannya, hadits mulia ini mengajarkan kita pentingnya istiqamah dalam Islam. Iman, lisan, tindakan, dan keyakinan yang teguh dalam tauhid adalah komponen-komponen utama dalam menjalani istiqamah. Hidup sebagai seorang Muslim yang istiqamah adalah tantangan, tetapi juga merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya. Dengan komitmen dan usaha yang sungguh-sungguh, kita dapat meraih istiqamah yang sejati dan mengalami keberkahan dalam kehidupan ini dan di akhirat kelak. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua. Amin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image