Geopark Ciletuh, Permata Tersembunyi di Sukabumi
Wisata | 2023-10-21 14:10:37Tahun 2018 menjadi momen bersejarah bagi Geopark Ciletuh di Sukabumi saat UNESCO Global Geopark memberikan pengakuan istimewa pada kawasan ini, menjadikannya salah satu dari sedikit geopark di seluruh dunia yang diakui dalam jaringan UNESCO. Kehebatan Geopark Ciletuh ini menjadi sorotan, dan mari kita eksplorasi mengapa kawasan ini begitu istimewa.
Pengenalan Geopark
Sebelum kita merenungkan pesona Geopark Ciletuh, penting bagi kita untuk memahami apa itu sebenarnya geopark. Geopark adalah wilayah yang memiliki keunikan geologi, termasuk batuan, sumber daya mineral, dan ciri-ciri geologi lainnya. Fungsi utama geopark adalah untuk melestarikan dan merawat warisan geologi ini sambil mempromosikan pendidikan, pelestarian alam, dan pariwisata berkelanjutan. Dalam kawasan geopark, unsur geologi, ekologi, budaya, dan sejarah saling terkait, menciptakan pengalaman yang bermanfaat bagi masyarakat setempat dan para wisatawan.
UNESCO Global Geopark adalah gelar yang diberikan oleh UNESCO kepada wilayah yang memiliki nilai geologi, ekologi, dan budaya istimewa serta mempromosikan pelestarian dan pendidikan. UNESCO sebagai organisasi internasional mengambil peran penting dalam melindungi warisan geologi, lingkungan, dan budaya, sambil mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
Ciletuh, Permata di Selatan Sukabumi
Indonesia memiliki lebih dari 30 geopark yang tersebar di seluruh negara, tetapi hanya tiga di antaranya yang mendapatkan status global dan terdaftar dalam warisan UNESCO. Geopark Ciletuh, dengan luas mencapai 126.100 hektar yang mencakup 8 kecamatan dan 74 desa, adalah salah satunya. Semua ini terletak di wilayah selatan Sukabumi, yang juga dikenal dengan sebutan daerah Pajampangan.
Salah satu daya tarik utama Geopark Ciletuh adalah kehadiran batuan purba yang terbentuk melalui proses sedimentasi fosil dan patahan bumi selama puluhan juta tahun. Nama "Ciletuh" sendiri merujuk pada sungai di daerah ini, berasal dari kata "Cik" yang berarti air dan "letuh" yang berarti keruh. Ini merupakan gambaran yang akurat karena sungai Ciletuh terkenal dengan airnya yang jernih namun keruh akibat endapan batuan purba.
Geopark, yang berasal dari gabungan kata "Geo" yang berarti batu dan "frag" yang berarti taman, membawa arti "taman batuan bumi yang telah terbentuk selama puluhan juta tahun dari dasar laut hingga permukaan."
Jejak Sejarah Ciletuh
Kecantikan alam Geopark Ciletuh telah diakui sejak zaman penjajahan Belanda. Pada tahun 1709, seorang administrator Belanda tiba di Pantai Ciletuh selama misi perdagangan dan menemukan bebatuan kristal kuno. Selama masa penjajahan Belanda, Pantai Ciletuh dan Pantai Pelabuhan Ratu, yang terletak di selatan Sukabumi, menjadi tujuan wisata populer.
Pantai Ujung Genteng, yang terletak di dekat Ciletuh, baru dibangun pada akhir tahun 1930-an. Ciletuh pada waktu itu masih dikelilingi hutan belantara, dan akses ke kawasan ini hanya bisa dilakukan melalui jalur laut. Pada tahun 1890 hingga 1923, kapal uap melayani perjalanan laut antara Pelabuhan Ratu dan Ciletuh. Namun, seiring berjalannya waktu, Belanda mulai membuka perkebunan di sekitar Ciletuh, membuka jalan bagi kunjungan lebih banyak orang.
Charles Edgardo Parent, seorang penulis Belanda terkenal, juga terpesona oleh keindahan alam Ciletuh dan mendirikan penggilingan padi di kawasan tersebut. Hal ini meningkatkan popularitas Ciletuh sebagai tujuan menarik dalam pemerintahan Belanda. Bahkan, pernah ada rencana untuk membangun jalur kereta api yang menghubungkan Ciletuh dengan Bandung, meskipun rencana ini tidak pernah terealisasi sepenuhnya.
Keajaiban Wisata Geopark Ciletuh
Geopark Ciletuh menawarkan pemandangan yang menakjubkan, termasuk gunung, air terjun, sawah, ladang, dan aliran sungai yang mengalir ke laut. Saat ini, Geopark Ciletuh telah berkembang dan terintegrasi dengan kawasan wisata Pantai Pelabuhan Ratu. Para wisatawan yang datang memiliki banyak pilihan akomodasi, mulai dari hotel di Pelabuhan Ratu hingga homestay di kawasan inti yang dikenal sebagai Geo Homestay oleh masyarakat setempat.
Selain pesona alamnya, Geopark Ciletuh juga memiliki warisan budaya yang berharga, seperti batik pakidulan. Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, menjadi pusat kerajinan batik ini. Batik yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar Geopark Ciletuh memiliki tiga motif khas, yaitu motif Curug (air terjun), motif Panenjoan (dataran tinggi), dan motif Kunjungan (pulau-pulau kecil dengan pemandangan batuan geologi Jampang purba yang berusia lebih dari 65 juta tahun di kawasan Geopark Ciletuh).
Kawasan yang menakjubkan ini adalah perpaduan sempurna antara kekayaan geologi, alam, dan budaya. Dengan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark, Geopark Ciletuh semakin dikenal dan menjadi tujuan wisata yang menarik bagi para pengunjung. Mari jelajahi keajaiban Geopark Ciletuh dan nikmati pesonanya dalam perjalanan Anda.
Sumber : Menggali Eksotisme Geopark Ciletuh yang diakui UNESCO
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.