Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lia Kurniawati

Masalah Persaingan Saudara pada Anak, Tim PKM RSH UNS Teliti Permainan Benthik dapat Mengatasinya

Parenting | Saturday, 21 Oct 2023, 04:45 WIB

Setiap orang tua yang memiliki lebih dari satu anak kerap melihat anak-anaknya berselisih. Fenomena ini tidak bisa dianggap ringan. Mengutip hasil penelitian Lazdia dan Kusuma tahun 2019, hampir 75% anak di Indonesia mengalami persaingan saudara kandung dengan ragam reaksi. Mulai dari tindakan agresif, hingga luapan emosi yang sering terjadi tanpa alasan. Situasi tersebut dapat berpeluang terjadi pada saat anak usia sekolah hingga dewasa.

Timbulnya tindakan anak yang agresif bukanlah tanpa alasan, sebab kebanyakan orang tua membandingkan anak-anak mereka. Hal inilah yang menimbulkan kecemburuan yang tidak semestinya di antara saudara kandung, yang bisa diartikan persaingan. Persoalan persaingan saudara tentu tidak mungkin dihindari namun, dapat diatasi melalui permainan kooperatif untuk anak dan saudaranya. Dikarenakan permainan kooperatif mengakibatkan anak dan saudaranya saling membagi tugas untuk mencapai apa yang ingin diraih.

Terdapat permainan tradisional yang termasuk permainan kooperatif yakni benthik. Permainan ini sudah cukup asing dijumpai pada era sekarang. Lima mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari Adinda Putri Sholikhah, Abadina Ukhtisiwi, dan Anisya Salsabila Ainun Nur Azizah (FPsi 2021), dan Lia Kurniawati (FIB 2020) dengan dosen pembimbing Rini Setyowati, S.Psi., M.Psi., Psikolog melakukan riset mengenai modifikasi permainan benthik yang ternyata dapat menurunkan persaingan antar saudara kandung di Bojonegoro, Jawa Timur. Riset yang dilalukan memadukan sudut pandang psikologi dan budaya dalam upaya menurunkan persaingan saudara pada anak.

Lokasi riset ini dilaksanakan di SDN 1 Sumbrejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pihak SDN 1 Sumbrejo menyatakan senang dapat menjadi bagian riset kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH). “Saya senang dapat melihat permainan benthik lagi, dahulu saya suka bermain benthik juga, tapi namanya pathil lele. Wah kalau sudah main itu seru sekali sama temen-temen. Sekarang memang sudah tidak banyak lagi yang main, bahkan mungkin nggak ada yang tau. Jadi, dengan adanya penelitian ini saya juga jadi ikut bernostalgia dan berharap semoga permainan ini bisa kembali lestari untuk menjadi solusi persaingan antar saudara," Ujar Mohammad Ilham selaku kepala sekolah SDN 1 Sumberjo.

Adinda menyatakan, pemilihan wilayah Bojonegoro dikarenakan memerlukan strategi penanganan guna mengatasi terjadinya persaingan saudara yang berkepanjangan. Tercatat dalam riset terdahulu dari Muarifah dan Fitriana tahun 2019, berdasarkan survei penelitian di Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro 7 dari 10 orang tua menyatakan bahwa anaknya memiliki kecemburuan dengan saudaranya.

Tim peneliti membagikan sebuah buku tata cara permainan benthik untuk anak-anak di SDN Sumberjo. Menurut salah satu anggota bukunya diadopsi langsung dari naskah Jawa tahun 1912. “Permainan benthik merupakan permainan yang sudah lama ada. Permainan benthik merupakan permainan tradisional khas masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah. Diperkirakan permainan ini ada pada tahun 1912 yang tertulis dengan aksara Jawa dalam buku berjudul “Javaansche Kinderspelen'' (berasal dari bahasa Belanda yang artinya Permainan Anak-Anak di Jawa) ditulis oleh Raden Soekardi. Soekardi tidak hanya membahas permainan benthik tetapi juga permainan dakon, gobak sodor, serta ragam permainan anak asal Jawa lainnya,” Imbuh Lia salah satu anggota tim.

Tim peneliti melalukan translasi naskah tersebut yang kemudian dimodifikasi agar mudah dipahami oleh anak-anak. Pemberian buku yang berisi tata cara permainan juga dilakukan yang bertujuan agar anak-anak dapat memainkan permainan benthik lagi walaupun penelitian telah selesai dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa permainan benthik yang dimodifikasi menjanjikan untuk mengatasi persaingan antar saudara.

Dalam permainan benthik diperlukan stik kayu atau bambu, ranting yang ukurannya kecil sekitar 15 cm dinamakan janak dan perlu ranting dengan ukuran besar sepanjang dua kali lipat janak yaitu sepanjang kurang lebih 40 cm dinamakan benthong. Permainan ini terdiri dari dua regu. Masing-masing regu minimal terdiri dari satu orang. Permainan benthik biasanya dimainkan bidang tanah yang cukup luas seperti lapangan serta penangkaran rumah.

“Melalui penelitian tentang benthik, harapannya hal ini dapat membangkitkan kembali permainan tradisional daerah yang mulai tergantikan oleh gawai. Meskipun permainan ini sudah jarang dijumpai, namun permainan tradisional selalu memiliki beragam nilai luhur yang perlu dilestarikan. Hasil penelitan membuktikan benthik dapat mengurangi tingkat kecemburuan dan persaingan anak dengan saudaranya,” ungkap Adinda selaku ketua tim pada wawancara (03/09).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image