Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabiel Fakriyah

Krisis Politik Malaysia (Mahathir Mohammad - Ismail Sabri Yakoob)

Politik | 2022-01-01 22:07:33
Sumber : cnbcindonesia.com

Malaysia mengalami perubahan sejarah politik negeri jiran tersebut. Pasca Pemilu 2018 (PRU 2018) Terjadi sebuah reformasi besar-besaran dengan kalahnya koalisi BN ( Barisan Nasional) dengan koalisi Pakatan Harapan (PH).

BN yang terdiri dari UMNO (United Malayan National Organisation), MCA (Malayan China Association), MIC (Malayan India Congress), dll. PH merupakan koalisi terdiri dari PPBM (Parti Pribumi Bersatu Malaysia), PKR (Parti Keadilan Rakyat), Parti Amanah Negara, dan DAP (Democration Action Party).

Dengan menangnya koalisi PH mengakhiri kekuasaan BN dan UMNO selama 60 tahun di dunia politik Malaysia, serta terpilihnya kembali Mahathir Mohammad menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-7 dan Dr.Wan Azizah Tun Ismail sebagai wakil Perdana Menteri Malaysia.

Mundurnya Mahathir sebagai PM mengejutkan banyak pihak

Dalam janji politiknya Mahathir berjanji akan memberikan jabatan Perdana Menteri kepada Anwar Ibrahim. Anwar merupakan politikus Malaysia yang menjadi ketua oposisi dan juga ahli parlemen Port Dickson. Wan Azizah sendiri juga merupakan istri dari Anwar Ibrahim, dikarenakan sebelum pemilu 2018 Anwar Ibrahim dipenjara karena tuduhan korupsi.

Pada tanggal 24 Februari 2020, secara mengejutkan Mahathir Mohammad mengumumkan pengunduran diri sebagai Perdana Menteri ke-7. Hal ini mengejutkan banyak pihak, dikarenakan Mahathir melakukan pengunduran diri secara spontan. Alasan Mahathir mengundurkan diri karena telah tidak memiliki dukungan dari PPBM yang merupakan partainya sendiri.

Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah melakukan diskusi dan memanggil seluruh anggota parlemen terkait dengan pergantian Mahathir. Koalisi PH menginginkan agar Mahathir kembali menjadi Perdana Menteri, tetapi dari BN dan PAS (Parti Agama Islam Se-Malaysia) menginginkan agar dilakukan pemilu ulang agar dapat memilih PM yang baru. PPBM sendiri akhirnya keluar dari PH dan mendukung Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri. Dengan begitu PH tidak lagi memiliki suara mayoritas dalam parlemen.

Anwar Ibrahim gagal menjadi PM dan Muhyiddin Yassin terpilih menjadi PM

Anwar Ibrahim yang digadang-gadang sebagai pengganti Mahathir Mohammad sebagai PM gagal. Dikarenakan koalisi PH mengalami pengurangan kursi diparlemen, dikarenakan keluarnya PPBM dari PH dan beberapa politikus PKR yang dipecat seperti Azmin Ali, dkk. Anwar Ibrahim sendiri merasa banyak pihak yang tidak menginginkan dia menjadi Perdana Menteri. Hal itu disebabkan Anwar bukan orang Melayu, dan banyak tokoh-tokoh yang menghasut Mahathir agar tidak mengangkat menjadi Perdana Menteri.

Muhyiddin Yassin terpilih sebagai PM yang membentuk koalisi PN (Perikatan Nasional) terdiri dari PPBM, PAS, Parti Progresif Sabah (SAPP), dll. UMNO tidak masuk kedalam koalisi PN tetapi mendukung pengangkatan Muhyiddin Yassin sebagai PM, dan Ismail Sabri Yaakob sebagai wakil Perdana Menteri Muhyiddin. Anwar kembali gagal dalam menjadi PM, meskipun saat itu koalisi PH mencalonkan Anwar Ibrahim. Mahathir sendiri keluar dari PH dan nantinya membentuk partai baru yaitu Parti Pejuang Tanah Air bersama dengan Mukhriz Mahathir dll.

Mahathir menolak pencalonan Anwar sebagai PM dikarenakan Anwar belum siap menjadi PM. Hal itu membuat hubungan antara Mahathir dan Anwar kembali merenggang. Pengamat politik dari Universiti Malaya, Awang Azwan Pawi. Berpendapat Mahathir terjebak pada dunianya sendiri. yaitu, Mahathir merasa tidak ada yang dapat memimpin bangsa selain dirinya. Sejak 1990an Mahathir selalu menghalang-halangi usaha Anwar agar dapat menjadi PM. Awang juga menambahkan bahwa Mahathir takut dengan Anwar dikarenakan lebih mampu daripada dia.

Muhyiddin Yassin memimpin selama 17 bulan

Maka dari itu maka Malaysia dipimpin oleh Muhyiddin Yassin selama 17 bulan. Merupakan masa Jabatan tersingkat dalam pemerintah Malaysia. Pemerintahannya dibarengi dengan masuknya COVID-19 ke Malaysia. Malaysia akhirnya menerapkan lockdown pada Juli 2020. Terjadi pemilu pada negara bagian Sabah membuat kasus yang sudah menurun kembali meningkat. Akhirnya pada Oktober 2020 pembatasan kembali diperketat di Malaysia. Meskipun begitu pada tahun baru dan Januari terjadi kembali pelonggaran dan kasus Covid kembali. Hingga akhirnya PM menerapkan masa darurat dalam memerangi pandemi.

Muhyiddi juga melakukan penawaran konsesi besar kepada pihak oposisi. Dengan melakukan reformasi politik dan juga melakukan pemilu pada 2022. PM juga menawarkan peningkatan 380% dalam alokasi federal sebesar 100.000 Ringgit menjadi 3,8 juta Ringgit untuk anggota parlemen oposisi dan mengangkat Anwar Ibrahim sebagai Menteri Senior. Pada masa Muhyiddin juga mata uang ringgit turun dan menjadi terendah dalam setahun terakhir. Dengan adanya hal tersebut banyak partai yang mencabut dukungan dari Muhyiddin, hingga akhirnya Muhyiddin meletakkan jabatan.

Ismail Sabri Yakoob menjadi PM dan Malaysia kembali dipimpin UMNO

Wakil Presiden UMNO yaitu Ismail Sabri Yakoob menjadi PM menggantikan Muhyiddin. Ismail Sabri diangkat sebagai Perdana Menteri pada Juli 2021. Hal tersebut bertujuan untuk meredakan ketegangan antara UMNO dan Muhyiddin.

Raja Malaysia menginginkan agar krisis politik yang terjadi pada negeri jiran tersebut dapat mereda. Raja berpesan bahwa PM harus menghadapi mosi tidak percaya dari parlemen serta membuktikan dukungan mayoritas pasca pengangkatan. Pada masa Muhyiddin, Ismail Sabri merupakan menteri yang ditugasi untuk membingkai tanggapan Malaysia trhadap pandemi serta mengambil alih pada kasus infeksi virus corona.

Sejak pemilu 2018 Malaysia mengalami kondisi politik berubah-ubah. Kalahnya BN yang telah memerintah Malaysia selama 60 tahun pasca kemerdekaan Malaysia. Meskipun krisis politik Malaysia saat ini dapat dikatakan belum selesai, semoga kedepan terus memiliki titik terang. Ditambah pula dengan adanya bencana banjir yang merendam beberapa negara bagian di Malaysia, salah satunya adalah Selangor sebagai negara bagian dengan penduduk terpadat di Malaysia.

Daftar Pustaka :

https://rm.id/baca-berita/internasional/54300/krisis-politik-malaysia-masih-bersambung-mahathir-kembali-jegal-usaha-anwar-berkuasa/2

https://www.aseanbriefing.com/news/malaysian-prime-minister-resigns-deepening-political-crisis/

https://komahi.uai.ac.id/krisis-politik-berkepanjangan-malaysia-apa-saja-yang-terjadi/

https://newssetup.kontan.co.id/news/ismail-sabri-jadi-perdana-menteri-malaysia-umno-kembali-pegang-kekuasaan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image