Pengaruh Sentimen Media Sosial terhadap Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek
Bisnis | 2023-10-19 21:30:56Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sentimen yang terkandung pada media sosial terhadap pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial merupakan platform bagi investor untuk melakukan interaksi sosial yang mengandung sentimen yang kemudian memunculkan preferensi baru bagi investor dalam mengambil keputusan investasi sehingga mampu mempengaruhi pergerakan saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial Stockbit merupakan media sosial yang mengintegrasikan informasi dalam satu platform ringan, stabil, dan real time. Namun, pengaruh sentimen media sosial terhadap pergerakan harga saham tidak selalu terjadi dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi fundamental ekonomi makro dan kebijakan pemerintah. Selain itu, penggunaan influencer marketing juga dapat mempengaruhi pembentukan harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: Sentimen, Pergerakan Harga Saham, Bursa Efek Indonesia, Influencer Marketing
PENDAHULUAN
Saham merupakan instrumen pasar keuangan yang paling terkenal hingga saat ini. Menurut Pradhypta dkk., 2018, pergerakan dari harga saham dipengaruhi oleh informasi publik, kondisi sosial, kebijakan makroekonomi, kondisi politik dari suatu negara, dan lainnya. Indeks saham merupakan acuan untuk investor saham di pasar modal untuk meninjau pergerakan harga saham serta menentukan saham dari emiten berdasarkan klasifikasi tertentu. Indeks saham merupakan tolak ukur kinerja pasar modal dari suatu negara. Saham yang terdaftar dalam LQ-45 selalu dipantau dan setiap enam bulan akan dilakukan evaluasi penilaian (awal Februari dan Agustus). Jika terdapat saham yang sudah tidak termasuk dalam kriteria yang sesuai, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat kriteria.
Di era modern seperti sekarang ini, penggunaan media sosial erat kaitannya dengan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Media sosial adalah wujud dari perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan banyak manusia memiliki media sosial yang berbagai ragam jenisnya. Dengan berkembangnya media sosial, investor memiliki banyak peluang untuk memperoleh informasi lengkap seperti berita, data keuangan, dan informasi oleh perusahaan ke bursa efek. Platform media sosial dapat diakses dengan mudah oleh investor untuk berbagi informasi, pengalaman, serta tips untuk berinvestasi. Selanjutnya, dapat berkomunikasi dengan investor relations dari perusahaan terbuka yang telah bergabung dalam platform media social tersebut untuk mendapatkan informasi langsung terkait saham perusahaan terkait.
Analisis sentimen atau opinion mining merupakan studi komputasi dalam opini, sentimen, dan emosi yang diungkapkan dalam sebuah teks. Analisis sentimen pada opini dilakukan untuk mengetahui sentimen yang bersifat positif dan sentimen yang bersifat negatif. Sentimen sendiri adalah suatu kata yang mengacu pada pendapat (opini) atau ekspresi yang didasarkan pada pada padangan yang berlebihan terhadap suatu hal.[1]
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Pratiwi dan Rizky Nurul Hidayati menunjukkan bahwa penggunaan influencer marketing dapat mempengaruhi pembentukan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa influencer marketing dapat mempengaruhi pembentukan harga saham di Bursa Efek Indonesia melalui pengaruh yang dimilikinya terhadap persepsi dan keputusan investor.[2]
[1] https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/107080/7369
[2] https://lib.ui.ac.id/detail?id=20447097&lokasi=lokal
LANDASAN TEORI
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Mufidah dan Abdur Rafik menunjukkan bahwa media sosial merupakan platform bagi investor untuk melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial mengandung sentimen yang kemudian memunculkan preferensi baru bagi investor dalam mengambil keputusan investasi sehingga mampu mempengaruhi pergerakan saham. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh sentimen yang terkandung pada media sosial terhadap return saham dan volume perdagangan saham pada Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial Stockbit merupakan media sosial yang mengintegrasikan informasi dalam satu platform ringan, stabil, dan real time. Tidak hanya seputar informasi saham, pada media sosial Stockbit juga terdapat informasi keuangan dari Bursa Efek Indonesia.[1]
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Suci Pradhypta, Iskandar, dan R. C. Tarumingkeng menunjukkan bahwa sentimen negatif belum tentu memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori dan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa sentimen mempengaruhi harga saham yang berarti terdapat hubungan yang cukup kuat antara keduanya. Namun, hal ini mungkin terjadi akibat beberapa faktor seperti kehadiran influencer marketing dalam mempromosikan saham tertentu, kondisi fundamental ekonomi makro, misalnya tingkat inflasi dan suku bunga, masyarakat tidak mudah dipengaruhi oleh isu-isu yang beredar, fluktuasi kurs Rupiah terhadap mata uang asing, masyarakat memiliki kepercayaan yang besar terhadap perusahaan-perusahaan LQ-45, dan kebijakan pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan perseroan.[2]
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Pratiwi dan Rizky Nurul Hidayati menunjukkan bahwa influencer marketing dapat mempengaruhi pembentukan harga saham di Bursa Efek Indonesia melalui pengaruh yang dimilikinya terhadap persepsi dan keputusan investor. Influencer marketing dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap suatu perusahaan atau produk, sehingga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam membeli saham perusahaan tersebut. Selain itu, influencer marketing juga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam mempertahankan atau menjual saham perusahaan tersebut. Pengaruh influencer marketing terhadap pembentukan harga saham dapat terjadi karena adanya efek domino dari keputusan investor yang dipengaruhi oleh influencer marketing.[3]
[1]https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/12166/JURNAL%20NUR%20MUFIDAH_MANAJEMEN_14311262_PDF.pdf?isAllowed=y&sequence=1
[2] https://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/107080/7369
[3] https://lib.ui.ac.id/detail?id=20447097&lokasi=lokal
Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Fauziah dan Rizky Nurul Hidayati menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan efektivitas pengungkapan perusahaan dan dapat menjangkau secara luas terutama di kalangan melenial. Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa media sosial memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi dan menyebarkan informasi, kemudahan berkomentar dan berdiskusi membentuk Wisdom of Crowds, serta informasi yang beragam yang terdapat di media sosial baik dari akun media sosial perusahaan, media sosial perusahaan investasi, dan media sosial analis saham.[1]
[1] https://owner.polgan.ac.id/index.php/owner/article/download/568/375/3683
METODE PENELITIAN
Penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis sentiment. Metode penelitian ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dari media sosial yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dikumpulkan dapat berupa sentimen positif, negatif, atau netral yang terkandung dalam postingan atau komentar di media sosial. Selanjutnya, data tersebut dapat dianalisis menggunakan metode analisis sentimen untuk mengetahui pengaruh sentimen media sosial terhadap pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia.
PEMBAHASAN
Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem serta sarana unruk mempertemukan penawaran jual beli efek. Bursa efek yang berada di Indonesia saat ini dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, terdapat dua bursa efek yang ada di Indonesia, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Namun, pada 1 Desember 2007 BEJ dan BES melakukan pengabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan nama baru Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bursa saham di Indonesia berawal pada pemerintahan Hindia Belanda pada 1912 dengan dibuatnya sebuah bursa saham. Bursa tersebut sempat tutup beberapa kali karena terjadinya perang. Selanjutnya BEJ dibuka kembali di bawah pengawasan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) pada 1977. BEJ sendiri mengalami proses panjang. Pada 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi dengan dibentuknya PT. Bursa Efek Jakarta. Kemudian pada 1995, perdagangan elektronik di BEJ mulai diterapkan. Setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saat-saat krisis, BEJ mencatat rekor tertinggi baru pada awal tahun 2006 setelah mencapai level 1.500 poin berkat adanya sentiment positif dari dilantiknya presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007 BEJ melakukan merger dengan BES dan berganti nama menjadi BEI. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memilki satu pasar modal. Dalam rangka memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI telah menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik.
BEI mempunyai 6 macam Indeks saham yang selalu bergerak setiap harinya, yaitu:
- IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks
- Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap
- Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi
- Indeks Individual, yang merupakan indeks untuk masing- masing saham didasarkan harga dasar
- Jakarta Islamic Index, merupakan indeks perdagangan saham syariah
- Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.[1]
Sentimen media sosial dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap suatu perusahaan atau produk, sehingga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam membeli saham perusahaan tersebut. Selain itu, sentimen media sosial juga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam mempertahankan atau menjual saham perusahaan tersebut. Media sosial Stockbit merupakan media sosial yang mengintegrasikan informasi dalam satu platform ringan, stabil, dan real time. Tidak hanya seputar informasi saham, pada media sosial Stockbit juga terdapat informasi keuangan dari Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi sumber informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Pengaruh sentimen media sosial terhadap pergerakan harga saham tidak selalu terjadi dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi fundamental ekonomi makro dan kebijakan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sentimen media sosial terhadap pergerakan harga saham tidak dapat dijadikan satu-satunya faktor dalam mengambil keputusan investasi. Influencer marketing juga dapat mempengaruhi pembentukan harga saham di Bursa Efek Indonesia melalui pengaruh yang dimilikinya terhadap persepsi dan keputusan investor. Influencer marketing dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap suatu perusahaan atau produk, sehingga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam membeli saham perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Mufidah dan Abdur Rafik menunjukkan bahwa media sosial merupakan platform bagi investor untuk melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial mengandung sentimen yang kemudian memunculkan preferensi baru bagi investor dalam mengambil keputusan investasi sehingga mampu mempengaruhi pergerakan saham.
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sentimen media sosial dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia melalui pengaruh yang dimilikinya terhadap persepsi dan keputusan investor. Namun, pengaruh ini tidak selalu terjadi dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi fundamental ekonomi makro dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan dan investor perlu memperhatikan pengaruh sentimen media sosial dalam mengambil keputusan investasi dan memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menguji pengaruh sentimen media sosial terhadap pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode penelitian yang lebih variatif.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sentimen media sosial dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia melalui pengaruh yang dimilikinya terhadap persepsi dan keputusan investor. Namun, pengaruh ini tidak selalu terjadi dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi fundamental ekonomi makro dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan dan investor perlu memperhatikan pengaruh sentimen media sosial dalam mengambil keputusan investasi dan memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah data dapat diperkaya dari sumber data lainnya seperti Twitter, Youtube, Instagram dan Sosial Media lainnya agar lebih mendapatkan tingkat kepastian yang lebih baik
[1] https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23141/NDg1Mjc=/Analisis-Pengaruh-Makroekonomi-Terhadap-Harga-Saham-Di-Bursa-Efek-Indonesia-abstrak.pdf
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.