Growth Mindset vs Fixed Mindset
Edukasi | 2023-10-19 20:06:42Hai sobat retizen, tau ngga sih otak merupakan salah satu organ yang menarik, lho!
Wah gimana tuh kok bisa menarik?
Ya, salah satunya adalah karena otak mempunyai akses ke seluruh tubuh kita. Bahkan, di dunia kedokteran, munculnya gejala penyakit tertentu dipengaruhi oleh apa yang kita rasakan dan apa yang yang kita pikirkan. So, otak mempunyai pengaruh yang mungkin saja di luar apa yang kita pikirkan.
Dikutip dari buku yang berjudul "Mindset", karya Carol Dweck, apa yang kita pikirkan mendasari apa-apa yang kita kerjakan. Mendasari apa-apa yang terjadi pada kita selanjutnya.
Dalam bukunya tersebut, salah satu poin menarik yang diceritakan adalah tentang Growth Mindset. Apa yang disebut dengan growth mindset?
Growth Mindset adalah cara pikir bagi sebagaian orang yang menganggap setiap risiko adalah tantangan. Setiap hal yang terbayangkan sulit adalah tempat bagi mereka untuk bertumbuh. Ketika diberikan hal yang sulit, mereka diam-diam akan berteriak senang, "Ini adalah tempat untuk kita tumbuh".
Kebalikannya, fixed mindset merupakan cara pikir yang memahami bahwa kita ini sedar lahir sudah mempunyai "batasan" kapasitas diri. Ketika mengerjakan soal-soal sulit yang dirasa di luar batas kepintaran kita atau tidak biasa dilakukan, maka mereka menolaknya. Kalaupun mau mengerjakannya, ya sebisanya. "Percuma ngerjain, toh kemampuan kita nggak bakal bisa sampai di situ", kurang lebih begitulah konsepnya.
Lalu, apakah kemampuan apa pun bisa kita kuasai, atau justru sebaliknya?
Menurut dr. Lara Boyd yang diceritakan di salah satu TEDtalk, otak adalah organ yang dapat berubah-ubah dalam kecepatan yang sangat menakjubkan. Bahkan ketika kita sedang beristirahat dan tidak memikirkan apa-apa, otak sangatkan aktif. Selain itu, salah satu kemampuan yang dapat dialami oleh otak adalah neuroplastisitas atau reorganisasi otak yang dibutuhkan agar kita menguasai skill baru. Dan hal ini tidak dibatasi oleh usia.
Hanya satu kuncinya. Apa itu?
Semakin sering daerah di orak yang berkaitan dengan satu kemampuan tertentu digunakan, maka daerah tersebut akan lebih mudah dan cepat untuk digunakan kembali.
Salah satu dorongan terbaik untuk menyebabkan terjadinya neuroplastisitas ini adalah perilaku. Melakukan kemampuan tersebut secara langsung adalah pemicu neuroplastisitas yang paling baik. Jadi, jika teman-teman ingin jago menulis, maka menulislah. Jika ingin pandai berbahasa Inggris, maka isi hari-hari dengan menggunakan bahasa Inggris.
Lalu, mengapa ada yang bisa lebih cepat mempelajari kemampuan A, ada yang lebih cepat menguasai kemampuan B? Jawabannya adalah dosis latihan yang dibutuhkan oleh setiap orang sangat berbeda dan bervariasi. Jadi setiap orang bisa untuk jago menulis, hanya saja si A lebih cepat mencapai jago menulis daripada si B, namun keduanya bisa menjadi sama-sama jago menulis.
Nah, growth mindet inilah yang melatih kita untuk mempunyai passion mengejar hal-hal di luar dari apa yang bisa kita bayangkan. Membantu mencapai cita-cita yang sebelumnya tidak terasa dekat. Membuka pikiran kita untuk memahami pentingnya konsistensi dalam menempa diri. Membentuk diri kira yang sekarang, yang senantiasa gembira berada di luar zona nyaman.
Ingat, diamonds are really made under pressure.
------------------------
Sumber:
Riandra, Davrina. 2019. Trias Muslimatika: Menjalani Masa Transisi dari Remaja Dewasa Menjadi Istri, Ibu, dan Muslimah Berdaya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.