Saat SMA Al Islam 1 Surakarta Memeluk Palestina dari Kejauhan
Guru Menulis | 2023-10-19 18:21:22Oleh: Galih Pranata (Guru SMA Al Islam 1 Surakarta)
Meski terpisah ribuan mil jaraknya, syekh dari Mesir telah mengajarkan rasa cinta kepada segenap warga sekolah, selayaknya memeluk Palestina dari kejauhan.
Retizen Republika, Solo—Jauh terbentang ribuan mil dari bumi pertiwi, Palestina selayaknya dekat dalam ingatan segenap warga Indonesia. Hubungan mesra bilateral di antara keduanya, sudah terjalin sejak masa awal kemerdekaan Indonesia.
Kemesraan dan hubungan persaudaraan antara Indonesia dengan Palestina tidak terjadi beberapa hari atau beberapa minggu yang lalu. Palestina telah berperan besar dalam keberlangsungan sejarah bangsa Indonesia.
Palestina tercatat sebagai bangsa yang turut mendukung kemerdekaan Indonesia, bahkan sebelum Indonesia merdeka dari Jepang (1944). Sejak saat itu, hubungan Indonesia dengan Palestina menjadi semakin erat dan saling mendukung dalam berbagai aspek.
Bahkan, presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah berujar dalam pidatonya: "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel."
Pada Kamis (19/10), SMA Al Islam 1 Surakarta kedatangan seorang syekh dari Mesir, Muhammad Al Fuli. Tak sendirian, lembaga ACA (Amal Cinta Al-Aqsa) membersamai sang syekh sekaligus berkontribusi secara langsung untuk memberikan bantuan dari Indonesia ke Palestina.
Dari setiap narasi yang diungkap Syeikh Muhammad Al Fuli, Syeikh dari Mesir, mengungkap tentang getirnya nasib Gaza hari ini. Palestina tengah dirundung bencana kemanusiaan secara berangsur-angsur yang meluluhlantakkan mereka dalam kesengsaraan.
Agresi Israel yang mengurung Gaza dan membombardir Palestina, menjadi refleksi segenap warga sekolah yang hadir. Sebuah narasi yang mencekat tenggorokan dan mematahkan hati.
"Palestina hampir habis, karena terus-menerus digempur oleh zionis Israel. Tunjukan kasih kita, berikan bantuan terbaik untuk saudara kita," tutur Syekh Muhammad Al Fuli, menjelaskan kepada segenap siswa dan civitas pendidikan yang hadir di Masjid At-Taqwa, Surakarta—masjid yang berada di lingkungan SMA Al Islam 1 Surakarta.
Sang syekh meneruskan, "pembantaian terhadap bayi, wanita dan orang tak bersalah di Palestina, menjadi bencana yang dihadapi saudara kita di sana."
Lebih dari narasi yang disampaikan, pertunjukan video tentang kehancuran dan upaya penyelamatan para korban bom telah membuat para peserta terlibat haru.
Seperti halnya ada 100 bayi yang ditemukan di jalanan, tanpa diketahui keberadaan orang tuanya, atau bayi berusia dua bulan yang kesulitan bernafas, ada juga anak berusia lima tahun yang gemetar sekujur tubuhnya karena trauma berat yang merusak mentalnya.
Semuanya menjadi pelajaran bermakna hari ini hingga memunculkan simpati segenap siswa dan seluruh warga sekolah untuk dapat 'memeluk Palestina' dari kejauhan.
Tak sedikit yang turut dalam menyumbangkan harta terbaiknya demi membantu kelangsungan kehidupan sipil Palestina dan tempat suci penting lainnya yang perlu dipertahankan, seperti halnya Masjidil Aqsa di kompleks Baytul Maqdis.
Sumbangan yang telah digulirkan selama beberapa hari, hingga terkumpul pundi-pundi untuk membantu Palestina. Donasi mencapai Rp.36.600.000,- telah terkumpul dan disalurkan kepada pihak penyelenggara, lembaga ACA.
Seluruh donatur yang tulus hati memberikan sumbangsihnya, telah diterima dan akan disalurkan langsung oleh pihak penyelenggara (ACA). Satu sumbangsih yang sederhana sebagai wujud yang mengajarkan pembelajaran bermakna untuk memeluk Palestina dari kejauhan.
"Penanaman nilai persaudaraan dan cinta kasih kepada Palestina adalah bekal yang penting untuk ditumbuhkan bagi generasi muda bangsa kita sebagai warisan sejarah bangsa sejak lama," imbuh Erwin Nugroho, Wakil Kepala bagian Kesiswaan di SMA Al Islam 1 Surakarta.
Hal ini tak pelak menjadi pembuktian tumbuhnya solidaritas dan rasa simpatik segenap warga SMA Al Islam 1 Surakarta terhadap Palestina, sebagai bagian terkecil dari besarnya rasa persaudaraan antara bangsa Indonesia kepada segenap warga Palestina.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.