Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dzikra Nadiyyah Rasyidah

Sosialisme Demokratis: Solusi Permasalahan Perekonomian Modern?

Edukasi | Thursday, 19 Oct 2023, 14:32 WIB
https://www.freedomsiana.id/wp-content/uploads/2021/04/sosialisme-adalah.jpeg

Ideologi hadir di berbagai belahan dunia. Ia tumbuh subur dalam peradaban manusia. Kemunculannya tak luput dari kontribusinya terhadap perkembangan pemikiran zaman. Latar belakang dari kelahirannya pun beragam. Ada yang disebabkan oleh kecenderungan untuk mengakui hak-hak individu, hingga dipicu oleh pertentangan terhadap ideologi lain lalu menghasilkan ideologi baru.

Ideologi lahir sebagai representasi dari pemikiran-pemikiran para tokoh terhadap realitas yang dihadapinya. Ideologi mengiringi dan berkembang sesuai dengan sejarah politik di tiap-tiap wilayah yang pastinya memiliki rangkaian sejarah yang berbeda satu sama lain. Perbedaan realitas tersebutlah yang menjadikan satu ideologi memiliki ciri khas dan berlainan, bahkan mungkin bertentangan dari ideologi lainnya. Ideologi berfungsi menjadi alat pemersatu bangsa dalam mengupayakan berjalannya kehidupan kenegaraan yang lebih baik. Pun menjadi penguat seseorang untuk yakin terhadap tujuan tindakannya.

Ideologi sosialisme yang dipopulerkan oleh Karl Marx digadang-gadang selain sebagai tahap pasca-kapitalis, juga menjadi proses dialektika menuju Komunisme. Rasyid (2017) berpendapat bahwa sosialisme beranggapan semua pada dasarnya milik bersama yang mana berangkat dari keyakinan manusia sebagai makhluk sosial memiliki sifat dasar saling gotong royong dan tidak bisa hidup sendirian. Terlepas dari itu, perjuangan kaum sosialis dalam mewujudkan cita-cita ideologinya didasarkan atas semangat solidaritas menghadapi realita penindasan ekonomi kaum borjuis kepada kaum proletar.

Abad ke-19 dan 20 pergolakan muncul akibat perselisihan yang semakin memanas antara kedua kelas. Bersamaan dengan lahirnya sosialisme sebagai simbol pertentangan terhadap sistem kapitalis dan ekonomi liberal yang merajalela saat itu, termasuk di dalamnya upaya-upaya untuk menanggulangi sistem industry yang dinilai menyengsarakan kaum buruh sebagai akibat dari kentalnya paham materialisme dan individualisme.

Sosialisme mempermasalahkan peletakkan individu sebagai pertimbangan dasar dan meyakini bahwa perlu adanya campur tangan pemerintahan/negara dalam sistem ekonomi guna mencapai kesejahteraan bersama. Bahwa sistem ekonomi dan setiap keuntungan yang ada di dalamnya tidak hanya bisa menyejahterakan segelintir kaum pemilik modal saja, tetapi juga harus dapat dirasakan oleh setiap kelas masyarakat karena kaum sosialis melihat keadilan sebagai sebuah hal yang bersifat kolektif, berbeda halnya dengan kaum liberal yang melihat keadilan sebagai milik individu.

Sosialisme demokrasi pada umumnya memiliki pandangan yang sama dengan sosialisme klasik, hanya saja semua visi misi dari ideologinya itu sendiri bisa diperjuangkan dengan cara yang halus, bukan lagi dengan revolusi melainkan demokrasi. Menggabungkan prinsip-prinsip sosialis dalam mengatur sektor ekonomi dengan demokratis untuk mempertahankan kestabilan politik mengartikan bahwa tidak semua hal itu dikuasai dan dimiliki oleh negara.

Meskipun terpusat, sosialisme dalam hal ekonomi masih memberikan kebebasan kepada setiap individu yang tentunya dengan intervensi pemerintah yakni memberikan pengaruh dominan untuk mengatur setiap aspek perekonomian terutama sektor-sektor basis yang menguasai hajat hidup masyarakat. Contohnya di Indonesia seperti listrik yang merupakan sektor vital sehingga dikuasai oleh negara agar distribusinya merata. Bayangkan saja jika berada di dalam wewenang swasta, maka akan terjadi monopoli pasar.

Sedangkan sosialisme dalam politik memiliki ikatan erat dengan demokrasi karena mengedepankan kebebasan berpendapat yang secara tak langsung merepresentasikan kesetaraan individu untuk memiliki hak yang sama yang dijunjung para sosialis. Politik dalam sosialisme sifatnya lebih bebas dengan mengutamakan kepentingan bersama.

Meskipun begitu, selayaknya pemikiran dan ideologi lain, sosialisme demokrasi ini juga memiliki beberapa kritikan dan memang tidak selalu bisa diterapkan di seluruh negara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image